02

716 242 189
                                    

Aku labil guys, aku update setiap Kamis aja hehe :v jari gatel mo update huhu, yauda setiap Kamis aja ;)

Btw, luv u all yg udh baca ampe sini <3

Jangan lupa vote dan komen yaa!

---oOo---

Minggu, 13 DesPagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minggu, 13 Des
Pagi hari. 07.00

Mashiho terbangun dari tidurnya, lalu ia terduduk sebentar diatas kasur. Sambil mengusap-usap rambutnya dan mengucek-ucek matanya lalu berdiri, membuka pintu lalu keluar.

Suasana pagi ini sangat teramat sepi karena semua orang belum bangun. Biasa dirinya atau Doyoung yang terbangun lebih pagi dari semua orang. Tetapi Doyoung belum tampak batang hidungnya, mungkin ia masih tertidur. Mashiho berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Tetapi langkahnya terhenti karena mencium bau anyir yang datang entah darimana.

Sontak Mashiho menutup hidungnya dan mengikuti arah bau itu, ternyata arahnya dari dalam dapur.

Mashiho berhenti, mengusap-usap dadanya lalu berjalan lagi. Dengan perasaan yang campur aduk antara takut dan penasaran, akhirnya ia memantapkan diri untuk melihat kearah dapur.

"BANG JIHOON!!!"

Dihari yang samaPukul 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dihari yang sama
Pukul 09.00

Mereka bersebelas sekarang berada di rumah sakit. Setelah Mashiho teriak, mereka semua berdatangan karena penasaran apa yang sedang terjadi. Betapa terkejutnya mereka setelah melihat Jihoon tergeletak dengan muka pucat dan banyak darah bercucuran di lantai.

"Shi, lo serius lo gak sengaja ngeliat Jihoon di dapur dengan keadaan gitu? Atau lo yang bunuh?" tanya Hyunsuk curiga. Jihoon adalah sahabat Hyunsuk dari sekolah dasar, jadi tidak salah ia menanyai itu kepada Mashiho yang menemukan Jihoon dengan keadaan seperti itu pertama kali. Sungguh mencurigakan bagi Hyunsuk.

Mashiho mengacungkan kedua jari yaitu telunjuk dan tengah lalu menggelengkan kepalanya cepat. "Sumpah bang, pas itu gue baru bangun mau minum, pas gue mau ke dapur ngeliat bang Jihoon udah kayak gitu bang. Sumpah demi Tuhan, bang."

Hyunsuk terdiam.

"Bang uncuk kenapa sih? Bukannya doain Jihoon supaya gak kenapa-napa tapi bang uncuk malah memojokkan Mashi yang belum tentu pelakunya," kesal Junkyu yang melihat Mashiho dipojokkan seperti itu.

"Iya nih bang uncuk mah," celetuk Jeongwoo tanpa dosa.

Hyunsuk mengeram kesal lalu menendang kursi rumah sakit. "Sial! Jihoon... Kenapa harus lo? Hiks.. kenapa gak gue aja? Huhuu..."

Yoshi dan Junghwan menghampiri Hyunsuk yang sudah terduduk lemah di lantai. Hyunsuk memukul-mukul lantai rumah sakit sambil menangis. Yoshi menahan tangan Hyunsuk, sedangkan Junghwan mengusap-usap pundak Hyunsuk.

"Jangan gitu bang, kita harus berdoa supaya Jihoon tidak kenapa-kenapa. Gue yakin kok, Jihoon kuat." Yoshi berhasil menenangkan Hyunsuk. Hyunsuk memeluk Yoshi dengan sisa tenaganya karena Hyunsuk sudah membuang energinya dengan memukul-mukul lantai.

"Yosshh.. gue gak bakal maafin orang yang buat Jihoon kayak gitu!.. GAK AKAN!!" teriak Hyunsuk. Semua yang ada disana syok mendengar teriakan Hyunsuk itu, ternyata begitu ya marahnya orang yang sering tersenyum.

Junghwan melihat Hyunsuk sedih, masih dengan usapan di pundak Hyunsuk. "Ayo bang, setelah ini kita cari pelakunya. Gue bakal bantu bang Hyunsuk."

"Gue juga," ucap Yoshi.

"Gue juga Hwan, bang yos!" ucap Doyoung dan di anggukan delapan orang.

"Kita semua bakal bantu bang Hyunsuk! Karena bang Hyunsuk adalah pimpinan kami!"

Hyunsuk yang mendengar itu pun tersenyum haru. "Terimakasih semuanya, terimakasih.."

Semuanya tersenyum senang. Kecuali satu orang yang panik, takut jika Jihoon hidup kembali.

"Pliss, jangan hidup lagi. Kalau bisa, buat dia hilang ingatan aja," batinnya.

Dokter keluar dari kamar Jihoon, menatap ke sebelas orang itu dengan raut wajah muram.

Hyunsuk yang melihat itu pun langsung menghampiri dokter itu. "Pak dokter, bagaimana kondisi teman saya? Baik-baik saja kan pak? Pasti dong pak, dia kan anak yang kuat pak. Dia-"

"Maaf."

Satu kata itu membuat Hyunsuk bungkam. Air mata menetes begitu saja, Hyunsuk segera menghapusnya lalu tertawa berharap semua itu hanyalah mimpi.

"Maaf kenapa pak? Maaf karena gak bisa prank saya ya pak? Hahaha, saya emang gak bisa di prank. Cuma Jihoon yang bisa. Dasar Jihoon, ngeprank orang segitunya. Haha."

Kesepuluh anak yang ada disana menatap Hyunsuk sedih, hati mereka perih setelah mendengar kata dokter apalagi Hyunsuk yang masih belum bisa menerima kenyataan.

Dokter menggeleng pelan. "Maaf, nak Hyunsuk. Kami sudah berusaha sebaik mungkin, tetapi takdir berkata lain. Nak Jihoon dinyatakan sudah meninggal sebelum tiba disini karena kekurangan darah yang sangat banyak. Kami tidak bisa menyelamatkannya. Kami sangat teramat mohon maaf."

Kepala Hyunsuk merasa pusing, terasa kunang-kunang, dan akhirnya Hyunsuk tumbang dan ditangkap oleh Haruto yang ada di belakangnya.

"Bang Hyunsuk!!!"

"Bang Hyunsuk!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---oOo---

Kasian Jihoon..

Kasian Hyunsuk..

Kasian Semuanya 😭😭

Mohon maaf semua, peran Jihoon berakhir disini :(

Perhatian! Ini hanya fiksi tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata si idol, jadi mohon dipahami dan dibawa enjoy aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian! Ini hanya fiksi tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata si idol, jadi mohon dipahami dan dibawa enjoy aja. Terimakasih~

SUNDAY | TREASURE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang