¹⁸

418 46 11
                                    

" gw udah ketemu Ren, gak berubah, haha masih sama, cuma ya bisa lu tebak, perutnya menunjukkan semuanya "

— Partner —

Dengan keadaan pikiran yang mulai frustasi, Rio tetap berusaha mencari Ren. Segala upaya dia lakukan, mulai dengan menelepon nomor sahabat sahabat nya yang Rio kenal, atau menghubungi keluarga Ren yang Rio tahu. Namun semua terasa sia sia, nyatanya mereka tidak tahu Ren dimana, dan bagaimana kabarnya. Rio mau mati saja rasanya, biar bagaimanapun dia mengkhawatirkan Ren dengan kondisi diri nya tengah mengandung, apalagi yang Ren bawa di tubuhnya bukan hanya satu janin, tapi dua sekaligus.

" akh bangsat ! gak ketemu "

Jace yang kebetulan saat itu sedang menolong Rio mencari Ren juga sama sama merasakan pikiran nya mulai frustasi. Bagaimana tidak? Mereka sudah bergadang selama beberapa malam demi mencari titik terang dari kenyataan yang baru saja mereka ketahui ini. Apakah hanya Jace yang menolong Rio? Tentu saja tidak, sahabat Rio yang lain membantu pencarian ini, meskipun mereka semua belum kunjung menemukan jalan keluar dari masalah ini. Sama sama stress memikirkan jalan keluar nya, meskipun Rio yang paling menonjol karena sedari dulu dia tak bisa menutupi kondisi diri nya bila sedang stress seperti ini.

" Ri, lu udah coba ke rumah orang tua nya ? siapa tau Ren disana "

Perkataan Jace sukses membuat empat orang lain nya di ruangan itu selain Jace melihat ke arahnya, ada benarnya juga kata Jace, kenapa mereka baru terfikirkan hal itu? Apa karena Rio terlalu panik dan tertumpu pada satu hal hingga dia melupakan opsi terakhir yang bisa dia lakukan saat ini. Tanpa ba-bi-bu Rio langsung mengambil barang barang nya dan pergi meninggalkan ke empat sahabat nya disana. Sahabatnya memilih membiarkan Rio pergi, mau di susul pun, Rio pasti akan memilih pergi menyelesaikan urusan nya.

Bersyukur Rio, karena meskipun diri nya belum pernah ke tempat tinggal orang tua nya Ren, setidak nya Ren pernah memberitahukan Rio dimana lokasi rumah orang tua nya itu. Rio langsung melajukan mobil nya ke arah jalan penghubung kota nya dengan kota orang tua Ren yang kebetulan berbeda kota dengan nya. Tanpa mempersiapkan apapun, Rio langsung pergi dengan perasaan tak karuan, semoga saja dia berhasil menemukan Ren.

— Partner —

Rio langsung keluar dari mobilnya begitu dia sampai di tujuan nya. Memperhatikan rumah besar yang seperti nya sudah lama tak di huni siapapun. Bahkan nampak sekali banyak dedaunan yang berguguran di halaman rumah itu, apa benar Ren ada disana? Jika Ren tinggal disana, mana mungkin rumah ini tidak terurus bukan? Dengan perasaan ragu, Rio memberanikan diri untuk mendekati rumah itu, menekan bel nya, berharap seseorang membukakan pintunya, dan orang itu adalah Ren.























" Ri jangan pergi "

" aku disini, jangan takut "

" Rio sakit banget.. aku takut "

























" hah.. Ya Tuhan.. "
Rio langsung terbangun dan lantas melirik ke belakang, bisa bisa nya dia ketiduran di depan rumah orang seperti ini, memalukan.

Tanpa Rio sadari, ternyata matahari sudah pulang ke ufuk nya, menyisakan bulan dan bintang bintang yang kini menampakkan dirinya. Rio memperhatikan kembali rumah itu, bahkan saat sudah malam hari sekalipun, tak ada yang berniat membukakan pintu itu untuk nya. Padahal sedari tadi Rio menunggu di depan rumah itu, sampai sampai dia tertidur disana. Seperti nya rumah ini memang sudah tidak di huni, sudah malam sekalipun tidak ada satu pun lampu dirumah itu yang menyala, jelas itu membuat rumah tersebut terlihat mengerikan.

Partner [ END ]Where stories live. Discover now