:: O3.

857 152 6
                                    

— bagian ketiga : panguyuban.


yeona sedang mengemas beberapa bajunya di koper mini miliknya dengan dibantu sang mama. orang tuanya ga heran dia bawa pakaian banyak meski cuma satu hari penuh di rumah nenek kakeknya karena anak yang satu ini suka sekali eksplor, mulai dari main tanah, main lumpur, main air, dan bermain lainnya yang umumnya membuat pakaiannya bisa kotor.

“mainan ga bawa?” tanya yeonji sembari menyisir rambut yeona.

yeona menggeleng. “tinggal bilang kakek nanti juga dibeliin.” ujarnya.

yeonji kini menatap sang putri. “jangan kurang ajar sama kakek nenek trus jangan terlalu ngerepotin jangan nakal juga, nanti dikira mama sama papa ga bisa didik kamu baik-baik.” pinta sang mama.

yeonji mengagguk paham. “ay ay mama.” jawabnya dengan tersenyum manis.

“ayo turun, nanti papa nunggu. makannya yang cepat ya bisa-bisa papa nanti terlambat rapat.” ujar yeonji sembari mengandeng yeona.

yeona menuju ruang makan bersama sang mama dilihatnya sang papa yang sedang mlihatnya juga.

“kan papa kerja trus aku ke rumah kakek, trus mama sama siapa di rumah?” tanya yeona dengan nada khawatir.

“kalo mama butuh bantuan atau temen tinggal ke rumah bundanya tangerine.” ujar yeonji, bundanya tangerine itu jevie trus jevie itu istrinya asahi. sesuai perjanjian kemarin itu dong.

“papa kerjanya jangan lama-lama ya kasian mama sendirian, biarpun ribut yang penting mama ada temennya.” pinta yeona.

“iya, kalo mama telepon nanti papa pulang.”

“nanti telepon ke kakek ya kalo udah pulang, yeona khawatir.” pintanya lagi, yeona memang mudah dibuat khawatir apalagi menyangkut orang tuanya.

yeonji mengagguk sembari membereskan piring dan meletakkannya ke tempat cucian piring.

yeonji membasuh tangannya lalu menghampiri keduanya. “ingat kata mama jangan bandel.” ingat yeonji lagi lalu dijawab yeona dengan anggukan.

yoshi memegang lengan yeonji lalu mengecup keningnya setelahnya yeonji balas. “di rumah sendiri hati-hati ya,” ujar yoshi sembari menyodorkan beberapa lembar uang. “kalo semisal butuh uang lebih.” lanjutnya.

“yang kemarin kamu beri aja belum kepake.” ujar yeonji menolak.

“udah kewajiban ya sayang, udah ah aku mau berangkat.” ujarnya lalu pergi meninggalkan yeonji sebelum itu lagi-lagi yoshi mengecupnya bedanya sekarang pada bagian bibir.

“ku simpan aja lah.” ujar yeonji lalu memasukan uang itu ke saku dress-nya.

yeonji pergi ke depan rumah. dilihatnya asahi yang ingin berangkat kerja juga.

“mas yoshinya udah berangkat mbak?” tanyanya.

“iya, baru aja.”

“tumben ga main ke sini? biasanya udah main sama yeona.” tanya asahi lagi.

“yeona ke rumah kakeknya sih, ya nanti gue mainnya lu kira ga pake beres-beres rumah dulu apa?!” yeonji mulai lagi, emosian memang.

“pantesan ya yah yeona bau prengus mamanya aja suka emosian, pasti suka makan kambing.” ujar jio, maksudnya kambing kan memicu darah tinggi.

jihoon mengangguk sambil tertawa. “yeonji, sabaran dikit lah ga malu tuh dikatain anak-anak.” ujar jihoon.

“bawaan dari lahir nih susah ilangnya.” ujar yeonji lalu keluar dari gerbang rumah menuju rumah limera, istri hyunsuk.

mereka berdelapan, yeonji, jina, viera, reara , limera, jevie, lani, sora, dan lanvi sedang berkumpul di kediaman pasangan paling kece se kompleks ini. biasalah paguyuban ini kalo ditinggal suami emang suka ngumpul gini ga cuma gosip atau ceritain keburukan suaminya mereka juga suka buat rujak bareng-bareng.

“dek mau kemana?” tanya yeonji pada ketiga gadis yang lewat didepan rumah. mereka geami, zura, dan joya, pacarnya haruto, jeongwoo, sama junghwan.

“tadi ga bawa motor kak, ini mau pulang jadi jalan kaki ke halte bus.” jawab zura.

“sini dulu, ngerujak bareng.” ajak jevie sambil menarik ketiganya untuk ikut kegiatan mereka.

“biasanya pulang diantar sama pacar-pacarnya, kok jalan sih?” tanya jina.

“lagi ngejar dosen kak mumpung  bisa dihubungi kan biasalah dosennya mereka bertiga itu tukang ghosting.” ujar joya.

“ohh gitu, udah enakin aja disini dulu kan kalian juga calon. calon anggota baru panguyuban kita.” ujar viera, sembari mengupas melon.

“izin dulu ke ibu, mama, atau bundanya biar ga dicariin. masalah pulang nanti biar aku anterin.” tawar yeonji.

“benaran kak?!”

“kenapa harus bohong coba? ya jelas beneran lah!”

“kalian harus siap jadi toxic di panguyuban ini.” ujar reara sembari mengsedekapkan tanyanya.

“ohh maksudnya ngomongin suami dari belakang gitu?” tanya geami ragu-ragu.

“gue lama-lama ga enak deh sama suami sendiri lagi, mana yedam sayang lagi.” ujar lani sembari tak enak hati.

“anjir kalo itu mah jaehyuk juga sayang sama gue!” sahut lanvi sembari neggas.

“anjir itu apa bunda? pujian yah? kalo gitu heon mau pake buat memuji yeona.” ujar heon, si anak hyunsuk ini emang bucin banget sama yeona. ga masalah sih kan bocah wajar aja.

“boleh tu asal jangan nangis kalo ditapuk sama yeona.” ujar yeonji.

“emang yeona tau artinya?” tanya limera sembari menatap serius yeonji.

“taunya itu bahasa kasar, papa-nya ajarin buat napuk atau negur orang semisal denger orang yang dikenal ngomong kasar atau maki-maki orang.” jawab yeonji setelahnya.

“bagus sih, tapi kasar.” sahut jevie.

“kak yoshi bener yeona kan ngandelin mulutnya bukan main kekerasan.” ujar sora mendukung.

𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐟𝐥𝐚𝐯𝐨𝐫 𐀔 yoshinori. ✓Where stories live. Discover now