Chapter 1 - That Stupid Question

165 33 53
                                    

Dru sedang dalam masalah besar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dru sedang dalam masalah besar. Seorang laki-laki dari luar Suaka 9 sedang mengejarnya. Atau, mungkin bahkan lebih dari satu orang? Dia tak yakin. Yang dia yakini dengan pasti, salah satu dari mereka menginginkannya mati. Para pemburu itu bilang ingin menyantapnya. Untuk tujuan apa? Dru tak seingin tahu itu pada bagaimana cara dia akan mati.

Tapi, sebelum dia menceritakan hal mengerikan itu pada kalian, biar dia ceritakan dulu bagaimana awal mulanya.

***

Perburuan. Kematian. Semua itu terdengar mengerikan. Padahal, awal mula kisah ini tak semengerikan itu. Malah, semua bermula dari satu pertanyaan konyol yang Dru ucapkan pada laki-laki asing di depannya.

"Udah punya istri?"

Itulah pertanyaan yang seharusnya tak keluar dari mulut Dru.

Orang yang Dru ajak bicara langsung memberinya tatapan aneh. Matanya yang cokelat terang menyipit. Dia terlihat risih dan sedikit khawatir. Tentu saja, siapa yang tidak merasa risih diberi pertanyaan seperti itu oleh orang asing?

Seketika, Dru langsung merasa ingin kabur dari ruangan ini. Apa, sih, yang dia pikirkan sampai muncul pertanyaan tak sopan itu? Mungkin, sekarang laki-laki itu sedang berpikir yang tidak-tidak tentang Dru. Bahwa Dru adalah gadis muda yang sudah kebelet ingin menikah, sampai-sampai orang asing pun disasar sebagai calon suami.

Dru mendorong kursinya, berharap bisa mengambil jarak lebih jauh dari pria itu. meja besar di antara mereka tak lagi cukup sebagai pembatas. "Sorry, maksudnya..."

Dru tak bisa melanjutkan kalimatnya. Apa yang mau dia jelaskan? Mengatakan bahwa laki-laki itu sudah terlihat cukup dewasa untuk punya istri? Yah, jika dilihat dari fisik, tampaknya memang seperti itu. Laki-laki itu tampaknya sudah berumur 35 tahun lebih. Cukup jauh dari Dru yang baru mau menapak 20 tahun bulan depan. Rambut yang panjangnya hampir mencapai tengkuk dan cambang tipis yang membungkus garis wajahnya yang tegas semakin menguatkan kalau dugaan Dru benar.

"Sorry," ulang Dru, akhirnya. Hanya itu yang bisa Dru katakan, sebelum akhirnya menghindari pandangan laki-laki itu sepenuhnya. Dalam hati, dia berharap kemunculan siapa pun di ruangan ini agar mereka tidak hanya berdua.

"Belum," ujar laki-laki itu tiba-tiba. Suaranya berat dan dalam. Cocok sekali dengan penampilannya.

"Eh, apa?" Dru tak yakin dia mendengar kata yang benar. Bahkan, dia sempat berpikir suara itu hanya ada dalam kepalanya.

"Soal istri," balas laki-laki itu. "Aku belum punya."

"Oh." Reaksi macam apa ini. Ya, Tuhan. Dru benar-benar ingin punya kemampuan menghilang saking canggungnya. Setelah ini, Dru berjanji akan membongkar semua rak di perpustakaan untuk mencari buku Panduan-Basa-Basi-Yang-Tidak-Memalukan.

"Mau?" Suara dalam laki-laki itu terdengar lagi.

"Heh, apa?" Semoga apa yang laki-laki itu maksud bukan apa yang ada di kepala Dru.

DRU (Timun Mas Story in a Dystopian World)Where stories live. Discover now