[FOUR] MEET HIM

28 15 2
                                    

Allison mencoba mengingat bagaiman cara bernafas. Ketika Tom datang mendekat untuk menyapa Mark, mendadak pasokan oksigen yang dimiliki oleh Allison berkurang. Otaknya tidak bisa bekerja dengan baik untuk memerintahkan tubuhnya agar tidak memperlihatkan ketegangan. Sungguh dia tidak sanggup melihat pesona seorang Tom Hiddleston dari dekat.

"Tom, perkenalkan. Ini Ally!"

Suara Mark membuyarkan lamunan gadis itu. Dengan gugup dia melihat Tom yang dengan santainya berdiri di hadapannya.

"Dia temanku satu kantor." imbuh Mark lagi.

Tom dengan senyum secerah matahari pagi mengulurkan tangannya. Allison yang tidak bisa memproses dengan cepat hanya terbengong tanpa membalas uluran tangannya. Dia tenggelam dalam netra indah kayaknya lautan.

"Ehem!" suara deh aman dari Mark menyadarkan Allison.

"Eh? Ah iya, Allison. Panggil saja Ally!" balas Ally terlihat salah tingkah.

"Beautiful name!" ujar Tom sambil tersenyum semakin membuat kaki Ally melemah karena terpesona.

Damn you Tom!

"Anyway, Ally is your biggest fans! She's loves everything about you!" ungkap Mark terkekeh yang kemudian dihadiahi  mata melotot dari Allison.

"Really?" tanya Tom menelisik semakin membuat wajah pucat Allison merona.

Allison tidak sanggup mengeluarkan suaranya lagi. Anggukan cepat menjadi tanda dia membenarkan ucapan kedua pria yang ada dihadapannya.

"So, lukisan mana yang paling kamu suka, Ally?"

"Eh, Hiraeth." ucap Allison gugup seraya menunjuk Lukisan yang diletakkan ditempat paling strategis.

Tom tercengang namun kemudian mengukir senyum hangat. "Well, actually Hiraeth was my favorite too!"

"Really?" tanya Allison berbinar.

"Yep!" balas Tom.

"Karena lukisan itu merupakan bentuk kerinduanku kepada tempat kelahiranku dan juga ibuku." jelasnya membuat Allison menimpalinya dengan anggukan mengerti.

"Jangan salah Ally! Walaupun Tom terlihat seperti pria mandiri, tapi dia adalah anak mama sejati!" ungkap Mark terkekeh menggoda Tom.

Wajah Tom memerah. Tepukan dan cubitan melayang begitu saja ke arah Mark. Allison bisa melihat keduanya memang sangat akrab layaknya sahabat. Allison tanpa sadar ikut terkekeh membuat dia pria itu tersenyum ke arahnya.

"Bagaimana jika aku mengantar kalian berkeliling galery?" tawar Tom kemudian.

"Tentu saja! Ally pasti menyukainya!" timpal Mark yang menjadi sangat bersemangat.

Allison mengangguk--menyetujuinya. Ketiganya kemudian berkeliling galery yang didominasi warna putih gading itu. Allison pun menikmati hari itu dengan senyum tak luntur dari wajah cantiknya.

Ah, ternyata tidak rugi juga dia menyetujui 'kencan' bersama Mark.

▶The Changing Time◀

Siang beranjak dengan cepat. Ketiganya kini tengah duduk di sebuah cafe yang terletak diseberang galery milik Tom. Setelah selesai mengelilingi galery, Tom mengundang mereka untuk menikmati makan siang bersama di salah satu cafe favoritnya. Mark dan Allison pada awalnya menolak karena merasa tidak enak. Namun Tom dengan keras kepalanya tidak menerima penolakan. Tidak bisa menolak, keduanya akhirnya menyetujuinya.

Di cafe itu Tom dan Mark memesan Beef Wellington sedang Ally mencoba Bubble and squeak. Ketiganya menikmati makan siang mereka dengan dibumbui obrolan ringan. Allison menyendokkan makanan ke mulutnya dengan sesekali mencuri pandang ke arah Tom. Bahkan saat makan, pria itu terlihat sempurna di matanya.

Tom dan Mark terlihat tenggelam dalam obrolan mereka. Sedang Allison terlihat menikmati menjadi pendengar keduanya. Lagipula dia bukanlah wanita yang suka banyak bicara. Jadi baginya menjadi pendengar saja bukan hal yang sulit baginya.

"Maafkan kami Ally! Terlalu lama tidak bertemu membuat kami tidak bisa menahan diri untuk mengoceh!" seru Mark tiba-tiba begitu menyadari jika sedari tadi dia dan Tom tidak berhenti mengoceh hingga melupakan kehadiran Allison.

Allison tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya. "It's okay!"

"Lagipula, aku bukan wanita yang suka mengobrol. Tapi aku menikmati melihat kalian berbincang!" imbuhnya lagi.

Entah apa yang terlintas di benak Tom. Namun begitu mendengar pengakuan Allison, Tom terlihat memusatkan perhatiannya ke wanita muda itu.

"Apa kamu tidak menyukai keramaian atau sejenisnya? Aku perhatikan kamu tidak begitu nyaman dalam kerumunan."

Allison tersentak begitu mendengar pertanyaan Tom. Dia tidak menyangka jika Tom sekali itu melihat ketidaknyamanannya. Padahal Mark terlihat biasa saja.

"Honestly, a little bit!" aku Allison malu-malu.

"Aku tidak terbiasa dengan keramaian. Aku lebih nyaman menghabiskan waktu di tempat yang sepi dan tenang. Itu membuatku lebih rileks!"

Obrolan berlanjut lebih intens. Mark dan Tom secara bergantian mulai bertanya tentang berbagai hal tentang Allison. Sang wanita muda menjawabnya dengan singkat, hingga membuat kedua pria itu menjadi tambah penasaran.

Entah mengapa, seorang Allison yang pendiam dan pemalu bisa menarik atensi mereka. Kepolosannya membuat keduanya penasaran, apakah itu nyata atau hanya pura-pura. Sedang Allison kini hanya berharap, jika hari jangan cepat berakhir.

TBC

Yeyayayay update! Akhirnya bisa juga update walaupun singkat. Semoga kalian suka ya.

The Changing TimeWhere stories live. Discover now