Lan Wangji 5

1.8K 146 12
                                    

🍁banyak typo harap maklumi.


Pria manis dengan kedua lesung pipi bersandar di sebuah pohon. Menatap bambu yang tengah meliuk tertiup angin. Senyumnya tak pernah luntur sebelum si jubah biru menghampirinya. Raut wajahnya berganti seakan baru saja kehilangan lima belas keping emas.

Lan Wangji menatap keduanya dengan dahi berkerut. Entah mengapa hatinya berubah gelisah. Ketika mendengar sang paman mengunjungi Yunmeng kala matahari baru saja muncul. Tak mengatakan sepatah katapun untuknya dan sang kakak.

Pria tampan itu kembali sibuk dengan buku-bukunya. Bergelut dengan aksara dan memecahkan berbagai teori.

Lan Shizui menghentikan kakinya sepuluh langkah dari Lan Wangji. Bocah itu telah tumbuh tinggi dan tampan. Lan Shizui ditemukan oleh Wei Wuxian saat pembataian Klan Wen. Dengan keras kepala Lan Wangji ingin membawanya ke Gusulan. Karena bocah itu terlihat sangat menyayangi Gege Xian-nya.

Lan Wangji hanya merasa ingin merawat dan mendapatkan hal yang sama dari bocah bermata bulat itu. Ia menemukan kehangatan kala kakinya dan Wei Wuxian dipeluk erat pertama kali berjumpa.

Mungkin sebagai alasan pemuda nakal itu harus berkunjung ke Gusu. Melihat dan memeriksa anak angkatnya yang tumbuh dengan baik bersama Lan Wangji.

Lan Shizui sedikit ragu, tetapi ia tak kuasa menahan rasa gelisah yang tengah menggerogoti hatinya. Kabar itu membuat fokusnya hilang.

"Ada apa, Shizui?" suara berat dari Lan Wangji membuatnya sedikit tersentak dan ragu-ragu melangkah ke depan. Ia menatap punggung lebar milik pria tampan itu dengan perasaan gugup. Ia sedikit takut jika pria itu, tak menyukai pertanyaannya nanti.

"HanGuang-Jun, bolehkah saya ... izin untuk turun gunung hari ini bersama Lan Jingyi?"

Lan Wangji menutup bukunya dan menatap remaja tampan yang tengah meremas bajunya.

Lan Wangji, "Guru memberimu misi?"

"Tidak, HanGuang-Jun. Saya ... saya hendak memastikan sesuatu," jelas Lan Sizhui dengan suara pelan. Pria tampan itu tahu, remaja di depannya tengah ragu.

"Aku tidak bisa memberimu izin, jika tidak ada kepentingan, A-yuan."

Lan Shizui merasa hatinya diremas ketika mendengar nama itu disebut. Ia mengingat perbincangan pria berlesung itu dengan Zewujun.

"HanGuang-Jun, saya dan Lan Jingyi ingin mengunjungi bukit Dafan. Tetapi saya tidak bersama anggota lain. Jika HanGuang-Jun mengizinkan."

Lan Wangji menarik ujung bibirnya. Tersenyum samar mendengar keinginan remaja itu. Seperti seorang putra yang tengah mengungkapkan isi hatinya pada sang ayah.

"Kembalilah sebelum matahari terbenam."

Dua pemuda menaiki pedangnya menuju barat laut. Berbekal air putih dan buah-buahan. Pemuda dengan mulut berisik itu hampir tak mampu mengimbangi laju pedang milik Lan Shizui. Hal itu membuatnya selalu berada di belakang remaja tampan itu.

Bibir tipis itu biasanya melontarkan beberapa kata terkait kegiatan maupun berita hari ini. Namun kali ini terbungkam melihat kegundahan yang tercetak jelas di wajah sahabatnya.

Mereka tak bermaksud mencuri pembicaraan kedua orang dewasa yang tengah berbincang serius. Namun, kala mendengar nama seseorang di sebut membuat kakinya tak bisa pergi kemanapun. Memilih untuk mengobati rasa penasaran dengan berdiri dibalik bilik milik Zewujun.

Tak lama kemudian mereka sampai pada bukit hijau dengan pohon berbagai buah.

"Shizui, apakah kau yakin akan mencarinya dari titik ini?"

Lan WangjiWhere stories live. Discover now