THE QUEEN 16: ANDIN, I'M REALLY AFRAID TO LOSE YOU

1.5K 217 19
                                    

Aldebaran kini sedang duduk di bangku taman. Menghirup udara sore sekitar bersamaan dengan lamunannya.

"Ya Allah, hamba ga pernah menyangka bahwa hamba bisa mencintai Andin sedalam ini. Semakin ke sini hamba semakin tidak tega untuk melakukan ini semua pada Andin, tapi harus bagaimana lagi. Ini adalah permintaan mamah, cinta pertama hamba. Hamba takut ya Allah, Andin akan meninggalkan hamba bila ia sudah mengetahui tujuan awal dari pernikahan ini" Batin aldebaran yang meringis kesakitan. Satu sisi, ia tak ingin menjadi anak durhaka. Tapi di satu sisi pun , ia tidak ingin menyakiti wanita sebaik Andin.

"May may, andai keluarga Lo ga berulah. Ga akan ada korban disini, termasuk Andin dan anak gue yang sedang Andin kandung." Gumam Al
"Coba aja mamah ga punya dendam besar kepada Sawarna , pasti gue bisa memiliki Andin selamanya ,tanpa ada rasa takut untuk kehilangan dia" lanjutnya

•••

Lain hal nya dengan Andin. Kini ia sedang bersantai di balkon apartemen , menikmati senja sambil membaca novel.

"Drrfffft" Dering handphone nya cukup menganggu pusat aktivitas nya saat ini.

"Elsa" Ucapnya ketika melihat nama adiknya sebagai penelfon.

On call

"Mbaaa, gue mau kabarin kalo gue Uda dapet kerjaan di Jakarta" Seru Elsa to the point
"Serius di Jakarta? Kamu ga bohongin mba kan?"
"Engga dong mba"
"Trus tempat nya di mana? "
"Kiddy house press school" sahut Elsa
"OOO iya mba tau situ, aduuuh seru banget kalo kamu di Jakarta sekarang"
"Iya dong mba, karna gue juga mau nemenin ponakan gue dan mamanya disana"
"Iya saa, mba seneng kamu disini. Oh iya kapan kamu ke Jakarta rencananya?"
"Lusa ya mba, nanti gue minta kunci rumah Lo yang di cluster nirwana "
"Loh kamu ga mau tinggal di apartemen bareng mba?"
"Gaenak sama kak Al mba"
"Kamu tenang aja Elsa, dia pasti juga ga masalah. Karna kan kamu sekarang adalah adiknya dia juga"
"Yaudah mba gini, Lo obrolin dulu deh sama suami lo. Nanti apa dan gimananya telfon gue"
"Iya pasti di kabarin, eh salam buat papa mama ya sa"
"Iya mba pasti. Yaudah dulu ya mba. Muaaach"
"Bye sa"sahut Andin lalu mengakhiri  telepon.

Call off

"Selama di Jakarta ga punya banyak temen, kalo ada Elsa enak tuh Biar bisa jalan jalan bareng, kebetulan juga mas Al ga pernah ngajak aku jalan jalan" gumamnya lalu kembali melanjutkan membaca novel nya itu.

•••

Rosa kini sedang termenung sambil memandangi sebuah bingkai foto keluarga. Ada ia, suaminya dan anak anaknya yang terpotret di masa lampau. Seketika ia kembali mengingat perihal yang meninggal dendam yang membara.

Flashback on

Hari ini Rosa berniat mengantarkan makan siang pada suaminya. Setelah menanyakan pada receptionis, ternyata sang suami sedang mengadakan meeting. Rosa pun berjalan kearah ruangan tersebut, tak ada niat menganggu , hanya saja perasaannya Sungguh tak enak pada sang suami. Pintu ruangan tak tertutup dengan rapat, Rosa mengintip kejadian didalam yang ternyata sedang tidak baik baik saja. Suaminya sedang dihakimi oleh banyak orang didalam, yang ternyata adalah lawan untuk sebuah pemenang ngan tender yang sungguh besar.

"Anda benar benar keterlaluan Sawarna" Ujar hartawan di sebuah ruangan meeting.
"Anda sudah bermain sangat licik. Ternyata selama ini orang yang satu satunya kepercayaan saya, adalah orang yang sangat tertunduk pada anda" Tegas hartawan dengan sorot Tajamnya sambil menunjuk nunjuk lawan bicaranya itu.

QUEEN OF MY HEARTDove le storie prendono vita. Scoprilo ora