1. Ide Gila Sivia

4.5K 111 3
                                    

“Trus gimana dong Viaaa.. Lama-lama gue bisa gila beneran nih!!” rengekku sambil menarik-naik sweater wanita chubby di depanku. Sengaja aku colek pipinya, dan Sivia dengan tatapan tidak rela akhirnya melihat ke arahku. Aku mencibir pada majalah korea yang akhirnya tergeletak di meja.

“Lo emang udah gila kok!! Udah tau cuma mimpi, masih aja dipercaya!” Sivia merengut, bersedekap.

“Trus.. udah lo ikutin nggak saran gue?” Sivia masih terus mengoceh sambil berusaha menyeruput sisa-sisa jus stroberi meski cuma terlihat bongkahan es batu di gelas.

Sluuurp.. sluuuurp….

Tanpa sungkan dia mengunyah es batu hingga mengeluarkan bunyi yang bikin telingaku nyeri.

“Udaaah! Gue udah bela-belain ngeliat Brad Pit.. Justin Timberlake.. Lee Min Ho.. bahkan Justin Bieber pun di tv sampe mata gue merem melek demi ide gila lo! Tapi tetep aja nggak mempan!” Aku mengeluarkan uneg-unegku yang sejak kemarin malam kupendam. Mengusap wajahku yang mulai kelelahan.

Sebenarnya udah hampir seminggu aku mimpi hal yang sama. Sosok laki-laki yang terus mendatangiku meski wajahnya nggak terlalu jelas, dan aku menceritakan itu pada sahabatku.

Aku udah pura-pura nggak peduli, tapi kali ini aku nggak tahan lagi. Aku terus mengingat-ingat mungkin saja aku pernah ketemu sama dia dan pernah membuat masalah dengan orang itu, tapi aku nggak pernah merasa punya kenalan yang berwajah sama persis dengan dia. Entah sejak kapan aku mau ngikutin ide Sivia, sampai aku coba mengalihkan mimpi itu dengan cara membayangkan laki-laki lain. Aku juga percaya aja sama omongannya.

Dengan wajah sok berfikir, Sivia menatap langit-langit café. Jari telunjuknya bergerak mengetuk meja. Aku menggebrak meja mencoba mengagetkannya.

“Hoi! Lo itu mikir apa ngelamun? Lama banget!!”

“Iya.. ini juga mikir!” ujar Sivia kembali mengacuhkanku. Aku memutar mata kesal. Bayangan orang yang berjalan tenang diluar lebih menarik daripada aku harus ngeliatin Sivia kayak orang lagi bengong. Dua menit kemudian Sivia membelalak padaku dengan pancaran mata yang berbahaya. Pasti ide gila lain akan menggentayangiku kali ini.

“Ify! Ify!! Gimana kalo lo gambar aja wajah cowok yang nyungsep di mimpi lo? Gue juga penasaran wajahnya kayak gimana sih?” Sivia menaikturunkan alisnya.

Omaigad! Jadi sejak tadi dia mikir hasilnya cuma ini? Aku mendengarkan idenya dengan pasrah.

“Terus, kertasnya mana?” Aku mengulurkan tanganku padanya. Sivia merogoh isi tasnya, mengeluarkan notes kecil warna merah muda dan sebuah pensil mekanik.

Okee! Saatnya mengeluarkan bakat terpendam!!

Aku mulai menggambar sketsa wajah laki-laki yang coba aku ingat kembali. Sepasang alis tebal mulai terlihat di pertengahan gambar oval. Sepasang mata, hidung, dan bibir mulai mengikuti. Meski tidak sesempurna bayanganku aku yakin wajahnya memang seperti ini, dengan segera kertas itu kugeser ke arahnya.

Perfectooooo! gini dooong digambar sejak awal kek!” Sivia menunjukkan kedua jempolnya meski ujung-ujungnya ngeledek juga. Aku nyengir, memamerkan gigi-gigi rapi yang terpasang behel.

“Hmm.. lumayan ganteng juga nih cowok.” lanjut Sivia, masih mengobservasi keseluruhan sketsa wajah. Aku cengengesan, lalu kembali serius.

“Jadi.. Cuma gini doang?”

“Ya.. mau diapain lagi? Gue udah buntu.” Sivia mengangkat kedua tangannya lemah.

Sia-sia aku kesini, pakai acara traktir makan siang paket lengkap pula. Ujung-ujungnya masalahku juga nggak ada jalan keluarnya.

MIRACLE KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang