[Kamu terlihat lebih cantik saat tersenyum. Jadi jangan lupa tersenyum.]

Saat membacanya Abel tanpa sadar langsung tersenyum. Naila ikut tersenyum saat melihat Abel, walau dia tak tau arti tulisan yang ada di sticky notes itu.

"Yaudah kalo gitu saya duluan ya, Assalamualaikum." Ujar Ustad Fahri setelah Abel selesai membacanya.

Abel mengangguk. "Waalaikumsalam ustad." Setelahnya Ustad Fahri segera berjalan terlebih dulu ke majlis di susul oleh Abel dan Naila.

Karena Rosa dan Mbak Sekar sudah lebih dulu ke majlis untuk mencari tempat agar sholat nanti berada di shaf depan.

Gus Zayn yang berada tak jauh dari tempat Abel pun terdiam lalu alisnya terangkat lantaran heran karena Abel melewatinya tanpa menyapa seperti biasa.

Gus Zayn beristighfar setelah sadar karena memikirkan yang bukan mahram dan segera beranjak menuju majlis karena sebentar lagi Adzan maghrib akan berkumandang.

oOo

Sudah hampir 3 hari Abel tak banyak bertingkah saat ada Gus Zayn atau bertegur sapa terlebih dahulu saat tak ada kepentingan.

Zayn tambah merasa ada yang aneh melihat Abel yang terus menghindarinya atau tak mengusiknya dengan gombalan atau mendengar Abel berceloteh tentang hal apapun.

Harusnya memang semestinya begitu, namun Zayn merasa seakan ada yang menjanggal di hatinya saat tak mendengar celotehan Abel yang akan selalu menggusiknya saat ada kesempatan.

Zayn sudah berpikir dia melakukan kesalahan atau tidak karena dia seakan merasa tak nyaman dengan posisi saat ini.

Saat sedang merenung memikirkan masalahnya Gus Zayn terjolak terkejut lantaran karena suara seseorang yang sedang dia pikirkan saat ini ada di hadapannya.

"Astaghfirullahaladzim." Gumam Gus Zayn karena terkejut dan karena memikirkan yang bukan mahramnya.

"Gus?" Seru Abel binggung saat melihat Gus Zayn yang mengelus dadanya sambil beristighfar itu. Gus Zayn terdiam mendengar panggilan yang beberapa hari ini Abel ucapkan.

Bukan lagi dengan memanggil dengan Ustad namun kini Gus. Seperti orang lain yang memanggilnya. Gus Zayn hanya merasa tak suka dengan panggilan yang Abel ucapkan itu.

Apa saya melakukan kesalahan? Batinnya binggung. Sudah beberapa hari memikirkan namun tak kunjung menemui jawaban.

"Eh ya?." Ucap Gus Zayn setelah terdiam beberapa saat.

"Ini tugas Ustad Aldi, katanya di titipkan ke Gus Zayn saja." Ucap Abel menjelaskan dengan nada biasa sambil memberikan buku-buku itu di temani Naila di sebelahnya,

Saat pelajaran Ustad Aldi berlangsung Abel di titipkan amanah untuk mengumpulkan tugas teman-teman nya dan di antarkan ke ruangan Gus Zayn setelah bel berbunyi karena Ustad Aldi sedang ada keperluan, sebenarnya Abel sangat malas namun karena itu amanah Abel mau tak mau harus melaksanakan.

Gus Zayn mengangguk mengerti namun dia tak percaya Abel yang mengantarkan karena biasanya sekertaris atau ketua kelas yang mengantarkan.

"Oh iya." Ucapnya sambil mengambil buku dan menghitung jumlah bukunya itu.

"Satu orang sedang sakit dan tiga orang izin." Ucap Abel menjelaskan saat melihat Gus Zayn ingin menghitung kembali bukunya.

Gus Zayn tersentak lalu mengangguk paham. "Yasudah syukran." Ucap Gus Zayn.

Abel mengangguk. "Kalo gitu saya permisi Us-Em Gus." Ucap Abel sambil meralat panggilannya lalu meringis kesal karena tak bisa mengontrol ucapan panggilan yang biasa itu.

Gus Zayn tersenyum tipis mendengarnya. "Panggil Ustad aja biar beda." Ucap Gus Zayn mengikuti omongan Abel kala itu. Abel termangu mendengarnya dan hanya terdiam tak menjawab.

"Saya mau berbicara boleh?." Tanya Gus Zayn pada Abel tanpa melihat sang empu. Abel mengangguk sebagai jawaban Naila yang di sampingnya merasa heran.

"Bukannya Gus dari tadi udah ngomong?." Tanya Naila binggung sambil menatap Gus Zayn yang di depannya dengan heran. Abel mendengus mendengarnya.

"Mau ngomong apa Gus?" Tanya Abel cepat.

"Apa saya berbuat salah?." Gus Zayn ikut bertanya. Abel langsung terdiam menahan nafas sebentar dan merasa hatinya sesak entah karena apa.

"Gus engga salah tapi saya yang salah." Ucap Abel sekenanya sambil menahan perasaan aneh yang hinggap di hatinya itu.

Gus Zayn menatap binggung ke depan. "Kamu salah?." Tanyanya.

"Kenapa Gus gak bilang dari awal kalo Gus udah punya calon istri?." Gus Zayn tersentak, jantungnya serasa berdetak dengan cepat dia menelan salivanya susah payah.

Naila yang di samping Abel pun ikut terdiam mendengar Gus yang di idam-idamkan para kaum hawa sudah memiliki calon istri.

🔹🔹🔹

Bersambung...

🌿See you next part🌿

I Love Gus Cuek! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang