34. Trying to Breathe

8.4K 1.6K 265
                                    

Dini hari itu, ruang rawat inap milik Chaeyoung dipenuhi oleh perasaan cemas. Sejak satu jam lalu, Chaeyoung tak berhenti muntah. Bahkan terkadang cairan keruh yang keluar diikuti dengan gumpalan darah.

"Huekk~"

Chaeyoung lemas bukan main. Merasa rasa mualnya sudah tak sehebat tadi, dia bersandar pada dada sang ayah. Membiarkan Hanna membuang hasil muntahannya yang cukup banyak.

Seonho hanya bisa memeluk lembut tubuh ringkih sang anak. Dia tak bisa melalukan apa pun untuk meredakan penderitaan Chaeyoung.

"Tidur, hm?"

Melihat sang anak yang mengangguk lemah, Seonho mulai membaringkan tubuh Chaeyoung yang beberapa kali sedikit tersentak karena napas sesaknya.

Tengan kekar milik ayah empat anak itu terus saja mengusap kepala Chaeyoung. Berusaha memberikan kenyamanan. Namun tampaknya Chaeyoung tak terlalu fokus dengan kehangatan yang diberikan sang ayah.

Dada gadis itu beberapa kali tertarik dengan kasar. Menandakan rasa sesaknya kini mulai semakij menjadi. Bahkan mulut gadis itu terus saja terbuka untuk menghirup oksigen lebih karena nasal canula tak cukup membantu.

Merasa cemas dengan kondisi sang anak, Seonho menekan tombol yang ada di dekat renjang Chaeyoung. Bersamaan dengan itu, dada Chaeyoung membusung sembari menarik napas susah payah.

"Hahhh~"

Sejak hari dimana jantung Chaeyoung sempat berdetak, kondisi gadis itu terus menurun. Komplikasi yang dihasilkan dari Sirosis Hati seakan menguasai dia seutuhnya.

"Hey, Nak. Tenang, hm?"

Chaeyoung ingin mengatakan pada sang ayah, bahwa rasanya sungguh sesak. Tapi suaranya sama sekali tak bisa muncul.

"Chaeyoung kenapa?" Hanna muncul dengan raut panik.

Setelah itu, beberapa perrawat dan Dokter Oh datang. Mereka meriksa tubuh Chaeyoung dan memberikan beberapa obat melalui selang infus.

"Tuan, aku ingin meminta persetujuanmu. Efusi peluranya semakin parah. Bisakah aku memasang selang ventilator untuk putrimu?"

Tangan Seonho mengepal erat mendengar itu.
"Lakukan apa pun yang terbaik untuk Chaeyoung."

Dia tidak bisa melakukan apa pun selain menerima saran dari Dokter Hong. Walaupun hal itu semakin menyiksa putrinya. Karena Efusi Pleura yang kini menyiksa Chaeyoung, tak akan hilang jika Sirosis Hati itu tak pergi.

..........

Hari-hari Lisa belakangan ini selalu diisi dengan kegiatan yang cukup aneh. Dia jarang sekali datang ke rumah sakit setelah berbincang dengan Seulgi.

Tentu ucapan Seulgi lah yang membuatnya seperti itu. Dia mencoba mencernanya, dan juga... Mencoba mempraktekannya?

Dulu, sebelum bertemu ayah dan kedua kakaknya yang lain kehidupan Lisa dan Chaeyoung cukup sulit. Hingga mereka tak bisa menikmati apa yang remaja lain nikmati.

Seperti berbelanja di dalam pusat perbelanjaan mewah, makan di salah satu restaurant mahal, membeli hal-hal yang percuma, atau menonton film di sebuah bioskop.

"Lisa, jika besar nanti Unnie akan mencari uang yang banyak. Kita akan makan makanan enak, membeli baju mahal, juga menonton film di bioskop. Unnie janji akan melakukan itu bersamamu."

Lisa menyeruput minuman yang digenggamnya ketika kembali mengingat kalimat manis dari Chaeyoung saat mereka masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah pertama.

Puzzle Piece ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα