35• Malam Minggu

2.6K 423 62
                                    

mengulang kembali masa lalu kelam, seperti pertanda bahwa kapal kebahagiaan itu mulai karam

mengulang kembali masa lalu kelam, seperti pertanda bahwa kapal kebahagiaan itu mulai karam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






[TIGAPULUH LIMA]


DARI balik bedcover tebal berwarna abu kepunyaan Arga, tubuh mungil gadis itu bergoyang gusar. Mencoba bangun dari mimpi buruk yang kini menghantuinya, ternyata sungguh menguras energi.

Hingga kedua manik terang Shanin berhasil terbuka, barulah gadis itu dapat bernapas normal dengan keringat yang kini sudah membasahi pelipisnya.

Mencoba berteman dengan situasi remang-remang disekitar, menyadari kalau ia masih berada di dalam kamar Arga semenjak kepulangannya dari Majalengka beberapa waktu lalu.

"Nin?"

Kepala Shanin berpaling, saat dengan jelas, seseorang memanggil namanya dari balik pintu kamar yang tertutup.

"Udah bangun belum?"

Tanya suara itu lagi sembari mengetuk pintu cokelat yang menghalangi. Membuat Shanin bergerak lemah sebelum turun dari ranjang besar Arga.

Berakhir dengan membuka pintu yang padahal tak Shanin kunci itu, menampakkan sosok sang empunya kamar dibaliknya.

"Eh, udah bangun," katanya sembari tersenyum, "Kita satu jam lagi mau pergi, mau ikut?"

"Kemana?" Tanya Shanin saat baru menyadari tubuh indah Arga yang kini sudah berbalut dengan kaos hitam ditemani sebuah jaket kulit berwarna senada.

Oh, tak lupa dengan celana robek khasnya. Menambah kharisma seorang Arga yang tentu tak pernah bisa ditolak oleh siapapun.

Sangat berbeda dengan Shanin yang kini masih mengenakan baju tidur bunga-bunganya. Dengan wajah kucel khas bangun tidur dan rambut yang gadis itu biarkan berantakan.

"Malem mingguan."

Dengan bingung, Shanin mengerjap, "Emang sekarang jam berapa?"

Sembari tersenyum geli, ditunjukannya jam tangan yang melingkar dilengan cowok itu.

Pukul 5 lebih 20 menit.

"Shanin tidur selama itu?!" Serunya dengan mata membulat. Padahal ia hanya memejamkan mata sebentar, tapi mengapa hari berjalan begitu cepat?

"Kamu kecapean, mangkanya tidurnya kebablasan," balas Arga gemas sembari mengusap puncak kepala gadis dihadapannya.

"Yaudah, siap-siap aja dulu. Aku sama yang lain tunggu dibawah." Pamit cowok itu sebelum berniat untuk beranjak.

Meski baru dua langkah, Arga kembali berpaling, "Kamu—belum inget?" Tanyanya ragu saat mendapati Shanin juga kembali menatapnya.

"Inget apa?" Bingung Shanin sembari mengerjap beberapa kali, tak paham dengan pertanyaan rancu itu.

Shanin's Diary 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang