sembilan

7.1K 1.7K 148
                                    

hai! weekend waktunya baca kisahnya Mas Bi dan Mbak Gree. nulis cerita mereka tuh gloomy gitu lho, meski belum sampai ke masalah lol. jadi, pelan-pelan nggak pa-pa ya, yang penting masih update. hope u enjoy this part and ... happy weekend yang sudah mau abis! huhuhu



Dulu, patah hati terberat adalah berpisah dari dari si Lelaki Kejam itu.

Seakan duniaku sudah hancur berantakan.

Merasa makin rendah diri karena tak bisa menuruti apa yang dia inginkan. Oh c'mon, dulu, aku mana tahu bagaimana cara membuat wajah bersih dan glowing meski dulu belum semiskin ini.

Ternyata, tak bersamanya, aku masih tetap hidup, ya.

Ya , walaupun hidupnya juga nggak jauh lebih baik.

Maksudku, setelah dewasa, saat ini, patah hati paling besar kusematkan pada ... isi saldo rekening setelah transfer Ibu dan Adhya.

Nope, bukan aku tak ikhlas (well, sometimes memang mengeluh: kenapa harus aku yang jadi anak pertama? Kenapa bukan aku yang dibantu keluarga?). Tetapi, masalahnya, momen kali ini benar-benar menjepitku.

Tepat setelah popup transfer berhasil untuk Ibu membeli rice cooker baru, chat Hera muncul menceritakan kesedihannya.

Ia butuh uang tambahan untuk biaya ayahnya kontrol. Uang sebelumnya terpakai karena abangnya perlu membayar hutang yang sudah jatuh tempo. Terkadang, permasalahan hidup di dunia nyata jauh lebih rumit dari apa yang dijelaskan di film. Karena paling tidak, kalau kamu jadi pemeran utama sebuah cerita rekayasa, kamu sudah disiapkan ending terbaik. Pasangan yang cinta mati, keluarga mertua yang menerima dan siap membantu apa pun.

Fantasi yang indah.

Kalau aku memberikan uang terakhirku yang tak banyak ini, maka aku harus ekstra mengetatkan makananku sampai gajian nanti. Yang normanya aja sudah ketat, gimana ini nanti? Tapi, kalau aku tidak membantu Hera, dia mau meminjam ke siapa lagi?

Dia pun sering sekali membantuku: materi atau pun afeksi.

Okay, Greesa, semakin dipikirkan, akan semakin terasa menyakitkan.

Langsung kirim uang ini ke Hera, dan jalani harimu seperti biasa. Paksa untuk menjadi seperti biasa.

Done.

Senyumku tak dapat kucegah begitu membaca chat Hera yang merasa sangat terbantu. Paling tidak, aku sedang berusaha agar temanku tidak kehilangan ayahnya.

Sekarang, aku harus mandi, karena aku kerja shift siang.

Dan, ternyata, sesuatu yang masih belum bisa kupahami adalah ... fakta bahwa ketika aku sudah sampai di kantor, aku melihat Birendra dengan jantungku yang berdegup tak biasa. Sial. Setelah percakapan kami kemarin, semuanya memang tak bisa lagi sama. Bagaimana mungkin aku bisa menang hingga semua ini berakhir?

Dia bahkan belum melakukan apa pun, tetapi kenapa aku merasa perlu gugup bukan main?

Dengan sangat tidak masuk akal, tubuhku berjengit hingga napasku berhenti beberapa detik saat matanya menemukan keberadaanku. Lalu, bibir tipis itu tersenyum lebar. Bahagia sekali. Seolah tidak ada obrolan mengerikan di dalam mobil kemarin. Seolah tidak ada permintaan PDKT untuk memberinya waktu menunjukkan perasaannya.

Mirisnya, dia tak perlu melakukan itu.

Karena sepertinya, ini akan menjadi pertunjukanku. Aku yang akan mempersembahkan cerita menyedihkan: upik abu naksir lelaki ganteng dan kaya, yang merupakan bosnya. Oh, sangat klasik tetapi tetap menyakitkan.

katanya, cinta banyak caraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang