Tentang Organisasi Kemahasiswaan...

42 1 0
                                    

Ketika menulis ini, aku memberikan pendapatku mengenai ormawa yang sedemikian berubah mendekati lengsernya masa jabatanku sebagai salah satu pengurus.

Kejadian sekiranya sebulan yang lalu. Aku ditarik menjadi Timses salah satu Paslon (pasangan calon) BEM bersama hampir seluruh pengurus organisasi lainnya. Aku sendiri merupakan salah satu pengurus Ormawa salah satu KSM. tapi tugasku tidak banyak. menjelang lengsernya diriku, aku kemudian dimasukkan di sebuah Grup LINE.

Yang masuk menjadi Timses terbilang banyak. hampir seluruh namanya kukenal. ada juga beberapa Anak Maharu tahun ini. intinya, diminta posting poster Paslon dan turut menonton Debat Paslon BEM. debatnya berlangsung 3 hari. hari pertama membosankan. hanya berdebat soal visi dan misi. Basi. yang mau dilihat itu debat yang menggelitik bukan mengendurkan hati. tapi pada hari kedua debat, ternyata forum debat tersebut menyertakan panelis. Satunya dosen muda yang sudah kukenal. satunya belum. pikirku, ketika ada panelis tentunya akan menjadi lebih spicy.

Dugaanku benar.

Ada satu pertanyaan dari panelis (yang tidak kukenali) yang segera membuat posisi dudukku menegak bak tertarik. aku tidak begitu ingat detail pertanyaan serta tanggapannya. tetapi yang kutahu jelas, beliau menyebut sosok Soe Hok Gie, seorang aktivis yang terkenal. tentunya aktif dalam bersuara. aktif dalam menginspirasi. turun kejalan untuk beraspirasi. kalimat pertanyaan panelis yang kuingat adalah sebagai berikut ; "apa yang dapat kalian (Paslon) lakukan untuk menginspirasi masyarakat?" mengingat bahwa mahasiswa sangat erat dengan revolusi. erat dengan suara melentang mereka turun ke aspal, berpontang-panting berkorban demi suaranya sampai pada sang "penguasa".

kalimat tersebut membuatku tercekat. kuabaikan respon kedua belah Paslon yang ada. kemudian diriku merenung sejadi-jadinya. aku ingat betul. beberapa hari sebelum Debat Paslon, tepatnya pada HUT NRI yang ke-76. aku marathon film besar-besaran. Habibie, Soekarno, Di Balik 98 semuanya kuembat. dengan sisa tenggang waktu Netflix yang ada aku membuka sebuah film adaptasi tentang manusia dengan Ke-Indonesiaannya yang lekat. seorang dengan keputusasaannya dalam mencari cinta. seseorarang yang dikagumi tulisannya oleh banyak orang termasuk saya. seorang Puitis.
Film itu Berjudul Gie (2005). film tersebut memotivasiku untuk membeli "Catatan Seorang Demonstran". catatan miliknya.

Berlatar pada masa Kepemimpinan Soekarno hingga Soeharto. tentang kehidupan diri Soe Hok Gie. apabila berdasar pada Film Gie, Soe (sebagai pengurus Organisasi Mapala) menghadiri berbagai diskusi antar organisasi kemahasiwaan lainnya. dibanding menemukan jalan keluar, semuanya menjadi ricuh. terbutakan atas kepentingan orang atau kelompok itu sendiri. tenggelam dalam lumpur 'politik'. kotor memang. berlumpur memang. keji 'politik' itu. siapapun bisa masuk kedalamnya. orang tanpa kepala saja bisa berpolitik. apalagi yang tidak berbudi; tidak berempati. hanya butuhkan saja instrumen yang dibutuhkan. janjikan kesejahteraan, posisi dan uang. dengan mudahnya seseorang bisa menjadi penguasa. bak orang superior, sejenis dengan kelompok supremasi. pada masa itu, organisasi seperti Ormawa pun dengan mudahnya masuk dalam lumpur penghisap 'orang' itu.

Pada masa sekarang, Ormawa dirombak sedemikian rupa. Ormawa memilikki banyak orang yang melaksanakan fungsi Organisasi. demi mencegah kebutuhan politik yang ada. kemudian diatur bahwa harus adanya kenetralan. setidaknya mereka sadar akan al itu. dan membuatnya sebagai selayaknya "Asas" ketika berpemilu. setidaknya dengan pertumbuhnya Organisasi, Transparansi dijunjung . karena aku masih menjadi pengurus dan melakukan kampanye, aku sempat ditegur karena aku pengurus Ormawa. Ketika aku laporkan pada temanku. Terkekeh saja dia mendengarnya.

Tetapi aku ingin berterus terang. Pertanyaan panelis kemarin bulan menghatuiku sampai sekarang. Aku dulu masuk Ormawa karena ingin menginspirasi pula. Menjadi Vokal dan Peka terhadap sekitar.

"Ngapain masuk BEM? BEM itu Ormawa paling membosankan. Mending KSM!"

Respon sepupuku Ketika aku berpendapat soal organisasi dan keinginanku untuk masuk BEM (meskipun tidak jadi). Memang betul katanya. Organisasi jaman sekarang hanya mengerti menjalankan organisasi saja. Hanya paham dalamnya. Tidak diluarnya. Hanya peduli menjalankan fungsi dan ketentuan dari organisasi paling atas dibanding menyuarakan diluar sana. Menurutku, kefokusan tersebut membuat organisasi besar menjadi monoton dan membosankan. Banyak pengurus bertanya-tanya; kenapa tidak banyak yang minat diri dalam organisasi? Dulu seringkali diriku berfikir karena mahasiswa begitu pasif karena malas saja. Mengagungkan slogan 'yang penting lulus'. Civitas Apatis.

Ternyata aku faham. Ujung2nya karena kering sekali jiwa untuk menginspirasi; buka wicara terhadap sistem demokrasi. Hanya berkedok diskusi tapi hanya sampai situ saja. kalau dilihat-lihat, ujung-ujungnya masuk organisasi demi kepentingan politik sendiri. Coba lihat alasan mengapa ikut dalam Ormawa. Jawaban paling common adalah ingin mendapatkan kenalan. Mungkin kating, seangkatan, ataupun adik tingkat. Entahlah. Aku sudah masuk ormawa dan tobat. Tidak adanya manfaat masuk ormawa dan banyak kenalan kalau ujung-ujungnya pada ujung semester semua hanya bergantung pada seleksi alam.

Pengalaman Ormawa memang selayaknya Roller Coaster. Terduga. Tapi sensasinya beda dibanding yang dilihat. Berdiskusi acara hingga mengelola uang. Bland. Sampai sehingga aku bertanya, untuk apa masuk organisasi? Organisasi hanya fokus mencari pengganti sebagai kepentingan administrasi dan hanya mengurusi birokrasi. Tidak banyak serunya daripada sakitnya. Tidak menginspirasi begitu hanyak. Hanya itu pengalaman yang didapati. Kurang lebih isinya hanya rapat yang terkadang berujung tidak harmoni. Lebih baik mencari pengalaman diluar sana pikirku. Mungkin seperti mendaki gunung, melihat bintang, atau bahkan menghayati puisi dan sastra klasik pada malam menjelang pagi.

Tulisan harian seorang penggabutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang