DUA LIMA || ABANG AGAIN??

Mulai dari awal
                                    

Bukannya mengendur cekalan itu semakin terasa mengerat merasakan betapa kecilnya tangan yang berada digenggaman nya sekarang.

"Lepas bodoh apa kau tak melihat dia kesakitan."pemuda yang tampaknya lebih muda melepas cekalan ditangan Avan.

"Daddy."cicit Avan takut melihat dua pemuda yang tampak menjulang tinggi didepannya.

"Hei kemarikan tanganmu aku akan mengobatinya."pemuda yang lebih muda tampak menampilkan senyum manisnya.

"Jangan deket-deket.."Avan berjalan mundur berusaha menjauh.

"Kenapa menjauh mendekatlah aku tak akan menyakitimu adik manis."tangannya berusaha menggapai tangan yang lebih kecil darinya.

"Daddy hiksss...."pecah sudah tangis yang sedari tadi dia tahan.

"Jangan Deket hiksss.."Avan semakin berjalan mundur berusaha menjauh.

"Ada apa ini?"suara berat itu membuat Avan menerbitkan senyumnya.

"Daddy hiks...tolongin Avan mereka mau culik anak ganteng Daddy ini.."adunya berusaha naik ke gendongan koala daddynya.

Hendrik mengedarkan pandangannya menemukan dua pemuda dengan setelan jas masing-masing melekat ditubuh kekar keduanya, pemuda yang satu menampilkan senyum ramahnya sedangkan pemuda satunya menampilkan raut datar dan sorot mata yang sangat tajam pantas saja putranya merasa takut.

"Kenapa nangis hm?"tanya Diana yang baru saja datang langsung disuguhkan suara tangisan putra bungsunya.

"Hikss...mommy ada Titan dia hiks ...tarik tangan Avan sakit.."adunya lagi dengan suara serak tangannya yang memerah dia julurkan pada mommynya sebagai bukti.

Hendrik yang melihat tangan memerah putranya berusaha memendam amarahnya dia tak pernah suka melihat putranya terluka meskipun seujung kuku sekalipun.

"Abang kapan sampainya?"itu suara Azka yang baru datang dengan rambut yang basah dibelakangnya juga terdapat keempat abang Avan lainnya.

"Baru saja."jawab Keano Fabian Wesley, putra kedua Hendra dan Tasya.

Sedangkan Reiki Altero Wesley putra sulung Hendra dan Tasya hanya diam terus memperhatikan pemuda kecil yang berada digendongnya daddy-nya, pemuda yang berhasil menarik perhatiannya saat pertemuan pertama keduanya.

Kedua putra Hendra dan Tasya baru saja tiba dari Belgia negara yang selama ini menjadi tempatnya mencari nafkah untuk istrinya kelak mungkin.

Sifat keduanya sangat bertolak belakang Keano yang lebih cenderung ramah kepada semua orang terutama kepada keluarganya dia akan bersikap lembut dan juga penuh perhatian sedangkan Reiki disulung memiliki kepribadian keras dan juga tempramental apapun yang dia mau harus dia dapatkan, pria arogan yang tak pernah pandang bulu jika ada yang berani mengusiknya.

Jangan bermain-main dengan pria arogan itu dia berbahaya.

"Abang Azka kenal mereka?"tanya Avan yang sudah berhenti menangis.

Azka melirik adiknya yang sembab"Tentu abang mengenalnya mereka abang pertama dan keduaku, dan otomatis mereka juga Abang sepupumu."jawab Azka membuat Avan mendelik tak terima.

"Abang lagi??oh big no!!"tolaknya mentah-mentah.

"Keano, Reiki."

Suara lembut Tasya mengalihkan perhatian mereka ke arah sumber suara, tampak nya wanita itu baru keluar dari lift dibelakangnya terdapat pria paruh baya yang tak lain suaminya, Hendra.

"Lebih baik kita duduk terlebih dahulu dan kalian berlima bersihan tubuh kalian mandi dengan air hangat."titah Diana diangguki semuanya.

Hendrik membawa putra bungsunya ke ruang Keluarga tentu dengan anak itu yang setia digendongan koalanya, dia sempat berniat menurunkan anak itu tampak menolak dan lebih mengeratkan pelukannya pada sang Daddy.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang