[NINE] YOU

26 13 2
                                    

Allison berguling beberapa kali dengan posisi tidak nyaman di atas tempat tidurnya. Dia merasakan kegundahan karena gosip yang kini menyebar di kantornya. Jika hanya gosip biasa mungkin dia tidak akan mengindahkannya tapi kali ini gosipnya sungguh terlalu.

"Kalian dengar, Allison dari bagian keuangan ternyata punya fair dengan beberapa pria."

"Dia terlihat polos tapi ternyata sangat murahan."

Allison terngiang dengan perkataan beberapa rekan kerjanya. Bahkan ada beberapa yang berbicara dengan sangat kasar. Entah apa yang memicu gosip itu beredar, tapi Allison yakin ada yang berniat buruk kepadanya.

"Sial! Siapa sebenarnya yang sudah berbicara buruk tentangku di kantor."

Allison lalu mengambil ponselnya dan memeriksa sosial media miliknya. Ketika membuka laman sosial medianya terlihat Tom memosting foto ketika sedang melukis. Allison tersenyum, kombinasi antara Tom dan lukisan begitu sangat pas baginya. Tom terlihat sangat mempesona. Allison lalu menekan tombol suka kepada postingan Tom lalu dia menaruh ponselnya.

Beberapa saat kemudian ponselnya berbunyi, Allison terkejut ketika melihat nama Tom muncul di layar ponselnya. Allison hendak berteriak namun dia mencoba untuk menahan suaranya. Kini dia mencoba mengatur nafasnya agar terdengar lebih tenang.

"Hi Ally!"

"Hi Tom!" balas Ally sambil tersenyum-senyum.

"Apa aku mengganggumu?"

"No! Aku masih terbangun." bantah Ally, "memangnya ada apa kamu menelponku?"

"Hanya ingin mengucapkan terima kasih saja."

"Untuk apa?" tanya Ally, heran.

"Tadi aku memeriksa notifikasiku. Aku lihat kamu menyukai apa yang aku posting." ucap Tom menjelaskan kepada Ally.

"Ah, iya. Aku lihat kamu sedang mengerjakan lukisan baru. Aku tidak sabar untuk melihatnya." ucap Ally terus terang.

"Bagaimana jika kamu melihat saat aku mengerjakannya?"

Allison terkejut hingga hampir terjatuh, "Eh, really? You're not kidding rite?"

Tom tertawa renyah, "ehm, of course not! Aku malah senang jika kamu menemanimu."

Ucapan Tom membuat Allison terbuai. Bak gayung bersambut, dia merasa Tom memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Baiklah. Aku merasa terhormat sekali."

"Okay, akhir pekan ini aku akan menjemputmu. Pagi jam 9 bisa?" tanya Tom membuat Allison semakin bersemangat hingga melupakan masalah yang tengah dihadapinya.

"Okay! Jam 9!" seru Allison menyetujui ajakan Tom.

"See you!"

Panggilan di tutup. Allison melompat di kasur kegirangan. Dia sungguh sangat bahagia dengan ajakan Tom. Setidaknya kini dia bisa lebih dekat lagi dengan pria pujaannya itu.

"Apa yang aku harus pakai?"

Allison kemudian membongkar lemari pakaiannya. Walaupun akhir pekan masih dua hari lagi, dia harus mempersiapkannya dengan sempurna. Setelah memilah hampir satu jam lebih, Allison merengut. Dia tidak memiliki baju yang pantas untuk pergi bersama Tom.

"Mau berbelanja besok?"

Nina muncul begitu saja sambil terkekeh melihat kelakuan kakaknya. Dia tidak pernah melihat kakaknya bersemangat ketika pergi dengan pria.

"Berbelanja? Baiklah!" ucap Allison mengiyakan ajakan Nina. Nina cukup terkejut, sejak dulu susah mengajak Allison untuk pergi ke mall apalagi berbelanja. Tapi kali ini kakaknya itu langsung menyetujui tanpa banyak bicara.

"Kalau begitu, besok kamu jemput aku di kantor ya? Kita bisa langsung pergi berbelanja."

"Okey."

Keduanya lalu mengobrol sebentar lalu tanpa terasa terlelap begitu saja di kamar Allison.

▶The Changing Time◀

Tom menutup sambungan teleponnya sambil tersenyum penuh arti. Hanya berbicara dengan Allison via ponsel saja sudah bisa meningkatkan moodnya. Apalagi nanti dia bertemu lagi dan ditemani melukis. Oh, sungguh Tom tidak bisa membayangkannya.

Tom merebahkan tubuhnya sambil membayangkan gadis bermata bulat indah itu. Tidak pernah ada gadis yang berhasil membuatnya merasakan hal seperti setelah sakit hati yang dia pendam karena kisah cinta lama yang tragis. Hatinya kini tak lagi merasa kosong. Hatinya kini menjadi hangat dan penuh kebahagiaan.

Untuk beberapa saat Tom akhirnya menutup kedua matanya mencoba untuk terlelap. Tapi mendadak Tom mendapatkan sebuah inspirasi, dia lalu bangkit dari ranjangnya dan segera pergi menuju studio lukis yang ada di apartemennya.

Tom mengambil sebuah kanvas besar. Dia lalu mulai mengambil cat air miliknya dan mulai mencampurkan beberapa warna. Penuh konsentrasi dia menggerakkan tangannya yang memegang kuas dengan gemulai. Pelan-pelan goresan kuas itu membentuk sesosok yang kini hadir di dalam pikirannya.

Tom tersenyum, dia mengerjakan lukisan itu tanpa tahu waktu. Kantuk seketika hilang dan berganti keantusiasan.

Lukisan selesai ketika jam dinding menunjukkan jam 6 pagi. Tom berdiri dengan bangga, melihat lukisan cantik yang kini berada dihadapannya. Wajah close up Allison terpampang sempurna di kanvas. Kedua mata bulatnya menambah keindahan lukisan buatan Tom itu.

"Sempurna..."

Tom berguman sambil menyeringai melihat hasilnya. Sungguh sosok Allison sangat mempesona.

"Sepertinya aku akan memajang lukisan ini di galeriku." monolog Tom sambil memegang lukisan yang baru saja selesai.

"Semua orang harus melihat, betapa indahnya lukisan ini." imbuhnya lagi.

Tom kemudian menguap, proses pembuatan lukisan itu sangat menguras tenaganya apalagi dia melewatkan waktu tidurnya.

"Sebaiknya aku tidur." Guman Tom kemudian menutup lukisan yang baru saja kering itu.

Tom beranjak ke kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya di ranjang empuk. Tidak butuh waktu lama, Tom terbuai ke alam mimpi.

Tbc

Baru bisa update. Tapi semoga kalian menyukainya. Jangan lupa voment ya.

The Changing TimeWhere stories live. Discover now