𓏲 ❛ mimpi.

551 128 30
                                    

Di terangi cahaya lampu taman, Doyoung dan Yedam bermain dengan salah seorang anak laki-laki yang sejak tadi berlarian.

Waktu sudah melukis malam sejak tadi, tetapi mereka enggan meninggalkan Alun Alun itu. Bahkan tak peduli sedikit pun dengan Kala yang tengah rebahan di trotoar.

Dari pada jadi nyamuk ye gak?

Mungkin ada sebagian orang yang sangat tidak menyukai anak kecil, tapi Doyoung dan Yedam tidak. Selagi ada waktu bersama anak kecil, why not?

"Kak! Geli tauuu!" pekik anak laki-laki itu. Bukannya berhenti, sang pangeran makin gencar menggelitik anak tersebut. Sedangkan Yedam hanya tergelak melihat mereka berdua.

Orang lain mungkin akan mengira mereka adalah keluarga. Ya, seandainya mereka adalah keluarga.

"Udahan dulu mainnya, kasian tuh dia." ucap Yedam menghentikan aktivitas keduanya.

Anak laki berpipi gempal itu memalingkan wajahnya, sepertinya ngambek kepada Doyoung.

"Nahayo anaknya nangis, bapaknya potong kumis, di cium amis-amis" entah dari mana, Kala menyela.

"Hei, jangan marah gitu dong. Habis ini kakak belikan permen kapas deh." ujar Doyoung yang sukses membuat anak kecil itu dengan mudahnya tersenyum kembali.

"Okey, ayo belii~" Doyoung terkekeh, lantas kemudian menggandeng anak kecil itu dan pergi ke salah satu penjual permen kapas pinggiran disana.

Yang nanya Doy dapet duit dari mana, itu hasil kerja ngepet semalem. Doyoung sama Yedam jaga lilin, yang jadi babinya Kala.

"Wauw, kek bapak-anak goals anjir. Dan elo jadi emaknya, xixixi ngakak abiez"

"Ya boleh lah-EH ASU KECEPLOSAN, KALA BADJINGAN!!"

Yeah, setelahnya pergelutan terjadi.

Di sisi lain, Doyoung tengah kepalang bingung mencari anak kecil tadi. Permen kapas sudah di genggamannya, lalu saat Doyoung akan memberikannya, anak tersebut sudah tidak ada di sekitarnya.

Tak berselang lama, sepasang suami istri menghampiri Doyoung. Terlihat sang ibu menggendong anak kecil yang sedari tadi bermain dengan Doyoung.

Bugh!

Satu tinjuan berhasil melayang ke pipi Doyoung, membuatnya tersungkur ke tanah karena tak ada persiapan. Permen kapas yang di genggamannya jatuh, menggelinding menuju tengah jalan raya kemudian terlindas oleh salah satu mobil yang melintas.

Sambil menahan rasa sakit, Doyoung mencoba bangkit, walau kemudian yang dia dapat adalah tuduhan sampah.

"HEH, KAMU YANG NYULIK ANAK SAYA YA?! KAMI BERDUA SUDAH KELILING MENCARINYA, TERNYATA DI BAWA KAMU?! DASAR GENERASI MUDA BEBAN NEGARA, MASIH KECIL UDAH JADI PENCULIK, MAU JADI APA KAMU?!" cerca sang suami.

"Lho, maksud bapak apa ya? Saya tidak pernah menculik anak bapak." bela Doyoung yakin.

Sebenarnya Doyoung bisa saja balas menonjoknya, namun niatnya ia urungkan karena jelas pria ini lebih tua darinya.

"HALAH ALESAN KAMU, MALING MANA MAU NGAKU!" pria itu kembali meninju Doyoung tepat pada bagian rahang.

Doyoung terpelanting ke jalan raya, tak ada tenaga untuk bangkit, lagi pula tak ada gunanya juga untuk bangkit. Karena setelahnya dari arah kanan terdapat mobil yang melaju kearahnya.

"SAM!"



Other side

Yedam berlari secepat mungkin yang ia bisa, melihat Doyoung terpental ke jalan raya membuatnya ingin memiliki kekuatan teleportasi saja.

pangeran kertas ; Dodam√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang