6

20.4K 435 44
                                    

Selamat datang kembali di Protective Bastard!

Damian kembali lagi mengisi waktu luang kalian. Mari aku tunjukkan gimana bucin nya Damian.

Happy reading all<3

***

"Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa wali Gempita sekarang adalah Tuan sendiri. Dengan segala hormat saya sangat senang Tuan menginjakkan kaki kesini lagi setelah sekian lama," kepala sekolah menundukkan kepala nya sopan.

Damian menjelajahi setiap sudut dari ruangan tersebut, bergerak memutar dan membiarkan kepala sekolah itu berbicara sesuka hatinya. Sudah sepatutnya kepala sekolah itu bersikap sopan kepada Damian. Dalam sejarah sekolah ini, Damian adalah orang yang paling berpengaruh.

"Saya sudah menyiapkan kelas yang terbaik dari yang terbaik untuk Gempita."

"Sudah sepatut nya," Damian berucap angkuh. Dia mendudukkan diri di sebelah Gempita dan merangkul pinggang gadis itu dengan mesra.

"Damian," gadis itu memanggil secara ragu. Lidahnya sangat asing memanggil Damian secara gamblang.

"Yes love?"

"Gempita ingin memilih tempat duduk sendiri. Boleh?"

Dalam pertemanan, Gempita memang bukan orang yang pemilih. Bukan juga Gempita orang yang selalu membuka diri untuk siapa saja memasuki kehidupannya. Gempita ingin sekolah secara nyaman, dan fokus belajar.

Di kelas sebelum nya Gempita sangat nyaman dengan teman-teman nya yang tidak terlalu ikut campur dalam urusan pribadi nya. Ketika di pindahkan kelas secara tiba-tiba Gempita perlu membiasakan diri dengan teman-teman baru.

"Of course, sweetheart," Damian berujar mesra. Kepala sekolah yang memperhatikan interaksi mereka menjadi mengerutkan keningnya namun sedetik kemudian dia tersenyum.

"Wah, rupanya Tuan adalah kakak yang romantis ya," kepala sekolah tertawa pelan. Damian lantas menatap tajam pria itu.

"She's my wife," ungkap Damian. Tawa kepala sekolah itu menyurut tergantikan dengan tatapan kagetnya.

"M-maksud Tuan? Sebentar Tuan saya Per--"

"Apa perlu ku ulang lagi pernyataan ku? Dia istri ku," ulang Damian.

"Sekali saja ada yang menyentuh istri ku. Bahkan hanya sehelai rambut pun, aku tentu tidak akan diam saja."

Gempita meremas kuat rok nya, merasakan atmosfer yang berubah menjadi dingin. Damian meraih tengkuk Gempita, lalu mengecup bibir gadis itu membuat Gempita terkejut di tempat.

"Apa kurang jelas?" tanya Damian lagi.

"Maafkan atas ketidaksopanan saya Tuan," kepala sekolah menundukkan kepala nya sebagai permintaan maafnya.

"Bersikap baiklah pada istriku."

***

Gempita menyusun buku-bukunya yang berada dia atas meja nya. Satu kelas berbisik-bisik tentang dirinya yang berubah begitu drastis dalam satu minggu. Duu Gempita dikenal dengan anak yang pendiam dan tidak terlalu mencolok. Tapi lihatlah sekarang, dari ujung kepala hingga ujung kaki mereka semua tau itu sangat mahal. Tentu saja, Damian tidak akan membiarkan pujaan hati nya memakai barang murahan.

Tidak sampai disitu, di depan pintu kelas Gempita terdapat dua pengawal yang disiapkan Damian untuk mengawasi Gempita 24 jam. Damian hanya berjaga-jaga agar Gempita tidak kabur walau nyata nya selama bersama Damian, Gempita sama sekali tidak pernah berfikir untuk kabur dari pria itu.

"Nona ingin kemana?" tanya Rendy.

Gempita mendekat. "Gempita ingin ke kantin apa tidak boleh?" Gempita bertanya balik.

"Tentu saja boleh, Nona. Mari kami antarkan."

"Tidak. Kalian tunggu disini saja. Gempita malu jika berjalan di tengah kalian dan menjadi pusat perhatian," tolaknya.

"Ini perintah Tuan."

"Wah-wah rupanya ada yang menjadi ratu ya disini?" suara seseorang yang Gempita kenal membuat Gempita menatap terkejut perempuan itu.

Rendy memasang badan nya begitu Sasha-kakak Gempita mencoba mendekat kepada Gempita. Alarm di kepala Rendy berbunyi begitu saja melihat wajah angkuh Sasha.

"Anda tidak bisa mendekat."

Sasha bersedekap. "Apa seorang kakak tidak bisa menemui adik nya?"

"Berdasarkan fakta, Nona Gempita sudah tidak mempunyai keluarga selain Tuan Damian," balas Rendy.

"Nona?" Sasha tertawa, perempuan itu melirik Gempita yang hanya diam bergeming di belakang Rendy seolah meminta perlindungan.

"Orang seperti dia tidak pantas kalian sebut dengan panggilan seperti itu," desis Sasha kejam. Sasha melangkah ke kanan mecoba mendekati Gempita namun pengawal yang berada di sebelah Rendy bergerak menghalangi nya.

"Hey! Aku ini kakak nya!"

"Anda tidak bisa mendekat."

"Wah," Sasha mendesis. "Dasar anak tidak tahu di untung. Apa setelah keluar dari rumah kami, kau merasa di lindungi? Merasa menjadi ratu? Berkacalah! Kau dulu hanyalah seorang babu cengeng yang tahu nya hanya menangis dan menyusahkan Ayah dan Ibu ku!"

"Begini sikap mu setelah sudah tidak lama bertemu dengan ku hah?!"

"Sebaiknya anda menjauh sebelum kami bertindak lebih lagi," peringat Rendy.

Gempita bergeming, dari dulu Sasha adalah orang pertama yang Gempita takuti. Perempuan tiu tidak mengenal tempat dan waktu jika ingin menyiksa Gempita. Dalam ingatan nya Gempita masih begitu ingat ketika Sasha dengan tega nya menginjak-injak tubuh nya di tengah lapangan.

Atau bahkan mencekik dirinya disaat Gempita tidak sengaja menjatuhkan bedak milik kakak nya.

"Sekali lagi saya peringatkan untuk mundur," Rendy menatap Sasha tajam, paling benci dengan makhluk bernama wanita.

Sasha berdecih. "Lihat saja! Aku akan membuat perhitungan pada mu!"

Setelah itu Sasha pergi dari hadapan Gempita. Hancur sudah rencananya ingin menghasut Gempita agar menjauh dari pria kaya itu. 

***

Note: Sekarang Protective Bastard bakalan lebih sering update!

Jangan lupa beli oneshoot di karyakarsa ya sambil menunggu Protective selesai. Harga nya cuma 8k kok, bisa di beli melalui pulsa/gopay

PROTECTIVE BASTARDWhere stories live. Discover now