Chapter 3

770 83 7
                                    

Kamar yang berwarna putih itu terlihat sangat berantakan, beberapa kaset video drama dan novel berserakan dimana-mana, selimut berwarna putih dan bantal guling tergeletak dilantai, belum lagi bungkusan makanan ringan ada dibeberapa tempat.

Pagi hari, cahaya masuk dari celah gorden berwarna senada dengan cat kamarnya, tidak mengusik sedikit pun pemilik kamar, mulutnya yang menganga, dengan tangan yang pasrah terletak di kedua sisi kepalanya, kaki yang tertekuk satu dan satunya menjulur sampai kebawah, posisi tidur yang sangat buruk bagi seorang gadis, bahkan dengkuran keras menggema disegala sisi ruangan.

"Nona Kim"

Suara panggilan dari luar tak didengarnya, si pemilik kamar masih asik menikmati mimpinya.

Tok tok tok..

"Nona Kim"

Sekali lagi, suara lembut seorang wanita paruh baya memanggil namanya.

Dia tak juga bangun, sampai akhirnya pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya memakai pakaian maid, dan memasuki kamarnya.

Wanita itu menggelengkan kepalanya, dia harusnya sudah terbiasa dengan keadaan kamar nona mudanya yang selalu berantakan seperti ini, tapi pagi ini, kamar ini terlalu berlebihan berantakannya.

Dia menghela nafas ketika melihat cara tidur anak majikannya, sangat tidak mencerminkan seorang gadis pemilik rumah yang mewah seperti ini.

Dia menggoyangkan sedikit lengan nona mudanya "nona Kim"

Rambut hitam panjang itu bergoyang, tubuhnya berguling kesamping, matanya masih terpejam "ini hari minggu ahjuma, biarkan aku tidur lebih lama" suaranya terdengar sangat parau, dia benar-benar masih mengantuk karena hampir pagi dia menonton drama.

Yang dipanggil ahjuma itu kembali menghela nafas, sebenarnya, tidak terlalu sulit untuk membangunkan nona mudanya ini "tuan besar ingin bicara dengan anda, nona"

Mata yang tadi sangat sulit terbuka itu kini terbuka sangat lebar, dia bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap maid yang sudah lama bekerja dirumahnya.

"Benarkah?" matanya bersinar penuh kebahagiaan, rasa ngantuk itu menghilang entah kemana.

Wanita paruh baya itu tersenyum, dan mengangguk, dia tau betapa bahagia gadis ini saat sang ayah mengakui keberadaannya.

Bibirnya perlahan tersenyum, dia segera bangkit dari kasurnya "apa appa akan menunggu ku? Aku harus mandi dan mengganti pakaianku dulu"

Wanita paruh baya itu kini menatapnya iba "nona"

Gadis yang bersiap pergi kekamar mandi itu menatap wanita yang dipanggil ahjuma olehnya "ada apa ahjuma? "

"Nona hanya perlu mencuci muka, dan tuan besar tidak bisa menunggu terlalu lama, karena tuan dan nyonya besar akan pergi mengajak nona Renjun jalan-jalan"

Bibirnya masih tersenyum, dia mengangguk penuh semangat "tunggu sebentar ahjuma Ahn, aku akan kembali"

Dan wanita yang dipanggil ahjuma Ahn itu hanya mengangguk dan kembali tersenyum.
.
.
.
.
.
Doyoung memegang dadanya yang berdetak terlalu cepat, didepannya sudah ada pintu besar yang didalamnya adalah ruang kerja ayahnya.

Dia tidak tau alasan mengapa ayahnya memanggil dirinya secara tiba-tiba, ini untuk pertama kalinya kan?

Sebelumnya, ayahnya tidak pernah menyapanya, mempedulikannya, bahkan tidak pernah mengucapkan sesuatu padanya meski dirinya mendapatkan juara terbaik disekolah dulu.

Dan sekarang, untuk pertama kalinya, ayahnya memanggil dirinya secara pribadi, dan dia benar-benar merasa gugup dengan hati yang bahagia.

Dia mengetuk pintu, dan saat suara ayahnya menyuruhnya masuk, sesuatu didalam hatinya terasa berbunga-bunga, dan senyum manis terukir dibibirnya.

Pertama Dan Terakhir (Jaedo - Johnyong Ver.) [End]Where stories live. Discover now