David berjongkok untuk melihat Lucas yang sedang berlutut di sana.

"Apa kau butuh bantuanku? Aku bisa membuat mereka tak lagi mengganggumu." Ucap David sambil mengeluarkan sebatang rokok dari saku seragamnya.

"Ya! Ku mohon bantu aku! Aku sudah muak dengan semua ini!" Ujar Lucas yang sudah tak berdaya. Ia hanya berharap seseorang akan mengakhiri semua ini untuknya.

"Baiklah. Tapi, dengan satu syarat."

"Ya! Apa pun itu akan kulakukan untukmu, tolong akhiri ini semua.." Balas Lucas yang sudah sangat pasrah.

David tersenyum miring. Ia kemudian, berdiri dari posisinya dan menghadap ke arah Kevin.

"Apa? Berlagak membantu, sebentar lagi kau juga akan kukirim ke neraka bersamanya." Ucap Kevin merendahkan David.

"Yah.. Kita lihat saja siapa yang akan ke neraka lebih dulu."

David kemudian, melepas kaca mata dan wig yang dipakainya. Kevin, Jacob, dan Lucas terkejut melihatnya.

"K-kau.. Siapa kau?!" Ujar Jacob terkejut melihat perubahan yang begitu signifikan.

Kevin yang awalnya terlihat sangat berani, tiba-tiba merasa sangat terintimidasi dengan tatapan David.

"Ternyata lelah juga berpura-pura menjadi laki-laki lemah." Ucap David sambil merenggangkan otot lehernya.

"Ah.. Aku lupa memperkenalkan diri. Aku Dax Fransisco." Lanjut David, ah bukan.. Dax.

Mereka semua terkejut mendengar nama yang Dax sebutkan. Tak ada yang tak mengenal keluarga Fransisco. Keluarga yang paling ditakuti di negara itu.

"Untuk apa kau menyamar?" Tanya Kevin yang sudah mulai ketakutan. Namun, ia tahan untuk menjaga harga dirinya.

"Yah.. Hanya bersenang-senang. Baiklah, sudah cukup basa-basinya." Ucap Dax dan tanpa aba-aba apa pun, ia langsung menarik kepala Kevin dan membenturkannya ke meja. Dax melakukannya berulang kali, sampai wajah Kevin hancur di tangan Dax hanya dalam beberapa menit.

Jacob ketakutan melihat itu semua. Ia kemudian berlari keluar kelas. Namun, pintu kelas sudah Dax kunci dengan bantuan kaki tangannya, meng-hack pintu kelas sehingga Jacob tak bisa keluar dari sana.

Dax kemudian, mendorong tubuh Kevin hingga terjatuh ke lantai. Dengan segera, Kevin merangkak untuk keluar dari sana. Namun, Dax menginjak kakinya, membuatnya berbalik dengan posisi telentang. Dax kemudian, menginjak kemaluan Kevin tanpa ampun sedikit pun.

Kevin berteriak dengan sangat keras. Lucas dan Jacob yang menyaksikan hal itu ikut meringis kesakitan.

"Oi Nak, apa kau ingin aku membunuhnya?" Tanya Dax kepada Lucas yang masih shocked melihat situasi di hadapannya. Ketakutan yang teramat sangat, membuat Lucas tak mendengar apa pun. Karena tak ada jawaban, Dax tetap melanjutkan aksinya.

"Yah, walaupun kau berkata tidak.. Aku tetap akan membunuhnya." Ujar Dax sambil mengeluarkan pisau kecil dari sakunya. Ia kemudian, medekatkan dirinya ke wajah Kevin.

"Kau lihat ini? Pisau ini memang kecil, tapi bisa membuat tulangmu patah. Apa kau mau tau?" Ucap Dax sambil menyayat perut Kevin. Membiarkan kesakitan menggerogoti tubuh Kevin secara perlahan.

"Oh ya, kau tadi bilang bisa menjamin tak ada polisi yang melakukan investigasi jika anak itu mati? Baiklah, aku akan membuat itu terwujud. Kematianmu.. akan menjadi kasus tak terpecahkan selamanya, ku jamin itu." Lanjut Dax dan langsung menusuk-nusuk perut Kevin dengan sangat brutal hingga Kevin sudah tak dapat bergerak lagi.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora