Sebelum di titipkan mereka menghitung jumlah paper bag terlebih dahulu lalu setelahnya troli di tutupin oleh kain penutup dan Abel segera berjalan mengambil troli lagi.

"Trolinya ambil satu lagi." Pinta Abel.

"Gak kebanyakan?" Tanya Rosa mengambil troli.

"Sekalian stok." Ucap Abel. Mereka segera memasuki pusat perbelanjaan itu.

"Oh iya buat yang nanti taro di kamar di bedain aja trolinya, soalnya umi nitip beberapa stok buat Ndalem." Ucap Abel mereka mengangguk mengerti Naila antusias melihat di perbolehkan memilih sesuka hati jadi dia ingin membawa beberapa makanan juga untuk keluarganya– sepertinya Naila tipe orang yang sayang keluarga.

Tak terasa saat melihat waktu sudah isya saja, walau masih berbelanja mereka bergantian menunggu di supermarket sambil mencari yang ingin di beli.

"Udah waktunya makan malam, mau makan dimana?" Ucap Abel sambil mendorong troli. Bukan hanya Abel saja tapi mereka bertiga juga masing-masing mendorong troli yang sudah terisi penuh oleh belanjaan.

"Makan di pinggir jalan aja kayaknya enak tuh." Ucap Naila

"Iya kayaknya enak kan makan pecel lele." Timpal Rosa.

"Tapi kan katanya Abel mau nyewa mobil?" Ujar Sekar.

"Oh iya ya." Gumam mereka hampir serentak.

"Berarti disini aja kan?" Tanya Abel

"Iya berarti disini, abis makan terus sholat dulu sebelum pulang biar gak keburu ketiduran pas udah sampe." Ucap Naila. Abel mengangguk dan segera berjalan menuju salah satu restoran tak lupa membungkus untuk keluarganya itu dan setelah selesai makan dan sholat mereka menuju salah satu tempat untuk keluar.

"Abel ngambil mobil dulu." Ucap Abel meminggirkan troli dan segera sedikit berlari ke arah lift.

Abel memarkirkan mobilnya di depan sebuah taksi, lalu Abel turun dari mobil setelah mematikan mesin mobil,

"Em permisi pak." Ucap Abel menegur salah satu seperti security disana.

"Ada yang bisa saya bantu mbak?" Ucapnya ramah.

"Kalo misalnya pakai taksi sampai ke kota sebelah bisa gak ya pak?" Ucap Abel.

"Sebentar ya Mbak saya tanyakan dulu." Ucapnya sopan, lalu memanggil salah satu supir taksi.

"Bisa mbak ke kota sebelah, cuma masalahnya ongkosnya bertambah." Ucap Security.

"Iya pak gapapa, buat bawa-bawain barang yang itu pak." Ucap Abel sambil melihat mereka bertiga yang berjalan menghampirinya.

"Nggih, kebetulan mobil bapaknya juga sedan." Ucap paruh baya itu.

"Lokasinya boleh di shareloc saja nggih." Lanjutnya lagi, Abel mengeluarkan hpnya dan meminta nomer bapak supirnya untuk di beri pada omnya untuk share location.

"Yang ini bener Mbak?" Tanyanya sambil menyodorkan hpnya itu. Abel mengangguk.

"Nggih pak." Lalu supir taksi itu segera membuka bagasinya dan melipat jok mobilnya sehingga barang bawaan mereka muat semua. Untuk boneka jumbo Naila membawanya ke mobil Abel karena bonekanya tak terlalu besar melebihinya.

"Gak kerasa ya cepet banget." Ucap Naila sambil memeluk boneka saat mobil berhenti di tempat mengembalikan karcis. Lalu Abel menjalankan mobilnya mengikuti taksi di depannya yang terus melaju.

"Abel buka atapnya dong." Ucap Naila saat melihat malam yang menurutnya indah di terangi lampu-lampu jalanan.

"Nanti masuk angin yang ada." Ucap Abel, Naila hanya mengangguk membenarkan takutnya malah sakit karena terkena angin malam. Mobil itu hanya terdengar suara sholawat yang terputar dari radio mereka sudah terlelap kecuali Abel yang masih tetap terjaga karena menyetir.

I Love Gus Cuek! [End]Where stories live. Discover now