🍁Trust Me Part 05🍁

16 6 5
                                        

Malam yang indah dibawah gemerlap lampu-lampu dan orang-orang yang berlalu lalang. Park Jimin dan Park Kyung Mi, sepasang suami-istri yang tengah menikmati indahnya malam minggu.

Berlatarkan sebuah pasar malam, mereka bergandengan tangan mengelilingi berbagai stand makanan yang ada di sana sambil sesekali bercanda yang menciptakan tawa bahagia untuk keduanya.

"Oppa, aku ingin itu." tunjuk Kyung Mi pada salah satu penjual yang ramai pelanggan.

"Gula-gula kapas? Tidak boleh kau bisa serak jika makan itu terlalu banyak."

"Aishhh hanya sedikit kok, tidak banyak. Aku janji."

"No, aku tau kau suka gula-gula kapas dan yang pasti kau tak cukup memakan satu."

Kyung Mi mempoutkan bibir nya, netra nya kembali mencari makanan yang sekiranya bisa ia beli. Yang pasti dengan izin suaminya.

"Kalau begitu, aku mau itu saja."

Jimin mengikuti arah telunjuk Kyung Mi.

"Samyang? Tidak boleh itu pedas kau bisa sakit perut nanti."

"Ck lebih baik tadi tak perlu kesini, mau itu tidak boleh ini tidak boleh. Menyebalkan." Kyung Mi menghentak-menghentakkan kakinya kesal.

"Hey jangan marah, kenapa kau sensitif sekali sih? Kau sedang datang bulan ya?"

"Pikir saja sendiri."

"Yasudah iya, ayo kita beli toppoki saja bagaimana?"

"Hm"

"Jangan marah sayang, kajja kita beli apapun yang kau mau nee?"

Bagaimana keadaan jantung Kyung Mi saat ini? Tentu saja sedang maraton. Bahkan pipinya pun mendadak panas. Memerah seperti kepiting rebus.

Jimin tertawa melihat Kyung Mi yang salah tingkah karena dirinya.

"Kau lucu sekali kalau salah tingkah seperti itu." ucap Jimin lalu mengecup singkat pipi Kyung Mi.

Kyung Mi tercengang dengan sikap Jimin bukannya tak senang tapi bukankah ini tempat umum? Bahkan sekarang mereka menjadi pusat perhatian beberapa orang yang ada disekitar mereka.

"Yak oppa! Ini tempat umum dasar kau ini." Kyung Mi memukul lengan Jimin pelan.

"Ahaha maaf maaf, tapi kau suka kan?"

"Yak jangan menggodaku!"

Jimin merengkuh tubuh kecil istrinya, membawa tubuh kecil itu ke pelukan nya.
.
.
.
.
.

Kini mereka berdua duduk di bangku yang memang sudah disediakan untuk pengunjung pasar malam. Menikmati makanan yang mereka beli.

Jimin memperhatikan istrinya yang sedang menyantap samyang. Ya, Kyung Mi jadi membeli samyang. Bukankah tadi Jimin sudah bilang 'kajja kita beli apapun yang kau mau nee?'

Kyung Mi menyantap samyang dengan sesekali meneguk air mineral. Wajahnya tampak memerah dan dahi nya berpeluh maklum efek kepedasan.

"Oppa setelah selesai makan naik wahana boleh?"

"Tentu saja, memang kau mau naik apa?" tanya Jimin sambil membenarkan anak rambut Kyung Mi yang sedikit basah karena keringat.

"Aku ingin naik bianglala oppa, sepertinya seru." ucap Kyung Mi antusias.

"Baiklah, ayo selesaikan makan mu lalu kita naik wahana."

Selesai dengan acara makan samyang kini Kyung Mi mengibas-kibaskan tangan didepan wajahnya.

"Kepedasaan eoh?" tanya Jimin lalu tertawa.

Kyung Mi tak menghiraukan Jimin yang tertawa meledeknya.

"Kajja kita naik wahana, siapa yang tadi antusias ingin naik bianglala hm?" ucap Jimin sambil mencubit pelan pipi Kyung Mi.

"Jangan cubit cubit." ucap Kyung Mi sambil memasang wajah garang nya. Sialnya bukan terlihat garang namun malah terlihat imut dimata Jimin.

"Ahaha jangan marah, kajja."
.
.
.
.
.

Mereka telah duduk berhadapan di wahana yang mereka naiki yakni bianglala, sesuai dengan permintaan Kyung Mi.

Jimin menarik tangan Kyung Mi lalu menggenggam nya. Bersama menikmati indahnya langit malam Kota Seoul.

"Oppa lihatlah bintang nya sangat indah." tunjuk Kyung Mi pada langit yang bertaburan bintang.

"Iya kau benar, tapi apa kau tau ada yang lebih indah dari bintang-bintang itu?" Jimin menatap Kyung Mi intens.

"Eumm apa itu? Bulan?" Kyung Mi mengalihkan pandangannya menatap Jimin yang sedang menatap nya. Pandangan mereka beradu.

"Kau, kau lah yang lebih indah dari bintang-bintang itu."

"Tak usah menggombal." ucap Kyung Mi mengibaskan lalu tangannya pelan di depan wajah suaminya. Menundukkan kepalanya menahan rasa yang membuncah itu. Tak tau saja sebenarnya dia itu sedang merona.

"Siapa bilang aku menggombal? Aku serius kok."

Jimin menangkup wajah Kyung Mi mengarahkannya agar menatap kearahnya. Mendekatkan wajahnya ke wajah Kyung Mi lalu mendaratkan bibirnya ke dahi sang istri. Mengecup lama dahi itu.
.
.
.
.
.

Mereka berjalan menuju kearah Jimin memarkirkan mobil yang ia bawa untuk pergi ke pasar malam tadi.

"Oppa, berhenti sebentar." Jimin menuruti instruksi sang istri untuk berhenti.

"Lihatlah ada penjual gelang, ayo kita beli." tunjuk Kyung Mi pada seorang ahjumma penjual gelang.

"Untuk apa? Suami mu ini bahkan bisa membelikan mu gelang berlian. Mau beli berapa ayo? Harta oppa takkan habis."

"Hmm sifat sombongnya kambuh lagi." ucap Kyung Mi pelan.

"Ayolah oppa kita beli itu kumohon." ucap Kyung Mi sambil Menggoyang-goyangkan lengan Jimin dan memasang muka memelas.

Jimin menghela napas sejenak. Istrinya memang keras kepala sekali.

"Kita pulang saja nee? Besok beli gelang yang lain emas, berlian, atau apapun bagaimana?"

"Ya ya ya terserah pulang saja pulang besok-besok tak perlu mengajakku jalan-jalan lagi jika tak mau menuruti keinginan ku. Dengan istri sendiri saja pelit." Kyung Mi menghentak-menghentakkan kakinya.

Jimin terkekeh melihat tingkah istrinya.

"Baiklah kajja kita beli, jangan marah lagi nee?"

Kyung Mi mengembangkan senyumnya lalu menarik lengan Jimin menuju tempat penjualan gelang.
.
.
.
.
.

Hai!
Ketemu lagi ga?
Lama ya up nya? Hehe maaf
Jan lupa vote dan komen
Maaf jika ada salah dan typo
See you next part

Trust MeWhere stories live. Discover now