Menikahlah Denganku

518 48 1
                                    

Malam telah tiba, dengan gerimis hujan yang membasahi bumi. Seorang anak laki-laki sedang tidur si atas ranjang, didampingi sang mama yang setia menemaninya.

Mereka adalah Kirana dan Danish. Akhirnya... dengan sangat terpaksa Kirana masuk ke dalam rumah Alex. Menuruti perintah pria itu. Semua demi Danish.
Kirana tak bisa jika harus kehilangan Danish. Sementara jika melawan Alex pun dia tidak sanggup. Bukan karena dia lemah, hanya saja Kirana sadar diri kalau Alex pria yang kaya raya. Semua bisa ia lakukan dengan uang.

Sedangkan dirinya apa?
Hanyalah wanita biasa yang datang dari desa.

Kirana mengusap air matanya yang telah mengalir membasahi pipi. Bibirnya melengkung, melihat Danish tertidur dengan damai tanpa beban. Baru kali ini ia melihat wajah Danish terus berbinar dan bahagia.
Apa pertemuannya dengan Alex, membuat Danish bahagia?

Cup.

Kirana mengecup kening Danish dan menyelimuti tubuh putranya itu dengan selimut. Kamar yang disediakan oleh Alex memang sangat nyaman. Pantas saja Danish betah berada di rumah ini. Karena Alex telah memanjakannya.

Perlahan... Kirana berjalan menuju pintu dan keluar dari kamar itu. Namun pemandangan di luar kamar justru mengejutkannya.
Di ruang santai keluarga, Alex terlihat duduk seorang diri dengan televisi menyala. Namun tatapan matanya tidak tertuju pada layar datar LED berukuran 43 inch, melainkan tertuju pada pintu kamar yang di tempati Danish, dimana Kirana berada tadi.

"Duduklah." ujar Alex, ketika melihat Kirana masih berdiri kaku di depan pintu.

Kirana menghirup napas dalam-dalam, sebelum akhirnya berjalan mendekati Alex. Duduk di hadapan pria itu.
Kirana memberanikan diri untuk menatap wajah Alex. Dia tidak ingin terlihat takut terhadap pria itu, meskipun saat ini jantungnya terus berdegup kencang.

"Ayo kita bicara baik-baik. Maaf karena aku memaksamu untuk tinggal di rumah ini." lanjut Alex dengan suara yang lembut.

Kirana masih terdiam di tempatnya. Sampai ketika Alex berdiri, lalu pindah posisi duduk di sampingnya.

"Ka--kamu mau apa?" tanya Kirana gugup.

"Tatap aku Kirana. Apa kamu masih mencintaiku?"

Kirana melebarkan matanya. Tidak menyangka kalau Alex akan menanyakan hal seperti itu.
"Tidak." jawabnya, sambil mengalihkan pandangan ke arah lain.

Melihat itu, Alex menghela napas berat. Tangannya terulur untuk menyentuh dagu Kirana, membuatnya kembali menatap ke depan.

"Meski begitu, aku tidak akan melepaskanmu. Aku mencari keberadaanmu sejak dulu. Kamu harus menikah denganku. Kamu tidak ingin aku membawa Danish ke Jerman kan?"

"Kamu jahat!" ucap Kirana dengan suara yang tercekat. Dengan kasar ia menepis tangan Alex dari dagunya. Kirana menangis. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya luruh juga.

"Aku yang mengandung, melahirkan dan membesarkannya sampai hari ini! lalu dengan seenaknya kamu akan membawa dia?" Kirana berkata emosi dengan air mata yang semakin deras. Luka di hatinya yang sudah ia kubur selama enam tahun, kini terbuka lagi. Rasanya sakit, seperti ada yang menghujam jantungnya.

Kilatan peristiwa lalu kembali berputar bagaikan kaset film. Saat Kirana harus pergi karena permintaan Putri. Belum lagi sanksi sosial yang ia dapatkan dari para penduduk desa, mereka menghina, mencaci, lalu mengusir Kirana dan keluarganya dari desa, karena saat itu Kirana hamil di luar nikah.

Melihat kesedihan Kirana, hati Alex terasa tercubit. Ia tahu, luka yang ia torehkan pada Kirana sangat dalam. Dia tidak ada di saat Kirana mengalami hal sulit, mengandung dan melahirkan anaknya. Tapi itu bukan keinginannya!

"Kenapa kamu pergi meninggalkanku? kamu juga tidak mengatakan tentang kehamilanmu."

Kirana mendongak, menatap Alex dengan tajam. "Lalu apa yang kamu lakukan jika aku mengatakannya? bukankah aku hanya selingkuhanmu dulu. Kamu punya Putri. Dia sahabatku. Bagaimana bisa aku tega mengatakan hal itu, sedangkan kalian sudah bertunangan?"

Alex menggeram dan mengeraskan rahangnya. "Aku tidak mencintainya. Kamu tahu itu!"

"Aku tahu! tapi aku memang ingin mengakhiri semuanya. Ingin bebas darimu, Alex Dieter!"

Alex terdiam dengan napas yang memburu. Kirana yang ada di hadapannya sudah benar-benar berubah. Tidak seperti enam tahun lalu, saat Kirana masih berumur dua puluh tahun. Kirana yang dulu adalah gadis lugu yang selalu menatapnya dengan pandangan kagum dan penuh cinta.

Kamu sudah berubah, Kirana.

Namun sikap Kirana yang keras kepala dan melawannya, justru semakin membuat Alex tertantang untuk mendapatkan wanita itu kembali.

"Pilihannya hanya satu. Menikah atau kamu tidak akan bertemu dengan Danish lagi. Aku beri waktu tiga hari, untuk memikirkannya." ujar Alex dengan suara tegas dan datar.

"A--aku..."

"Sstt. Jangan membantahku, Liebe. Turuti apa kataku. Jika kita menikah, maka kamu tidak perlu bekerja lagi. Kehidupan Danish juga terjamin. Dia akan menjadi pewaris dan penerus di keluarga Dieter."

Kirana menatap Alex dengan pandangan sendu. Menikah dengan Alex?
Bagaimana dengan perasaan Vano nanti?

Suasana hening sejenak. Tidak ada yang bicara di antara mereka. Sampai Alex bergerak dan beringsut maju, hingga tubuh mereka berdekatan.

"Ich vermisse dich... ( aku rindu kamu )." bisik Alex tepat di depan wajah Kirana.

***
Malam semakin larut... Namun Kirana sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Saat ini,  dia berada di kamar yang sama dengan Danish.

Sebenarnya Alex memberikan kamar sendiri untuknya. Namun Kirana tidak mau, dia lebih memilih untuk tidur bersama Danish. Mendengar ancaman Alex, membuatnya takut untuk berjauhan dengan putranya.

Kirana meraih ponsel yang sejak tadi sengaja ia matikan. Begitu ponsel itu menyala, banyak notifikasi pesan dan puluhan panggilan tak terjawab dari Vano.

Vano pasti sudah mengetahui kalau aku sudah tidak berada di rumah itu lagi.
Maafkan aku Vano....

***

KIRANAWhere stories live. Discover now