[SEVEN] THE DAY

25 15 1
                                    

Seumur hidup Allison tidak pernah merasakan kegugupan yang saat ini dia sedang alami. Jantungnya tidak berhenti berdegup—tidak terkendali. Udara London saat itu yang sejuk tidak dapat menghentikan tubuhnya memproduksi keringat dengan berlebihan.

"Relax, Ally! Control your self!" Gumannya kepada dirinya sendiri.

Allison terlihat menggumankan kata penenang. Dia mencoba mengurangi rasa gugup yang menyelimutinya. Terutama karena hari ini merupakan hari 'kencan' yang disepakati oleh dia dan Tom.

Allison duduk di cafe Estello dengan gelisah menunggu kedatangan Tom. Belum memesan apapun, Allison merutuki dirinya sendiri karena menolak dijemput oleh Tom. Pada awalnya memang Tom berniat menjemput Allison di rumahnya, namun Allison menolaknya karena merasa tidak yakin membiarkan Tom bertemu dengan ibu dan adiknya.

Tapi kini dia menyesalinya. Sendirian ditengah keramaian, apalagi banyak kepala yang menoleh ke arahnya dan waiters yang mendekatinya menanyakan pesanan, membuatnya merasa tidak nyaman. Allison berulang kali memeriksa jam tangan miliknya. Pertemuan mereka masih 10 menit lagi, namun detik yang berjalan terasa sangat lambat baginya.

"Ally!"

Allison menoleh kepada sumber suara yang memanggilnya. Tom muncul dengan pakaian kasual. V-neck T-shirt berwarna putih dipadu dengan jas abu-abu. Celana jeans dan sneakers putih melengkapi penampilannya yang terlihat mempesona dikata Ally. Belum lagi senyum yang diperlihatkan, sungguh Ally sampai lupa bernafas ketika menatapnya.

"Sudah menunggu lama?" tanya Tom menyadarkan Ally yang terbengong sedari tadi. Bahkan dia sedikit terkejut karena Tom sudah duduk di hadapannya.

"Eh, ti-tidak. A-Aku juga baru sampai." Ungkap Allison agak tergagap.

Tom tersenyum kecil lalu memperhatikan Allison yang menunduk dengan wajah memerah. Perut Tom tergelitik, dia sungguh menyukai ekspresi imut Allison ketika wajahnya putihnya merona. Sungguh menggemaskan. Tom lalu melihat meja masih kosong, dia lalu kembali menatap Allison heran.

"Kamu belum memesan apapun?"

Allison hanya menggeleng saat Tom mengajukan pertanyaan. Tom kemudian melihat menu yang telah diletakkan di meja, setelah melihat sememanggil waiters untuk melakukan pemesanan. Waiters itu kemudian menghampiri
Tom dan menanyakan pesanannya.

"Iced Americano, Potato Waffles, and.... " Tom menoleh kepada Allison.

"Apa yang ingin kamu pesan Ally?"

"Eh—" Allison gugup, dia kemudian meraih daftar menu dan melihatnya terburu-buru. "Wait a minute."

"Iced Caramel Latte and Chocolate Cake Waffles." Allison menyebut pesanannya. Begitu melihat menu yang familiar baginya.

Tom tersenyum lalu mengulangi pesanan Allison kepada waiter. Waiter itu kemudian mencatat pesanan keduanya lalu mengulanginya lagi agar tidak ada kesalahan. Setelah itu waiter itu pergi untuk menyerahkan pesanan Tom dan Allison.

Keheningan kemudian menyergap mereka berdua. Keduanya terlihat bingung untuk mengawali pembicaraan mereka. Allison terlihat lebih banyak menunduk. Menghindari kontak mata langsung dengan Tom. Apalagi Tom terlihat beberapa kali memandangi Allison, hingga membuat si gadis berpikir ada yang salah dengannya.

Tom sendiri bukannya sengaja menatap dengan intens. Penampilan vintage Allison dengan riasan minimalis membuat mata bulat birunya semakin terlihat mempesona. Bagi Tom, dia seakan melihat boneka hidup yang sangat cantik.

"Apa aku benar-benar telah jatuh hati?" Cuman Tom semakin membuat jantungnya berdetak tidak karuan.

"Ehm, Ally.... " Tom akhirnya memberanikan diri untuk membuka percakapan.

The Changing TimeKde žijí příběhy. Začni objevovat