"Lo di mana?"
"Pulang."
Diana langsung kesal, mendadak seolah-olah ada api yang mencuat dari matanya. "Gue bilang kan jam 6 kita kerkom." sungutnya sambil menepuk baju. Iya, dia habis pulang trus mandi. Jadi bau parfumnya sedikit mengundang lalat buah yang mungkin udah ngikutin dia sejak lari dari ujung gerbang.
"Gue bilang itu kemaleman."
"Yaelah jam 6 bukan jam 12, Nin." Nadanya makin naik, orang lewat aja kaget. Untung cantik.
"Besok aja. Jam 3."
Tuutt...
Berkali-kali Diana mengecek layar sambil nyaut "Haloo?" tapi hasilnya nihil. Teleponnya bener-bener udah keputus. Hal tersebut lantas membuat Diana makin emosi. Ibarat api disiram bensin. Capek-capek dia balik ke kampus buat nemuin Nina yang ada project sama dia, lah dianya malah udah gak ada. Pulang? Enteng banget?
Besok kata dia? Buat apa anjir. Dia aja gak ada niat kerkom buat apa dikerjain. Ucap Diana dalam hati. Sampai akhirnya mereka benar-benar tidak memiliki hari esok.
Projectnya sisa seminggu, ditambah emosi dan miss komunikasi. Miss Asri gak suka tugasnya disepelekan. Alhasil? Mereka dapet E.
Sejak saat itulah, gak ada yang namanya Diana jejeran sama Nina barang sedetikpun.
Mereka resmi jadi musuh bebuyutan.
***
Main Cast
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Parallel
ФанфикKalau bukan karena emosi sama Nina waktu itu, apakah hidup Diana bakal tenang-tenang aja? Dunia Diana seolah-olah berbalik 180° hanya karena kejadian satu detik. Bukan bahasa puitis, tapi bener-bener kebalik. Diana harus menjalani hari-hari di atas...