Om Aron

1.7K 33 3
                                    

Kalian semua tau hal yang sangat aku benci? Ya. Kerja bakti dan berkumpul bersama orang-orang. Kerja bakti itu sangat melelahkan dan menguras tenaga. Belum lagi harus berinteraksi dengan orang-orang yang tidak sefrekuensi denganku. Malas sekali.

"Le, besok ada kerja bakti di rumah pakde,kamu bantu ya!" kata simbok dari dapur.

"Iya, mbok. Pasti aku bakalan bantu to. Mosok yo endak bantu sama pakdenya sendiri." jawabku pada simbok berbohong karena sejujurnya aku sangat malas sekali untuk kerja bakti.

Keesokan harinya kerja bakti pun dimulai. Aku sebenarnya sangat malas untuk berangkat dan membantu. Tapi bagaimana lagi, kalau tidak berangkat pasti simbok bakal ngomel-ngomel gajelas sama aku.

Namun, kemalasanku seketika hilang saat melihat ada Om Aron disana. Ya. Dia merupakan orang yang sangat aku kagumi. Dia merupakan duda anak 3 yang tinggal beberapa rumah denganku. Aku menyukainya karena dia adalah orang yang gagah. Otot-ototnya terbentuk sangat sexy hasil dari nguli yang ia lakukan setiap hari.

"Piye kabare, Ka? Kok lama aku ndak lihat kamu to?" ucap Om Aron kepadaku. Jantungku berdegup kencang sekali. Aku tidak menyangka dia akan menyapaku.

"Nggih e, Om. Dari kemarin aku ada acara di sekolah selama 3 hari. Jadi tidak pulang ke rumah. Hehehe." jawabku dengan nada agak gugup.

"Owalah. Mulakno ndak kelihatan. Yowes tak naik dulu yo." timpal Om Aron kepadaku. Kemudian ia naik ke atas genteng untung mencopotnya. Sementara aku dibawah bersama yang lain.

Rumah Pakdeku akan dirombak karena beberapa bagian usuk dan rengnya banyak yang sudah lapuk. Saat kerja bakti, aku tidak berhenti memandang Om Aron yang gagah dari bawah. Dia sangat sexy sekali.

"Wes, sekarang podo leren dulu. Makan dan minum sini!" ucap Budheku sambil membawa beberapa makanan serta minuman.

Semua orang berhenti melakukan pekerjaan dan istirahat sejenak sambil memakan makanan dan minum. Disitu aku salfok dengan Om Aron yang melepas bajunya sehingga aku bisa melihat jelas otot-otot perut Om Aron yang kotak-kotak. Sungguh indah sekali. Andai aku bisa mendapatkannya.

Om Aron mendekatiku sambil membawa lember yang dia ambil. "Makan ka, kok diam wae to koe ki daritadi," ucap Om Aron kepadaku.

"Hehehe. Ndak laper om. Masih kenyang sarapan tadi pagi." jawabku dengan asal kepada Om Aron.

"Lho, ini cuman snack gini og, ndak bakalan jadi kekenyangan pasti. Apa mau Om suapin?" ucap Om Aron kepadaku yang membuat aku jadi deg-degan.

"Eh, ndak usah om. Aku bisa ambil makan sendiri kok." tolakku kepada Om Aron padahal aku sangat ingin. Kapan lagi bisa disuap sama Om Aron yang aku suka ini.

"Yowes, diambil to sekarang. Ben kuat tenagane buat kerja bakti lagi." balas Om Aron kepadaku yang kubalas kembali dengan mengacungkan jempol.

Kerja bakti selesai dan semua pulang ke rumah masing-masing. Saat aku hendak pulang ke rumah, Om Aron menghalangiku. "Ka, tolong om buat bawa ini bisa ndak?" suruh Om Aron kepadaku untuk membawakan linggis dan beberapa barang miliknya. Dia tidak bisa membawanya sendiri karena membawa jendela bekas dari rumah pakdhe.

Aku kemudian membawakan linggis dan beberapa peralatan lain milik Om Aron. Kemudian mengantarkannya sampai ke rumahnya.

"Makasih lho Ka sudah bawain ini semua." ucap Om Aron "Ndak mau mampir dulu po? Kamu lak jarang-jarang to main ke rumah Om"

"Ndak Om, mau terusan saja, takut mengganggu istirahat Om nanti." balasku kepada Om Aron.

"Lho, ndak ngganggu kok, malah seneng ada yang main. Om ki kesepian e. Sudah ndak punya istri, mana anak" om jarang pulang sekarang. Sibuk kuliah dan kerja." ucap Om Aron kepadaku.

"Owalah, lha kok ndak cari istri baru saja Om? Kan jadi ndak sepi nanti, ada yang mengurusi." timpalku kepada Om Aron.

"Ndak ah, gamau Om. Cuman kuli begini sekarang mana ada yang mau." ucap Om Aron sambil melepaskan baju yang ia kenakan.

"Lho, pasti ada yang mau lah Om, meskipun om hanya seorang kuli, tapi om gagah sekali. Lagipula, apa om ndak kepengen ngelakuin anu. Xixixi" ucapku kepada Om Aron.

"Heh, kamu ini anak kecil kok sudah tau begituan. Saru. Ndak baik tau." balas Om Aron kepadaku.

"Realistis aja, Om. Gimana klo sange??? Pasti cuman coli to? Ndak seenak kenthu to pasti?" jawabku.

"Kamu ini mbok jangan gitu to. Jadi sange beneran kan om sekarang. Kalo gini siapa yang mau tanggung jawab hayoo???" ucap Om Aron kepadaku.

Tiba-tiba Om Aron mendekatiku. Dia membimbing tanganku ke selangkangannya. "Tolong kocokin yo le, kamu udah mbuat om sange, kamu harus tanggung jawab sekarang. Jangan nolak, kalo nolak habis kamu." ucap Om Aron kepadaku. Aku sangat senang. Namun, disisi lain aku takut karena ini pertama kalinya aku melakukan hal ini.

"Buka mulutmu, le." ucap Om Aron sambil melepaskan celananya dan mengarahkan kontolnya kemulutku.

"Ndak mau om, jangan om, aku ndak mau. Tak pulang dulu om" ucapku kepada Om Aron dengan memberontak dan berusaha untuk melarikan diri. Namun, usahaku gagal. Tenaga Om Aron sangat kuat. Aku tidak bisa lepas dari cerngramannya.

"Cepet, kulum kontolku, atau milih habis kamu sama om?" paksa Om Aron sambil memasukkan kontolnya kedalam mulutku.

Aku mengulum kontol Om Aron yang sangat besar. Ukurannya sekitar 20cm. Kontol Om Aron keras sekali dan berurat.

"Ahhhh.... Enak lee.... Terus le... Terus" erangan Om Aron karena kontolnya aku kulum dan aku hisap.

"Ahh, pinter koe kaa, terus kaa... ahh... ahhh.. ahhh... ahh..."

Om Aron menarik tubuhku keatas. Dia melumat bibirku dengan ganas sambil meremas bokongku.

"Ahhh... enak banget leee"

"Jangan, om, jangann, aku takut om, aku gamau." ucapku kepada Om Aron karena dia berusaha melepas celana dan baju yang kupakai.

"Wes meneng kamu ki, ndak bakalan sakit,pelan pelan kok om mainnya." ucap Om Aron. Aku hanya bisa pasrah. Tidak punya tenaga untuk melawannya.

Om Aron berhasil menelanjangiku. Sekarang kita berdua sudah sama-sama telanjang tanpa sehelai benang pun. Om Aron menggendongku dan membawaku ke dalam kamar miliknya. Direbahkannya tubuhku diatas kasur miliknya.

"Kalau bisa tusbol, kenapa harus cari memek yang bisa hamil." ucap Om Aron kepadaku sambil tertawa kejam.

Om Aron menjilat boolku. Kemudian ia bersiap untuk memasukkan kontolnya ke dalam boolku. "Tahan ya sayang, ini bakal sakit, tp setelahe ndak kok, bakalan enak lee"

Bless... Kontol jumbo Om Aron berhasil masuk ke dalam boolku. Rasanya sakit sekali. Ini adalah pertama kalinya boolku kemasukan benda yang sangat besar. Om Aron memajumundurkan badannya.

"Ahhh ahhh ahhhh ahhh ahhh ahhh Enak banget leee" ucap Om Aron

"Sakit omm, perih"

"Tahan yo le, bariki enak kok"

Lama kelamaan rasa sakit yang kurasakan berubah menjadi kenikmanatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

"Ahh... rapet banget bool mu lee. Ahhh ahhh enak banget"

"Ahhh ahhh ahhh ahhh kkokk enak om, terus omm, ahhh ahhhhh ahhh" ucapku kepada Om Aron keenakan.

Om Aron menggenjot pantatku sambil melumat bibirku dengan penuh kasih sayang.

"Ahhh ahhh terus omm ahh ahhh"

"Tahan ya lee, omm mauuu crott, ahh bentar lagi crottt"

"Ahhh, crot dimana lee? Om ndak kuatt ahhh ahhh ahhh ahhh fuck yeah ahhh ahhh"

Om Aron mencapai titik klimaksnya. Ia mencabut kontolnya dari boolku dan mengocoknya diatas perutku. Dan crot... crottt. Om Aron menyemburkan pejuhnya yang sangat segar diatas perutku. Kemudian ia memelukku dengan hangat
"Nuwun ya le"

Terima kasih telah membaca
Support terus author dengan follow, vote dan comment agar author makin semangat untuk update
Thank youu ^o^

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KakaWhere stories live. Discover now