"Tapi giliran sama Ustazah Zahra di jawab aja tuh." Cibir Abel kesal.

Saat Ustazah Zahra mengajak Gus Zayn mengobrol sambil tersenyum, walau Gus Zayn menjawab dengan datar namun tetap di jawab tak seperti jika Abel bertanya hanya diam saja.

Abel tau disini ada beberapa Ustazah idaman karena selain cantik mereka juga shalehah dan bertutur kata baik, tidak sepertinya. Ah dia tidak suka di bedakan.

"Saya hanya membicarakan tentang kajian atau pembelajaran saja." Zayn mencoba menjelaskan dengan datar. Abel mengulum bibir, menahan senyum yang ingin mengembang karena penuturan Zayn.

Zayn jadi seperti kepergok selingkuh.

"Tapi tetap saja." Jawab Abel tak terima lalu segera melenggang dari sana tanpa mengucapkan salam. Zayn melihat itu mengerinyit binggung, namun tanpa mengindahkan dia segera pergi ke kelas yang ingin dia ajar.

"Assalamualaikum." Salam seseorang menghalihkan perhatian mereka. Abel tersentak mendengar suara itu, dia lupa jika hari ini ada kelas Ustad Zayn.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab mereka serempak.

"Silahkan kumpulkan tugas kalian minggu kemarin." Ucapnya datar seperti biasa.

Abel mendengar kata tugas melotot tak percaya menatap Tia yang berada di sampingnya. "Lah emang ada tugas?." Tanya Abel berbisik pada Tia yang sedang mencari buku di tasnya.

Tia mengangguk. "Iya ada tugas, minggu kemarin yang Gus absen itu loh." Jawab Tia.

Abel menghela nafas lesu apalagi melihat teman-temannya yang mengumpulkan tugas ke depan.

"Kenapa hanya ada 22 buku, 3 lagi mana?." Tanya Gus Zayn setelah menghitung.

Kedua orang yang tidak ikut mengumpulkan hanya menunduk dan Abel hanya diam.

"Siapa yang tidak mengumpulkan angkat tangannya." Mereka langsung mengangkat tangan saat mendengar suara datar yang kini terdengar tegas itu.

"Kenapa kalian tidak mengumpulkan?." Tanyanya pada ketiga wanita yang mengangkat tangan itu.

"Lupa." Celetuk Abel asal.

"Kamu fikir karena saya tidak ada saat pelajaran kalian bisa seenaknya? Jika tidak ingin mengikuti pelajaran saya kalian bisa keluar." Tegas Gus Zayn. Abel hanya diam dengan tatapan biasa.

"Silahkan kalian keluar dan berdiri di lapangan sambil beristighfar, renungi juga kesalahan kalian." Suara tegas lagi keluar, Abel yang mendengar itu berdiri dari duduknya tanpa ekspresi dan melenggang dari sana tanpa keluar sepatah kata.

Mereka berdua ikut berdiri mengikuti Abel, namun pamit terlebih dahulu.

"Afwan Gus, permisi Assalamualaikum." Ucap mereka lalu keluar dari sana seperti yang di perintahkan.

Mereka melanjutkan pelajaran yang tertunda itu.

"Namanya juga lupa ya kali harus di renungi sih." Ucap Abel sewot saat berdiri di lapangan dengan menatap bendera.

"Di maklumi saja, karena guru di sini tidak mentoleransi mereka yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai murid." Ucap wanita yang ikut di hukum itu.

Abel mendengus malas, lalu ikut beristighfar.

oOo

Rasanya sejak tadi mulutnya lelah berkomat-kamit beristighfar dan kakinya pun lelah sedari tadi berdiri. Padahal sekarang sudah waktunya pulang, bel juga sudah berbunyi sedari tadi dan banyak orang yang berlalu-lalang menatap mereka dengan pandangan heran.

Tadi saat Abel mendengar bel dan ingin segera bergegas pergi namun di urungkan oleh teman sekelasnya itu katanya jika belum di izinkan kembali berarti tidak boleh pergi meninggalkan hukuman.

Abel haya bisa menuruti, dia sedang malas berdebat. Tugas di sekolahnya pun sudah menumpuk karena dia sudah semester dua, jadi dia sangat lelah karena terlalu memfotsir kegiatannya tanpa memperdulikan tubuhnya.

🔹🔹🔹

Bersambung...

Posisi kelas sore.

Posisi kelas sore

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I Love Gus Cuek! [End]Where stories live. Discover now