ARIANA GHAZZ MAHESSA

322 68 278
                                    

halo haii

Selamat membaca ceritaku, semoga kalian suka<3
VOTE SAMA KOMEN JUGA YAWWW MAKASII

"AKU yakin tujuan sesungguhnya dari perpisahan adalah untuk berjumpa kembali. Begitupun kamu harus percaya cerita kita sempurna seperti dalam novel bergenre romansa ala-ala anak remaja."

-JAYGHAZZ-

Jakarta, 17 Mei.

"Gue gak suka sama lo! Gaya hidup lo! Muka lo! Senyum lo! Selera musik lo! Makanan kesukaan lo! Gue jijik gue jijik lihat muka lo! Gue sebenci itu sama lo sekarang! Gak usah sok baik gue gak suka! Hati gue udah gak bisa ngasih kesempatan lagi! Lo ... Cowok brengsek yang pernah gue temui!"

Muak. Satu kata mewakili perasaan Ariana sekarang.

Bayangkan saja pertemuannya di sebuah restoran seafood paling terkenal se-pusat kota, yang awalnya hanya mampir untuk sekedar me time berkedok makan-makan. Ariana justru dikejutkan oleh rencana semesta; memertemukannya Askara, kekasih setahun-nya sedang berkencan bersama gadis asing bermuka oriental keturunan Chinese.

"Gak ada kata maaf untuk perselingkuhan, brengsek," katanya mendahului seolah tahu kalimat permintaan maaf akan terucap dari Aksara.

Nyatanya Aksara hanya tersenyum tanpa dosa seakan-akan berselingkuh bukanlah sebuah kesalahan.

Sadar jadi pusat perhatian atas umpatan cacian menyebut selingkuhan Aksara sebagai jalang jalanan, emosi kemarahan Ariana tak bisa ditahan lagi sewaktu Aksara membela selingkuhannya di depan umum. Ck, cowok gak tahu diri.

"Jadi ini cewek yang bikin lo ninggalin gue?" Ariana tersenyum kecut. "Kok jelek banget, masih cantikkan gue. Lain kali kalo nyari selingkuhan yang berkelas dikit atuh minimal satu tingkat di atas gue, ini mah bikin insecure enggak malah bikin istighfar terus."

"Jaga ucapan lo Ar." kata Aksara penuh penekanan, lalu beralih menatap Kanya sekilas sebelum mendaratkan sebuah kecupan di kening yang dibalas dengan pelukan hangat oleh kekasih kedua-nya.

Hati Arina bagai dibakar bara api yang menyala-nyala. Sakitnya terasa menyesakkan berpadu dengan rasa malu plus menyesal. Bisa-bisanya dia berpacaran dengan lelaki modelan seperti Aksara. Memang, penyesalan selalu datang di akhir cerita, huh.

Oh ayolah, Ariana bukan patung yang akan diam saja melihat adegan percintaan orang lain. Terlebih melihat lelaki yang pernah dicintainya bermesraan dengan wanita lain. Cemburu sih enggak, ilfil yang ada.

Katanya, mereka sudah menjalin hubungan seminggu terakhir ini. Dan Ariana baru tahu sekarang. Membagongkan bukan?

"Lo mending pulang aja, jangan gangguin gue lagi nge-date, Ar." ujar Aksara santai, dia duduk dan kembali memakan steak, saking santainya dia hendak menyuapi Ariana kalau tidak Kanya cegah.

"Lo benar-benar cowok paling menjijikkan di dunia-"

"Pulang by. Gue pesan taksi buat lo ya."

"Gue bawa mobil sendiri."

"Oh, yaudah kalau mau di sini atau lo mau ikut makan bertiga-eh lo mau lihat gue sama Kanya pacaran gitu?"

"ANJING YA LO!" Ariana menginjak satu kaki Aksara di bawah meja, meski terbungkus sepatu Ariana tidak main-main melakukannya.

Semakin kesini Aksara semakin tidak bisa menahan amarahnya. Dia menggebrak meja. Binar yang selalu ditunjukkan dengan tatapan teduh, kini lain. Ada kilatan emosi didalamnya, rahang Aksara mengeras, Ariana tersenyum menanggapinya.

"Kelakuan asli lo kelihatan juga sekarang."

"Asal lo tahu, Ar. Dia punya sesuatu istimewa yang lo gak punya." Aksara berbisik, pelan menusuk, bekasnya akan selalu ada. "Fay sempurna buat gue sedangkan lo gak pernah berguna di kehidupan gue, dandan gak bisa! Masak gak becus! Bikin gue bahagia gak-"

"Lo juga gak pernah bikin gue bahagia, Sa. Gue cuma pura-pura suka sama lo, gue lagi gabut dan lo nembak gue di depan teman-teman lo, karena gue orangnya gak enakan, jadi gue terima lo karena kasian." penjelasan darinya membuat Aksara membatu. "Sejak saat itu gue manfaatin otak lo aja si, btw makasi contekan sama tugas gue yang udah lo kerjain. Gak merasa direpotkan Aksara?"

Keributan makin menjadi-jadi kala Fay menjambak Ariana tidak memedulikan tatapan dari sekitarnya. "Biarin Aksara sama gue deh, gue bisa ngurus Aksara kok. Gue sama Aksa udah punya planning kedepannya, jadi mulai detik ini lo lupain Aksara demi gue, Kanya Fay Azzurri."

"Silahkan ambil, lo kan hobi banget mungut barang bekas dan cowok tukang selingkuh bukan tipe cowok gue lagi," balasnya tenang sambil melepaskan jambakan dari Kanya.

Suhu dalam ruangan bagai diselimuti awan panas, hening beberapa saat, pengunjung berlalu lalang ikut berhenti hanya untuk menonton. Satu tamparan lolos meninggalkan bekas kemerahan, Ariana membeku dunianya seakan berhenti berputar. "Saa...?"

"Bagus banget sayang, cewek kayak dia harus digituin biar ga berani lagi menghancurkan hubungan kita." Kanya tersenyum meremehkan dan menyilangkan tangan melihat adegan Ariana ditampar oleh kekasihnya, Aksara.

Aksara membalas senyum Kanya. "Lo emang pantas dapatin itu, Ar. Bahkan seharusnya lo dikasih pelajaran yang setimpal sama perbuatan lo!" Aksara membentaknya, "lo hadir di hidup gue cuma bikin masalah, lo pembawa sial, lo cewek murahan, habis berapa duit bokap gue buat bayar lo semalam hah? jalang pembawa sial lo!"

"JAGA UCAPAN LO BRENGSEK!" teriaknya murka, tak terima dituduh-tuduh hal gak jelas yang gak pernah Ariana lakukan. "dasar manusia playing victim," decaknya kemudian.

Jika diberi dua pilihan antara menampar balik Aksara dan menerima tamparan kedua kalinya, Ariana lebih memilih opsi kedua. Hhh, Ariana ingin ceritanya bersama Aksara berakhir dengan moment tamparan, mungkin, akan menjadi sebuah epilog yang mengesankan untuk seorang Ariana Ghazz Mahessa.

"Kenapa diam hah?" tanya Ariana menantang. "tampar lagi dong, bikin ulat peliharaan lo puas!"

"Lo bilang apa-"

"Selingkuhan lo kayak ulat bikin gatal ish, maaf ya Sa. Tapi yang gue bilang ini fakta. Buktinya lo mau-mau nge-garukin dia yang kegatalan gitu, kasian gue."

"Yang satu gatal yang satu minta digaruk. Dua-duanya gak punya malu, tuh." Sorak mbak-mbak yang kelihatannya anak kuliahan, berambut keriting.

Yang lain menyetujui, entah suara siapa. "Mending putusin aja, laki kayak gitu mah. Penyakit selingkuhnya gak akan sembuh-sembuh, gue pernah ngalamin soalnya."

"Masnya gak ganteng-ganteng amat tapi berani ninggalin si kakak ini yang spek bidadari." Ini kalimat keluar dari lelaki berjas, tampang-tampang pengusaha muda.

Ariana mendengus. Tidak mau semakin memperburuk citra Restoran yang dibangun enam tahun lalu oleh Ayahnya, segera mengakhiri drama memuakkan dengan memberi senyuman tipis pada Kanya sebagai tanda perdamaian.

"Mulai detik ini gue gak mau ngelihat muka jelek lo dan selingkuhan lo di tempat ini, gue persilakan keluar!" perintahnya sambil menunjuk arah pintu yang menghubungkan jalan menuju parkiran.

"Dengar Ar. Sampai kapanpun gue gak akan pernah lepasin lo. Sejauh manapun gue pergi, gue akan tetap balik lagi." Kalimat yang Aksara lontarkan mendapatkan ejekan dari pengunjung yang lain. "Jangan dengerin mereka please, gue gak mau putus sama lo dan gak akan pernah memutuskan hubungan sama lo, ingat itu."

Dasar cowok sinting, membuang napas perlahan. Kala posisi kakinya sejajar dengan Aksara, Ariana mengacungkan jari tengah tepat di depan mata Aksara lalu berbisik, "Lo gak malu kan selingkuh di restoran milik bokap dari mantan lo kesayangan lo Aksara Narendra?"

Damn it, Askara menutup muka menahan malu.

PRABU : THE CRUEL BOYWhere stories live. Discover now