Chapter 14. Jimin

473 81 23
                                    

Author's Note: Halo, Ganto desu. Thank you so much for your support and love for me and for Minu ga Hana. Ganto bersyukur dan berterima kasih banget atas waktu, vote dan komen kalian untuk karya Ganto. Berkat yeorobun Ganto masih bisa nulis sampai sejauh ini. 

Pengen Ganto balasin satu persatu semua komen yg ada tapi Ganto dalam keadaan apa ya, kalo yg ngikutin Ganto di twitter mungkin udah tau kalo Ganto lagi 'not really fine' mentally and physically. Sejak akhir Juli Ganto mutusin untuk break dari sosmed dan membatasi diri berinteraksi dengan orang lain secara online. Simplenya anxiety Ganto lagi 'kambuh' and everything is too much for me. Thats why Ganto lagi ga bisa balasin komen yeorobun pdhl Ganto seneng bgt.

But lately Im trying my best dan udah perlahan-lahan mulai ol lagi, wish me luck ^^

So yeah

Once again thank you so much

Semoga masih menikmati dan berkenan menantikan karya Ganto

Happy Reading

Warning! Typo (s)!

.

.

.

.

.

"Saya rasa bukanlah ide yang bagus untuk menyanggupi permintaan Kimura Jin, Tuan,"Jimin menuangkan teh hijau pada cawan yang kemudian diraih oleh Suga.

Sang Pimpinan Yakuza menegak minuman pahit itu seraya memandangi taman subur yang terawat baik, alam tengah tumbuh berkembang sebelum nanti mereka akan berguguran setelah berganti musim. Rambut hitam Suga disibak oleh angin pertengahan musim panas yang bertiup lembut, kulit pucatnya diterpa cahaya pagi yang masih belum terlalu terik. 

Dia tengah duduk santai di teras kayu sehabis sarapan pagi dan membersihkan diri, "kami hanya akan makan siang dan mengobrol sebentar."

"Dia tidak akan menerima apapun alasan anda."

"Aku tidak akan memberinya alasan apapun. Aku tidak akan memberinya penjelasan apapun."

"Maka pertemuan kalian akan berujung tidak baik, Tuan."

"Aku ingin melihat seberapa kuat anjing setianya. Jika memang seperti yang dikhawatirkan Kazahana maka aku akan berusaha menjadikannya kawan."

"Kimura Jin tidak akan-

"Lets we see Jimin. Pertama kita lihat dulu kebolehannya and next kita cari cara agar dapat merangkulnya."

"Shinryuji Bersaudara sudah lebih dari cukup, Tuan."

"Tidak setelah kita mengibarkan bendera perang kepada Choi Woosik."

Jimin terdiam sebentar, dia tampak menerawang jauh sebelum bergumam pelan, "anda benar-benar ingin mempertahankan Kazahana no Wakashu, Tuan?"

"Dia lebih berharga dari yang kau bayangkan Jimin."

Jimin terdiam lagi namun kali ini dia menunduk sambil meremas jemari, "apa anda mulai menyukainya Tuan?"

Minu ga Hana by GantoKimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang