-25-

338 133 17
                                    

Yeji :
Njun, udah balik?
17.05, read.

Renjun :
Y.
17.06

Yeji :
Nanti malem ada waktu?
17.07

Yeji :
Jalan yuk ><
17.07

Renjun :
Ogh.
17.08, read.

Menyimpan ponsel dalam saku celana, Renjun lantas menghembuskan napas lelah berulang. Hari ini dia pulang sangat telat karena membantu Kim Doyoung mengurus masalah Milenka.

Renjun jugalah yang memohon langsung pada Pak Kyungsoo—guru BK sekolah—agar mengurangi masa skorsing Milenka. Dihadapan guru muda yang terkenal tegas itu Renjun mati-matian membela Milenka, dan untungnya membuahkan hasil pasti. Skorsing yang seharusnya berjalan seminggu kini hanya menjadi tiga hari. Begitu kalau anak kesayangan para guru turun tangan.

Korban-korban Milenka pun tidak ada yang berani mengadu pada orang tua masing-masing. Mereka memilih berdamai karena luka yang didapat ringan, selain itu bisa bahaya kalau mereka ketahuan memicu masalah lebih dulu.

Mata rubah Renjun menyipit kala menemukan sosok cewek sedang duduk sendirian di kursi yang tersedia didepan minimarket. Biasanya Renjun acuh dan tak peduli, tapi akan berbeda kalau menyangkut Milenka. Iya, cewek itu adalah Milenka.

"Ngapain?" tanya Renjun menghampiri.

Milenka tersentak kaget, kemudian menatapnya kesal seolah Renjun mengganggu. "Dangdutan."

Terkekeh geli, lalu Renjun kembali bertanya, "Lo lagi badmood?"

"Iya. Kak Renjun mau ngehibur?"

"Nggak, cuma mau ngetawain."  Benar saja, Renjun tertawa terbahak diatas penderitaan Milenka. Tawanya yang mengalun merdu menimbulkan perhatian dari orang-orang sekitar.

"Diem atau gue cipok?!" sungut Milenka asal bunyi membuat Renjun berhenti tertawa meski masih agak cekikikan.

"Nih!" Renjun memajukan bibir tipisnya menantang.

"Nanti ya kalo elo udah jadi bini gue," celetuk Milenka bercanda.

"Gue cowok, tolol!"

"Iya, gue tau Kak Renjun cowok tolol."

"Nggak gitu konsepnya, anjing!"

"Bibir lo minta dinodain keknya, Njun."

Menghadapi Milenka memang memerlukan kesabaran seluas tata surya. Renjun mendesah frustasi, bisa-bisanya dia bersusah payah membela Milenka hingga masa skors cewek tersebut dikurangi.

"Panggil gue Kakak Renjun!" Disentil pelan dahi Milenka.

"Apa? Istriku?" ledek Milenka mempermainkan Renjun.

"Berisik!" Kali ini giliran Milenka yang tertawa puas melihat reaksi dongkol Renjun.

Setelah tawanya reda, Milenka melirik tukang batagor diseberang jalan raya. Dia kelaparan, tapi tidak punya uang sepeserpun.

"Mau makan?" Suara Renjun menginterupsi. "Kalo mau, ayok! Gue traktir."

Dimata Milenka tampak sepasang sayap putih muncul dari punggung Renjun—tentu hanya khayalan—karena ketua osis yang biasa bersikap angkuh seperti iblis sekarang sedang baik hati laksana malaikat.

"Bener, Kak? Sepuasnya ya?!"

Renjun mengangguk dengan senyuman tipis, membuat Milenka bangkit tergesa lalu menyambar tangan Renjun, menariknya menuju ke tempat jualan pedagang kaki lima.

Mereka berdua membeli batagor, siomay, bakso bakar dan aneka jajanan pinggir jalan lainnya.

Renjun menatap Milenka yang kelihatan lahap sekali, tanpa sepengetahuan gadis itu senyuman manis Renjun tercipta lebih tulus, bukan senyum basa-basi seperti yang biasa Renjun tunjukan.

"Len, berapa tahun lo nggak makan?"

Milenka menatap Renjun tajam, hendak mengomel tapi dia sadar diri, kalau tidak ada Renjun maka tidak ada acara makan-makan begini. "Tinggal satu hal yang belum gue makan."

"Apa?" Kening Renjun mengerut, menelisik kesana-kemari ia rasa semua jajanan sudah mereka beli.

"Elo!" seru Milenka terkikik melihat Renjun yang merinding karena perkataannya barusan.

Renjun dan Milenka sibuk jitak-jitakan, sampai tidak menyadari kalau dikejauhan tampak Jaemin yang menatap dengan pandangan sulit diartikan.



•••

Kak Renjun

[END] Tikung || Njm VS HrjWhere stories live. Discover now