"Telen dulu!" Ucap Abel melihat kelakuan Zea.

"Cobain deh dijamin enak pol!" Lanjut Abel pada Caca. Caca mencoba dengan ragu

"Wah enak ya!" Ucap Caca setelahnya, mereka berdua hanya mengangguk membenarkan,

"Terus ini namanya apa?" Tanya Caca lagi saat melihat banyaknya aneka macam makanan yang di gulung.

"Lo gak tau apa ini tuh namanya telur gulung, yang ini bihun gulung, ini sosis telur, itu bakso bakar yang itu es kocok terus ada tukang seblak juga nah yang itu—"

"Pokoknya jajanan kaki lima, ramah di kantong dan enak di perut." Potong Abel cepat sebelum mendengar ucapan panjang lebar Zea.

Zea mendengus, "Lo gak pernah jajan ginian apa." Celetuk Zea sambil memakan bihun gulungnya.

Caca menggeleng, "Aku gak pernah di bolehin jajan di pinggir jalan." Ucap Caca polos.

"Lah terus yang lo makan sekarang beli di restoran gitu?" Ucap Zea sambil menatap tangan Caca yang sudah penuh jajanan.

"Iya juga ya." Ucap Caca binggung. Setelah mencoba banyaknya makanan dan minuman dengan di selingi obrolan, mereka kini berjalan menuju Majlis karena sudah mau waktunya Asar.

oOo

"Hai nama aku bianca biasa di panggil caca, aku calon tunangannya Dika temen ka Abel." Ucapnya mengenalkan diri.

"Oh kamu tunangannya dika si tukang makan sama bermulut pedas itu?" Tanya Naila polos.

Caca meringis mendengar penuturan Naila lalu mengangguk "iya." Jawabnya.

"Eh afwan, aku keceplosan." Ucap Naila merasa bersalah karena penuturannya.

Caca mengerjap binggung. "Afwan itu apa?." Tanyanya binggung.

Naila ikut mengerjap juga. "Afwan itu kata maaf dalam bahasa arab." Ucap Naila.

Caca mengangguk. "Ooh Ne." Balas Caca.

"Ne itu apa?." Kini Naila bertanya.

"Nee itu kata iya dalam bahasa korea." Naila mengangguk.

"Kalo bahasa arabnya iya apa?." Tanya Caca.

"Bahasa arabnya Na'am." Jawab Naila.

"Na'am." Ucapnya mengiyakan permintaan maaf Naila. Naila tersenyum mendengarnya.

Kini mata Caca tak sengaja menatap Dika yang baru memasuki majlis dengan menenteng jaket di tangannya dan rambutnga masih basah karena air wudhu.

"Kalo bahasa arabnya aku cinta kamu apa?." Tanya Caca tanpa mengalihkan pemandangan langka di hadapannya itu.

Naila mengerinyit binggung lalu menjawab. "Ana uhibukka fillah." Ucapnya tanpa merasa curiga pertanyaan Caca.

"Ana uhibukka fillah." Gumamnya meniru omongan Naila, lalu bertanya sambil mengalihkan pandangannya ke Naila.

"Kalo terimakasih itu apa?." Tanya Caca lagi.

"Syukran." Jawab Naila terus menjawab lantaran sangat senang jika di tanya.

"Ah Na'am, syukran ukhty." Ucapnya tersenyum manis.

Naila tersenyum. "Afwan." Ucapnya.

Caca menatap naila binggung. "Ko Afwan katanya tadi Afwan itu maaf." Ucap Caca polos dengan raut binggung.

Naila menggaruk kepala yang tertutup mukenah itu. "Iya juga ya ko afwan?." Tanyanya ikut binggung dengan raut polos. Mereka yang mendengar obrolan mereka jadi gemas sendiri karena kepolosannya.

"Jadi kalau ada orang yang mengucapkan شُكْرًا (syukran—terima kasih), kita bisa membalas juga dengan mengucapan شُكْرًا atau bisa juga mengucapkan (afwan), عَفْوًا juga yang sering di pakai untuk mengucapkan permintaan maaf dalam Bahasa arab, bisa juga berarti sama-sama atau bisa juga menjadi balasan kepada orang yang mengucapkan terima kasih." Balas Abel menyela yang akan di omongan Caca.

Caca mendengar dan mengangguk paham. "Syukran." Ucapnya mengerti.

Abel terkekeh kecil. "Afwan ukhty."

"Oh iya nama gue Zea sahabatnya Abel." Zea ikut memperkenalkan diri setelahnya.

Mereka mengangguk.

"Aku Naila sahabat Abel juga di pesantren, ini Rosa dan ini Mbak Sekar." Jawab Naila ramah.

Saat Caca ingin bertanya lagi. Suara adzan berkumandang dan suaranya membuat Zea yang di sebelahnya tersentak.

"Gila suaranya merdu banget." Gumamnya masih bisa di dengar oleh Abel.

Abel mendengus namun tak menjawab, dan mendengar suara adzan yang familiar mengalun merdu di telinganya itu.

"Subhanallah calon imam." Gumam Abel tanpa sadar.

"Halu lo." Gumam Zea karena kesal Abel mendengus mendengar gumamnya. Setelah mendengar adzan selesai mereka membaca doa sesudah adzan dan berdiri memperbaiki shaf.

"Eh mau ngapain kan belum komat?." Tanya Zea binggung.

"Sholat sunnah Qobliyyah dulu, yang bener itu Iqamah bukan komat." Jawab Abel merespon ucapan Zea. Zea mengangguk namun tetap duduk manis sambil menatap ke depan.

[Sholat sunnah qabliyah adalah sholat sunnah rawatib yang dilakukan sebelum sholat fardhu.]

Melihat Zea yang tak bangkit menatapnya heran. "Lo gak sholat?." Tanyanya. Zea menggeleng.

"Engga deh gue sholat wajib aja masih belang-beton." Ucap Zea sekenanya.

Abel mengangguk mengerti karena dia pun pernah merasakannya. Abel melihat kesampingnya Caca dengan serius sholat sunnah itu setelah tadi dia mendengar Naila memberitahu niat sholatnya.

Setelah itu dia ikut sholat dan di lanjut sholat asar yang di imami oleh abinya. Setelah berdoa dan mengamini Zea dengan cepat membuka mukenahnya.

Lalu Zea lebih dulu keluar karena tak ingin berdesakan dengan yang lain.

🔹🔹🔹

Bersambung...

I Love Gus Cuek! [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora