25. First Match

17 5 1
                                    

I have loved you at first and still counting.
I hope someday you can consider it.

-nath

***

Pritt

Tiupan peluit menandakan pertandingan futsal dimulai. Para pemain mulai fokus untuk mencetak skor demi membawa kemenangan. Di sisi kiri lapangan, ada empat pemain dengan jersey hijau dan satu orang kiper dengan jersey hitam. Mereka adalah tim futsal dari Universitas Bandung Jaya, sekaligus sebagai tuan rumah pertandingan kali ini. Sedangkan di sisi kanan, terlihat empat pemain dengan jersey merah dan warna putih untuk kiper dari Universitas Galaksi.

Nathan duduk di kursi pengganti bersama Vicky. Mereka berharap pada babak pertama ini, tim mereka bisa mendapat skor yang lebih unggul.

Para penonton yang didominasi oleh perempuan bersorak untuk menyemangati tim kampus masing-masing. Sebagian besar penonton berasal dari tuan rumah. Hanya ada beberapa orang dari Universitas Galaksi. Tapi itu tak menyulutkan semangat tim mereka.

Nathan memerhatikan tim lawan. Mereka berusaha keras untuk memasukkan bola ke gawang. Begitu juga dengan timnya. Redo baru saja merebut bola dari lawan, kemudian menggiringnya ke Raymond. Raymond menendang bola ke arah salah satu temannya yang berdiri dekat gawang. Namun bola tersebut malah direbut oleh tim lawan yang langsung bergerak cepat mengepung gawang tim Redo.

Nathan menahan nafas saat salah satu pemain lawan menendang bola ke gawang mereka. Kiper mereka yang bertubuh besar, Doni langsung bersiap dengan posisinya.

Buk

Bola berhasil ditangkap oleh Doni. Selanjutnya, giliran Redo yang mengambil alih bola. Cowok itu menggiring bola berwarna biru-kuning itu dengan hati-hati. Melewati setiap pemain lawan yang berusaha merebut bola dari kakinya. Saat kira-kira mencapai jarak yang sudah diperkirakan, Redo menendang bola dengan kencang ke arah gawang. Kiper tim lawan dalam kondisi tak siap dengan tendangan tiba-tiba itu. Bola masuk ke gawang dengan mulus.

Pritt

Skor 1-0 untuk Universitas Galaksi. Wajah para pemain lawan terlihat kesal. Panasnya sinar matahari siang seolah tak terasa lagi. Para pemain fokus dengan tujuan mencetak gol dan para penonton berteriak menyemangati tim kampus masing-masing. Tak jauh dari tempat Nathan duduk, berdiri pelatih mereka; coach John. Pria paruh baya itu mengamati dengan sorot mata tajam.

Pada menit ke-sepuluh, gawang mereka berhasil dibobol oleh lawan. Kiper mereka tersungkur ke tanah dengan tangan terulur. Kemudian segera berdiri saat wasit meniup peluit.

Saat ini skor kedua tim seri. 1-1. Hal itu membuat pertandingan semakin sengit. Nathan berharap yang terbaik untuk timnya. Sebelum  berangkat ke tempat pertandingan, Raymond sempat bilang bahwa pada tahun-tahun belakangan ini, Universitas Galaksi tak berhasil memenangi pertandingan futsal. Semoga saja pada kesempatan kali ini mereka bisa menang.

Pertandingan kembali berlangsung. Tanpa menunggu lama, seorang cowok bertubuh besar dari tim lawan menendang bola ke gawang. Tapi bola tersebut berhasil ditepis oleh Redo. Kini bola dikuasai oleh Redo. Dua orang pemain lawan berusaha merebutnya. Salah satu dari mereka berhasil membuat Redo terkecoh. Cowok tersebut mengoper bola ke temannya yang saat itu berada di dekat Redo. Redo baru saja ingin merebut bola, namun pemain lawan langsung mengarahkan tendangan ke gawang. Kiper mereka bergerak refleks untuk nenangkap bola.

Buk

Kejadiannya terjadi begitu cepat. Orang yang tidak melihat akan mengira itu suara bola memantul ke tiang gawang. Nyatanya, bola berhasil masuk ke gawang dengan mulus. Itu adalah bunyi kepala sang kiper yang hilang keseimbangan saat melemparkan diri untuk menghalau bola. Kepalanya menghantam tiang gawang dengan keras.

It's About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang