5

20.2K 385 7
                                    

Selamat sore semuanya!

Untuk mengobati rasa rindu kalian dengan Protective Bastard, aku memutuskan untuk mempublish nya setelah sekian lama gak publish.

Sebelum itu tolong komen di bawah ya siapa aja yang udah membeli e-book Perfect Ceo.

Happy reading all<3

***

Sinar matahari mengusik tidur Gempita serta merasakan usapan lembut di pipinya. Semalaman Gempita tidak bisa tidur akibat kejadian kemarin malam yang membuat Gempita sedih. Perkataan Laura seolah terngiang-ngiang menunjukkan bahwa Gempita bukan istri yang baik untuk Damian. Padahal jika di fikir-fikir untuk apa Gempita menjadi istri yang baik dari seorang lelaki yang mempunyai banyak simpanan.

Gempita merasa sangat berhutang budi pada Damian yang sudah mau menampungnya disini disaat keluarga nya sendiri menjualnya.

Pria itu dengan baik tidak menjadikan Gempita sebagai simpanan seperti yang lainnya melainkan sebagai istri. Untuk itu Gempita harus tau diri setidaknya bersikap baik kepada Damian.

"Wake up, darlin," bisikan suara serak itu tidak mampu membuat Gempita membuka kedua matanya.

"Hey, bangun sayang," Damian mengusap mata Gempita yang masih tertutup.

"Eungghh, ngantuk," rengek Gempita, menarik selimutnya hingga sebatas leher.

Damian terkekeh. "Bangun atau ku terkam sekarang juga?"

Perkataan Damian sukses membuat mata Gempita terbuka lebar, buru-buru mengucek mata nya. Tidak salah lagi. Di depan nya ini memang suami nya.

"T-tuan?"

"Bagus. Bangun, hari ini aku berjanji akan mengantarmu sekolah bukan?"

"Sekolah? Tuan beneran?" tanya Gempita masih tidak menyangka. Tiba-tiba saja dia menjadi sangat excited.

"Aku tidak suka mengulang perkataan ku. Cepat mandi dan ganti baju mu. Aku akan menunggu di ruang makan."

***

Sekali-kali Gempita mencuri pandang pada Damian yang berada di sebelahnya. Pria itu terihat tampan menggunakan jas hitam nya ditambah dengan kaca mata hitam nya. Disebelahnya, Gempita sudah memakai seragam yang entah dari kapan Damian siapkan untuknya.

"Sudah puas menatapku?" Damian melemparkan pandangan nya pada Gempita. 

"Gempita tidak menatap Tuan," bantah Gempita.

Damian mengangguk, pria itu melirik lagi Gempita yang menatap nya secara terang-terangan. Ditatap seperti itu membuat Damian gemas dan menarik gadis itu mendekat dan memeluk pinggang nya.

"T-tuan?!" 

"Apa kau tahu, tidak ada yang berani menatapku secara terang-terangan jika kepala nya tidak ingin ku tembak, dan organ nya ku jual di pasar ilegal."

"Tuan, Gempita tid--"

"Atau mungkin jika dia seorang perempuan, akan ku jadikan mainan para pengawalku. Mereka sudah pasti akan memasuki nya berkali-kali, tanpa ampun. Hard sex adalah kesukaan para pengawalku. Terutama Rado," lanjutnya, Gempita tergagu di tempat.

Mata Damian turun ke bibir seksi Gempita yang begitu menggodanya. Pria itu memajukan wajahnya, mencium bibir Gempita dengan lembut. Sebelah tangan nya menahan tengkuk gadis itu, memperdalam ciuman mereka agar semakin intens. Gempita mencengkram kemaja pria itu, menyalurkan rasa takut dan gugupnya yang mendominasi dirinya saat ini.

"Not bad, wifey," bisik Damian setelah ciuman nya berakhir.

"Aku jadi tidak sabar mencicipi tubuh mu."

Gempita tersentak, menarik dirinya menjauh dari Damian. Dari kecil, Gempita tidak pernah bersentuhan dengan lelaki lain selain Ayahnya. Bahkan disaat anak seumuran nya sudah berpacaran dan berciuman, ataupun seks Gempita tidak pernah merasakan semua itu. 

Hingga sekarang Gempita hanya mempunyai satu teman yang selalu menemani hari-hari nya. Lula, anjing kecil yang ia selamatkan di sebrang jembatan dekat rumahnya. Bersama dengan Lula, Gempita tidak pernah merasakan kesepian  dan merasa sendiri.

Damian adalah lelaki pertama yang menyentuhnya hingga sejauh ini. Dan itu membuat Gempita sedikit takut dan penasaran di waktu yang bersamaan.

"Easy baby," Damian tersenyum miring, semakin membuat Gempita takut di tempat.

"Tuan tidak akan melakukan itu kan?" tanya Gempita terdengar ragu.

"Of course," jawaban Damian membuat Gempita menghembuskan nafas lega. "--aku akan menyentuhmu," lanjutnya.

"Tuan--"

"Berhenti memanggilku seperti itu. Kau bukan bawahan ku yang harus memanggilku seperti itu. Jika kau masih memanggilku seperti itu, aku tidak menjamin tidak akan melakukan itu sekarang," peringat Damian.

"Kita sudah sampai. Turun," perintah Damian.

Gempita dan Damian turun dari mobil setelah para pengawalnya membukakan pintu untuk mereka berdua. Damian menarik Gempita mendekat, memeluk pinggang ramping gadis itu.

"Tundukkan pandangan mu jika tidak ingin kepala para pria itu ku tembak satu persatu," bisik Damian penuh dengan peringatan.

***

Gimana sama chapter 5 nya?

I hope u like it, guys!

Oh iya, btw setelah ini aku bakal hiatus untuk melanjutkan cerita ini dan bakal aku publish setelah chapter dari cerita ini selesai. Setelah ini selesai, aku bisa fokus ke MLGN dan one shoot nya.

Jadi ditunggu ya gaeezz.

PROTECTIVE BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang