~2~

405 20 0
                                    

  Kali ini, ada sebuah tas branded yang sudah menjadi incaran Sasa di sebuah toko untuk hadiah ulang tahun ibunya. Ternyata, bukan hanya Sasa yang memburu tas branded itu, banyak orang-orang lain juga. Bahkan ada seorang pria yang juga sama memburu tas branded di toko itu.

  Tangan mereka berdua mendarat di satu tas yang sama, begitu elegan dan cantiknya tas berwarna hitam dipadukan dengan aksesoris rantai berwarna gold yang terkesan mewah.

"Tas gue!!!". bersamaan dan saling memandang satu sama lain.

Segera Sasa bertindak tegas, "lepas gak! Gue yang duluan!". sembari memukul tangan pria itu dengan sebelah tangannya agar segera melepas tasnya.
Tapi pria itu tidak melepaskan dari tangannya, "eh Mbak, saya butuh banget! Please...".tetap bersikeras, Vishal memasang muka melas memohon dan menatap Sasa penuh tatap.

Sasa geleng-geleng kepala mencoba mempertahankan tas itu, tidak akan membiarkan Vishal mengambilnya. "Cowok bukan sih? Ngalah dong!".

Vishal kembali berseru, "please, buat pacar saya, Mbak".

"Ah...pokonya gue duluan!!!". segera Sasa merebut tas itu, dan akhirnya berhasil mengambilnya. Kemudian melangkah pergi ke tempat kasir untuk membayar tas branded cantik itu. Alhasil...

Sasa bingung dan panik, "duh...dompet gue, kok ga ada??".
Mengeluarkan seluruh isi yang ada di dalam tas miliknya, mencari-cari dompet yang hilang entah dimana keberadaannya.

So, dengan begitu Vishal meledek Sasa. "Makanya, kalo gak punya uang! Jangan so-soan beli tas kaya gini, Mbak!".
Terdengar pedas seperti komentar netizens uhff... bercanda yah haha...

Kesal dan emosinya meluap, "iih...awas aja!!!".balas Sasa

Vishal terus membuat malu Sasa dihadapan si Mbak kasir, "buktinya, sekarang gak bisa bayar?".

Sasa tampak sangat kesal dengan ocehan Vishal yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
"Enak aja, Lo!!!".mencoba mengimbangi rasa malu, kedua pipinya mulai memerah akibat kesal sekaligus menahan rasa malu.

Segera Vishal mengeluarkan kartu debit, dengan maksud akan membeli tas branded itu.
"Tas nya, saya yang bayar!".
Dengan wajah tanpa dosa pergi membawanya.

"Awas aja kalo sampe ketemu lagi!!!".teriak Sasa

Dengan terpaksa Sasa berusaha mengiklaskan tas branded itu, yang sedari tadi sudah menjadi incarannya.

Kemudian pergi menuju cafe tempat biasa, di sepanjang jalan terus mengumpat pria itu benar-benar kesal luar biasa. "Amit-amit...ada ya cowok kaya gitu, jangan sampe ...".

Ternyata di cafe ketiga sahabatnya tidak berada disana, entah kemana? Yang jelas membuat Sasa semakin kesal.
Mohon bersabar yah...

***

  Biasanya memang begitu kalau sudah semacam ini, bukan kali pertama terjadi bahkan beberapa kali sering terjadi. Namun, Fafa lebih memilih membaca buku sendiri atau pergi untuk membeli sebuah buku baru.
Ah, bisa-bisanya kemarahan Fafa menghilang hanya karena sebuah buku saja. Jadi, yang penting buku atau sahabat kira-kira!?
Eh...gimana?gimana?kok ribet hihi...

Kakinya menjinjit-jinjit, tangannya terus meronta-ronta sebuah buku yang berada di bagian rak paling atas, tanpa putus asa terus berusaha menggapainya.
"Susah banget...".kebingungan

Dan tiba-tiba saja seorang pria membantu mengambilkan buku yang berusaha digapainya, hm...Fafa terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya, hingga kepalanya membentur dada bidang pria yang ada di hadapannya. Postur tubuhnya yang tinggi, kekar, dan gaya rambutnya yang dipotong cepak khas seorang abdi negara.
Cie...cie... romantis juga ternyata huh...

Dear Perwira [ Rew ]Where stories live. Discover now