23

472 61 62
                                    




"Seulgi-ssi, apa kau baik-baik saja?" tanya salah satu kru saat break shooting.

Seulgi menoleh dan tersenyum lebar, "Aku baik. Hanya sedikit ada masalah tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Apa aku secara tidak langsung mengganggu proses shooting? Kalau begitu aku minta maaf." Seulgi berdiri dan membungkuk sopan.

Kru tadi dibuat gelagapan karena sikap Seulgi, "Bukan seperti itu, Seulgi-ssi. Aku hanya khawatir, kau sama sekali tidak mengganggu jalannya shooting. Kau masih profesional seperti biasa, hanya saja kau sedikit pendiam hari ini."

Seulgi terkekeh, "Aku hanya sedikit lelah hari ini."

Kru tadi menepuk pundak Seulgi memberi kekuatan, "Beristirahatlah dengan baik, Seulgi-ssi. Perhatikan kesehatanmu."

"Baik, terima kasih.." ucap Seulgi tulus sembari sedikit membungkukkan badan. Dia kembali duduk di kursinya ketika kru tadi pergi. Tatapan menerawangnya juga kembali.

Sudah satu minggu berlalu tapi pesan suara Wonwoo terus terngiang di kepalanya.

Noona, kurasa aku sedang menyukai seseorang disini.

Di mataku dia begitu mempesona.

Tidak peduli apapun yang dia lakukan, mataku secara insting akan tertuju padanya.

Seulgi memejamkan mata dan tangannya terkepal erat. Batin dan pikirannya berkecamuk.

'Apa kau memang harus menghukumnya seperti itu, Wonwoo-ya? Apa kau memang harus menghukum kami seperti ini?' batinnya.

Seulgi meraih ponsel di meja dan meremasnya. Seungcheol baru saja mengiriminya pesan yang mengatakan kalau Mingyu jatuh sakit karena kekurangan nutrisi. Pesan itu juga diikuti banyak rutukan yang menyalahkan Mingyu karena sudah mempermalukan dunia kedokteran.

Gadis itu kemudian berdiri dan mendatangi sutradara, "Kamdok-nim, maaf, apa aku bisa mempercepat shooting adeganku? Ada hal mendadak yang harus aku lakukan hari ini, jadi aku harus pulang cepat."

Setelah beberapa kali sesi tanya jawab, Sutradara tadi mulai memanggil beberapa kru dan aktor lain untuk membicarakan permintaan Seulgi. Mereka membuka lembaran-lembaran script ditangan meninggalkan Seulgi yang menanti dengan gugup.

Setelah berdiskusi selama lima belas menit, sutradara itu akhirnya berbalik menghadap Seulgi, "Kami bisa melakukannya, tapi kami hanya bisa mempercepatnya dua sampai tiga jam dari jadwal semula."

Senyum Seulgi terkembang. Dia membungkuk dalam mengucapkan rasa terima kasihnya kepada sutradara, kru dan rekan aktornya. Setidaknya dia masih bisa mengunjungi Mingyu jam sepuluh malam nanti, saat agenda shootingnya selesai. Beruntung hari ini dia hanya memiliki satu schedule.

"Kau ada schedule mendadak?" tanya salah satu rekan aktor yang menjadi pasangannya di drama.

"Ya." jawab Seulgi, "Maaf, jika aku dengan seenaknya meminta mempercepat shooting."

"Apa manajermu salah mengatur jadwal atau ada hal lain?" bukan bermaksud untuk ikut campur, hanya ingin bertanya karena hal seperti ini sebenarnya cukup wajar di dunia hiburan.

Seulgi menggelengkan kepala, "Bukan masalah pekerjaan."

Mendengar jawaban Seulgi pemuda itu menganggukkan kepala dan tidak bertanya lebih lanjut. Dia harus menghormati privasi Seulgi.

"Sekali lagi aku minta maaf, Oppa. Gara-gara aku waktu istirahatmu jadi berkurang karena harus bertukar jadwal shooting denganku. Waktumu juga terbuang karena kau sudah datang padahal take solomu akan diambil malam."

SequoiaWhere stories live. Discover now