:: O4.

770 186 6
                                    

— bagian keempat : without yeona + cerita masa lalu.

“yeona belum telepon?” tanya yoshi sembari melonggarkan dasinya.

“belum, lagi seru-seruan mungkin sama kakek neneknya.” jawab yeonji yang sekarang fokus pada layar televisi, menonton drama.

“kamunya udah telepon dia?” tanya yoshi lagi kini ia ikut bergabung dengan yeonji.

“belum, kalo dia beneran khawatir pasti telepon.” jawab yeonji.

“udah makan?” tanya yoshi lagi.

“udah, jangan nanya lagi ga bisa konsen nih.” ujar yeonji lalu sedikit menjauhi yoshi.

yoshi merangkul yeonji. “kak tangannya jangan jelalatan!” ujar yeonji ketika tangan yoshi mulai aktif menyentuh tubuhnya, hemm yoshi meresahkan.

“ga bisa sayang,” ujar yoshi sembari mendusel leher hingga dada yeonji.

yeonji memeluk kepala yoshi. “bisa-bisanya kalo ada yeona kita ribut giliran dia ga ada kita akur begini.” ujar yeonji.

“pada dasarnya kamu sering marah karena aku ya persoalan yeona.” ujar yoshi lalu mengecup bibir yeonji dan diakhiri lumatan lembut.

yeonji mendorong pelan tubuh yoshi. “aku kena marah tau sama yeona, katanya aku cuma bisa marah-marah.” ujar yeonji.

“apa yang yeona katain itu kadang ngaco, anaknya juga suka bercanda apalagi masalah ngusik kamu.”

“kadang kan?”

“marah begini dia sayang, aku juga.” jawab yoshi sembari mencubit pucuk hidung yeonji.

“nakal banget tu anak,”

“ingat sewaktu kamu marah besar ke dia sampai ngambek ke aku sama yeona berhari-hari, sampai sama sekali ga mau bicara bahkan ngelihat kita pun sampai ga mau.” ujar yoshi sembari tertawa mengingat yeonji dulu sempat marah habis-habisan.

“yeona keterlaluan, kamu juga.”

“aku keterlaluan gimana coba?”

“enggak jadi, cuma yeona.”

story + replay time, jadi marah karena masalah yeona yang malas dengar yeonji terus-terusan ngatur dia, aslinya sih biar benar tapi yeona emang pada dasarnya suka buat sang mama tambah marah sih.

saat itu usia yeona masih tiga tahun awal.

“mama ih malah telus, yeona kan capek kalo belesin mainan segitu.” ujar yeona dengan muka masam pada masanya.

yeonji menghembuskan nafasnya panjang. “makannya lain kali jangan keluarin mainan banyak-banyak.” ingat yeonji dengan nada standar.

“papa mama malah telus.” adu yeona pada yoshi yang baru pulang kerja.

“beneran mama?” tanya yoshi.

“marah juga biar bener.”

“nah kalo ga bisa beresin sebanyak ini satu atau dua aja ya yang dikeluarin, mama capek nanti beresinnya.” ujar yoshi dengan nada sedikit tegas.

“papa juga malah?!” tanya yeona dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“papa enggak marah cuma ingetin aja, jangan nangis ya.” ujar yeona sembari mengelus kedua pipi yeona.

“papa, yeona mau mama yang baru mama yang bisa sayang yeona nanti yeona punya dua mama tlus mama yeonji buat jadi yang tukang malah-malah tlus mama baru buat yang sayang yeona.” ujarnya sembari menatap sinis sang mama.

“hemm ga bisa ya yeona.” jawab sang papa.

“kenapa ga bisa? yeona kan mau.” tanya yeona.

“papa yang ga mau,  terlebih mama.” jawab yoshi sembari mengelus rambut yeona.

“kenapa?” tanya yeona lagi.

“papa itu hanya punya mama yeonji seorang, mamanya yeona ya mama yeonji seorang. kamu tinggal nurut aja ke mama nanti mama ga akan marah lagi kok.” jelas yoshi dengan menatap putrinya itu.

“enggak mama selalu malah, mama itu pemalah. lagian yang mau sama papa ga cuma mama doang kan.”

“yeona ud—” ucap yoshi yang terpotong oleh yeonji.

“mama serba salah ya?! mama marah juga demi kebaikan kamu, emang selama ini kasih sayang yang mama beri sama sekali ga terlihat buat kamu, mama sabar kamu katain cuma bisa marah trus pemarah. mama ga bermaksud buat kamu terluka yeona, mama cuma mau yang terbaik buat kamu. kalo kamu mau mama baru ya udah sana cari emang mama mu ini ga bisa apa-apa.” ujar yeonji sembari menangis lalu sedikit berlari menuju kamarnya.

“kan mama nangis, besok harus minta maaf. yeona udah tau mama kalo marah tapi yeona belum tau kalo mama marah besar alias ngambek.”

“yeona salah ya? yeona lukain mama?” tanyanya dengan menangis.

“iya, besok jangan menyesal kalo mama ga jawab pertanyaan atau sapaan kamu bahkan jangan menyesal juga kalo mama ga mau melihat kamu.”

“papaaa, kalo mama ga sayang yeona lagi gimana?!”

“mama masih sayang, untuk sekarang mama mungkin masih acuh sama yeona karena apa karena yeona buat mama sakit hati, mama bakal kembali seperti semula sampai hati mama tentram.”

“sampai belapa lama paa?”

“tergantung mama, mama sih belum pernah begitu ke papa tapi mama pernah cerita semisal hatinya benar-benar sakit semua orang akan mama biarkan.”

“mamaaaa!” teriak yeona lalu mengejar sang mama.

“yeona kalo naik tangga jangan lari!” ingat yoshi, yeona benar-benar terjatuh setelahnya untung saja hanya terluka sedikit.

“kan mama juga udah pernah ingetin.” ujar yoshi sembari mengendong yeona yang menangis.

trus habis ini yeona didiemin yeonji selama dua hari ga cuma yeona tapi yoshi juga, ga habis pikir yoshi. yeonji kalo ngambek bener-bener niat.

“kasih vote lah kak.” pinta yeona. 👉🏻👈🏻.

𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐟𝐥𝐚𝐯𝐨𝐫 𐀔 yoshinori. ✓Where stories live. Discover now