Chapter 5 - New Guy in Town

143 25 38
                                    

Angga benar-benar persis seperti yang ada di kepala Dru selama ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Angga benar-benar persis seperti yang ada di kepala Dru selama ini. Yah, setidaknya setelah pemuda itu bilang bahwa perkara hukuman untuk Dru hanya akal-akalannya saja. Tidak akan ada hukuman dari akademi. Angga janji tidak akan ada yang tahu Dru ada di tempat ini. Bahkan, perkara Abnorm ini juga hanya akan menjadi informasi rahasia pihak-pihak berkepentingan.

"Dunia di luar suaka sudah cukup kacau, kita nggak perlu bikin geger seisi suaka juga," ujar Angga ketika Dru menuntut penjelasan. Namun, Dru tidak mendapat penjelasan lebih panjang. Angga malah meminta Bisma agar segera mengantar Dru pulang. "Antar Dru pulang. Biar aku yang beresin Abnorm itu."

Ada keinginan dalam diri Dru untuk meminta penjelasan lebih jauh. Apa yang akan Angga lakukan pada sosok Abnorm tak bernyawa itu? Apa ada kemungkinan Abnorm lain yang berkeliaran dalam suaka? Apa yang ada di balik pagar besi Taman Raya? Namun, Dru terlalu terkejut dengan rentetan kejadian yang baru saja terjadi untuk sanggup mengutarakan pertanyaan-pertanyaan di kepalanya.

Ini kali pertama untuk banyak hal bagi Dru. Melihat sesosok Abnorm, nyaris diterkam sosok itu, dan melihat kematian di depan matanya. Pulang mejadi pilihan yang lebih bisa diterima pikiran dan tubuhnya saat itu. Jadi, tanpa banyak kata, Bisma benar-benar mengantar Dru sampai depan rumah.

"Maaf buat hari ini," ujar Bisma saat Dru hendak masuk ke bangunan kelabu itu. Nada suaranya penuh penyesalan. "Harusnya aku dengerin kata-katamu. Aku pikir..."

"Nggak apa-apa." Sebenarnya, ada keinginan dalam diri Dru untuk marah pada Bisma. Namun, nada menyesal laki-laki itu merontokkan kemarahan dalam diri Dru. "Tapi, kenapa kamu pengin banget ke Taman Raya?"

Bisma terlihat tidak nyaman. Sepertinya, pertanyaan Dru memiliki jawaban yang tidak ingin diungkap laki-laki itu. Pancaran rasa percaya diri yang tak pernah luntur dari mata Bisma sekarang lenyap entah ke mana. Ini kali pertama Dru melihat kerapuhan keluar dari diri laki-laki itu. Untuk waktu yang cukup lama, Bisma terdiam.

"Bis?" tagih Dru.

"Ada mutasi Abnorm jenis baru di luar suaka," jawab Bisma akhirnya. "Belum banyak yang tahu soal ini. Bahkan, yang sudah tahu pun nganggap ini cuma akal-akalan orang nggak bertanggung jawab."

"Mutasi baru?" Abnorm yang biasa saja sudah mengerikan, kenapa harus ada jenis baru? Dari bagaimana Bisma menjelaskan, jenis baru ini pasti lebih berbahaya dari pendahulunya.

Bisma mengangguk. "Jenis yang bisa menginfeksi."

"Maksudnya?"

"Secara fisik, jenis ini cukup lemah. Jauh kalau dibanding pendahulunya," balas Bisma. "Tapi, jenis ini adalah pembawa virus mematikan yang bisa nyebar dengan cepat. Satu suaka kecil di ujung Timur Jawa sudah hancur karena virus ini."

"Terus, apa hubungannya sama Taman Raya?" Inilah inti pertanyaan Dru. Kenapa Bisma seingin itu ke Taman Raya Suaka.

"Alasanku mungkin bakal terdengar nggak masuk akal." Bisma terlihat tak yakin. Arah matanya mengarah ke tempat lain, terlihat menghindari tatapan Dru. "Kamu mungkin bakal nggak percaya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DRU (Timun Mas Story in a Dystopian World)Where stories live. Discover now