4• Bumblebee

4.6K 716 94
                                    

jika tidak bisa menghindar, menghadapinya dengan perasaan ikhlas adalah cara terampuh

jika tidak bisa menghindar, menghadapinya dengan perasaan ikhlas adalah cara terampuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







[EMPAT]


CUACA dingin dengan di hiasi sedikit rintik hujan itu terlihat menyapa langit sore. Kumpulan awan hitam dengan ditemani kilat juga sudah terpampang nyata sejak lima belas menit mereka menaiki kendaraan beroda dua itu.

Arkan, yang sedari tadi berfokus dengan jalanan disekitar, sempat melirik kaca spion disebelah kanannya.

Mendapati Shanin yang kini terlihat mengusap kedua bahu sembari merapatkan jaket jeans hitam milik Arga ditubuhnya. Tanda bahwa gadis itu kini tengah menggigil kedinginan.

Sempat merutuki dirinya yang memilih untuk membawa Shanin pergi dengan sepeda motor, maniknya kini beralih melirik sekitar.

Mencari tempat untuk menghangatkan diri ditengah jalanan yang kini berkondisi cukup sepi. Banyak motor yang memilih untuk menepi, tak ingin mengambil resiko atas jalanan beraspal yang kini mulai licin.

Dan begitu maniknya dipertemukan oleh satu-satunya tempat penjual makanan, tanpa pikir panjang, Arkan menepikan kendaraannya.

Terlihat berhenti tepat di depan sebuah warteg sepi yang keberadaannya persis dipinggir jalan. Bersyukur karna disaat seperti ini, Tuhan masih menyisakan tempat berlindung sekaligus tempat pengisi perut untuk mereka berdua.

"Minum teh anget disini dulu gak apa-apa, kan?" Sesaat setelah membantu Shanin melepaskan helm miliknya, cowok itu bertanya.

Pertanyaan yang segera gadis itu jawab dengan anggukan. Sebelum dirinya berusaha turun dari atas motor Arkan yang sudah terparkir sempurna.

Dibimbing oleh cowok berkulit putih itu, tarikan tangannya membawa Shanin memasuki rumah makan sederhana. Memilih duduk diatas kursi kayu yang keberadaannya tepat menghadap ke arah etalase berisi berbagai macam makanan.

"Mau makan?"

Gadis dengan rambut dikuncir kuda itu menimang, sibuk memperhatikan satu persatu isi makanan di dalam mangkuk kaca.

"Mau kerang, tapi gak pake nasi, Shanin lagi diet."

Arkan mendengus geli, sebelum memperhatikan tubuh Shanin dari bawah sampai ke atas, "Udah kurus, apa yang di dietin?"

Mendapati respon menyebalkan itu, membuat Shanin memicingkan mata sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Arkan gak akan paham sama pola pikir cewek."

Shanin's Diary 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang