prolog

130 51 37
                                        

Kisah ini dimulai disini, bersamamu, masa lalumu, rahasiaku, dan dia yang hadir diantara kita.

---Terkait Rasa---

[Satu bulan sebelumnya]

Hari ini adalah yang penting untuk jun karna tepat pada hari ini adalah ulang tahun ibunya seseorang yang paling dia sayangi didunia ini.
(bu sim) begitulah nama panggilan yang orang berikan pada ibunya termasuk jun.

"Woon-jun turunlah sayang lihat makanan kesukaanmu sudah siap diatas meja" ucap bu sim dengan suara lantang

Tiba-tiba terdengar bunyi hentakan ditangga seseorang yang begitu cepatnya menuruni anak tangga, dengan kaki jenjangnya. Siapa lagi jika bukan Woon-Jun Gustom Aurora pewaris tunggal dari sebuah perusahaan turun-temurun milik keluarga Aurora itu. Seorang pria berkulit putih, tinggi 185cm dengan mata berwarna hazel sudah membuatnya cukup terlihat sempurna dimata wanita mana pun yang ingin memiliki pria tampan, mapan dan bisa dikatakan memiliki kepintaran yang luar biasa dalam hal apa pun (cepat belajar/memahami) dalam hidup mereka.

"Iya ibu sekarang berbaliklah dan lihatlah anakmu ini juga membawa sesuatu digenggaman tangannya" balas Jun berbisik ditelinga ibunya itu dengan tubuh yang sedikit membenkuk.

"Ahhh apa ini terima kasih sayang buka akan membukanya nanti dan ya ada yang ingin ibu bicarakan" ucap Bu Sim membalas dengan seyumnya

"Anakku kenapa kau tidak bersikap seperti ini kepada orang lain? Tidakkah kau sedikit baik dan terseyum saat berbicara dengan orang diluar sana? tapi kau selalu menunjukkan sikap dinginmu itu, kaku dan tegasmu itu. Mereka berpikir anakku arogan ibu mana yang tidak bersedih mendengar hal seperti itu tentang anaknya Jun" sambung bu sim sembari terseyum lebar menatap lansung kearah mata Jun

"Sama- sama ibu dan untuk pertanyaan ibu aku tidak peduli dengan apa yang mereka pikirkan tentang diriku dan apa yang mereka bicarakan, itu tidaklah penting untukku, aku sudah terbiasa dengan itu semua" sahut Jun ringan dengan tangan yang menggenggam erat tangan ibunya itu sambil berbalik terseyum kearahnya.

"Mari duduk Jun dan makanlah bersama sudah lama kita tidak makan satu meja seperti ini, kau selalu sibuk dan tidak memikirkan ibu" ucapnya dengan raut wajah sedikit cemberut

"Maaf ibu ada banyak pekerjaan akhir-akhir dan sekarang aku juga harus ke tempat lahir ibu untuk melakukan sebuah pertemuan penting disana" balas Jun sambil menungkan jus apel ke gelas ibunya

"Indonesia? Tempat lahir kau maksud kalimantan? Tapi kenapa apa pertemuan itu tidak bisa dilaksanakan ditempat ini mengapa harus kesana...kau sudah lama sekali tidak melangkahkan kaki ketempat itu sejak usiamu sebelas tahun" ucap bu Sim dengan raut wajah terkejut dan heran.

"Ibu ini sangat penting aku tidak bisa untuk tidak menghadirinya, ayah sedang sakit, kakak Hoon juga sedang tidak ada dinegera ini dia kan pergi bulan madu ke Prancis bersama kaka ipar Kriti dua hari yang lalu dan tidak ada yang bisa mewakili lagi selain diriku" sahut Jun suara yang seolah sedang meyakinkan ibunya itu

"Baiklah kapan penerbanganmu?"

"Sore ini jam 17:15 dibandara Incheon international Airport" ucap Jun dengan cepat

"Apa cepat sekali dan kau baru memberi tau ibu sekarang?" ucap bu sim terkejut

"Ibu aku baru dapat telpon tadi malam saat itu ibu tidak ada dirumah dan beruntung ibu memulai pembicaraan tentang pekerjaan"

"Apa barang-barangmu sudah dikemas semuanya? Perlu ibu bantu Jun" ucap Bu Sim sambil merapikan piring sisa makanan mereka dan memberikannya ke pembantu yang sudah sejak tadi berdiri diam mematung didepan pintu dapur

Terkait Rasa Where stories live. Discover now