5

122 21 1
                                    

Bel istirahat berbunyi, murid-murid lain berlarian menuju kantin, sedangkan aku memilih untuk stay dikelas saja. Awalnya Sadie Lauren memaksaku ikut ke kantin tapi aku menolaknya karena hari ini aku benar-benar sangat malas. Bisa dikatakan Mager.

Aidan pun juga tidak ikut ke kantin, dengan alasan menemaniku sambil mencatat materi Sejarah yang di ajarkan Mrs.Allison sebelum jam istirahat ini.

"Gue anter ke perpus aja, mending lo baca buku daripada kayak orang nolep gini" ucap Aidan mengejekku.

Aidan sama sifatnya seperti Theo, 11 12 lah, sama-sama terkadang bisa soft ,kadang juga bisa serem, dan kadang bisa menyebalkan.

"Lagi males baca" balasku. Aidan memutar bola matanya malas. Tiba-tiba ia memegang dahiku, aku sedikit terkejut.
"Apaan sih"
"Udah ga panas, baguslah. Besok lagi jangan begadang." Nahkan tiba-tiba jadi soft lagi. Mirip banget sama Theo.

Tak lama Theo dan teman-temannya masuk ke kelas. Ku lihat bibir milik Theo sedikit sobek dan mengeluarkan darah segar tapi ia masih berusaha menutupinya. Aku lari ke arah Theo yang panik mengerti kalo diriku sudah mengetahui nya, tapi aku tak tahu sebabnya.

"ITU KENAPA??!!" tanyaku dengan nada tinggi sambil menepis tangan Theo yang sedang menutupi bibirnya.

"Em anu , ditonjoklah masa dicipok sampe kayak gini" balasnya sedikit bingung sambil menunjuk nunjuk bibirnya.

"Siapa yang nonjok lo?" tanyaku. Will, Jaeden, dan anak-anak lainnya hanya terkekeh pelan melihat wajah Theo yang agak panik mau berbohong tapi tidak bisa, kecuali Aidan dia tidak tahu kejadiannya jadi ikut bingung.

"Siapa ya" ucapnya malah bercanda.
"Theo gue serius anjir"
"Cowoknya Rose" kini Will menjawab, yang dibalas tatapan horor oleh Theo, ia hanya terkekeh melihat Theo yang kebingungan ,takut diriku khawatir.

"HAH?!" bukan diriku yang teriak, melainkan Aidan. Semua menoleh kepadanya.
"Joe?Joe Keery ?" tanya Aidan, yang dibalas anggukan oleh Will dan teman-temannya.
"Kok bisa?" tanyanya.
"Gara-gara tadi pagi" balas Theo. Aidan hanya meng-oh saja.
"Anak kelas mana?" tanyaku sedikit emosi.
"Anak kelas 12"

Joe adalah anak kelas 12, setauku dia terkenal dengan kenakalannya.

Saat aku mau berjalan ke luar kelas Aidan dan Theo menahanku.
"Mau ngapain?" tanya mereka bersamaan.
"Samperin lah" balasku melepaskan tangan mereka berdua.
"Anj bisa abis lo sama Joe" ucap Aidan.
"Bodoamat" aku masih terus mengeyel.

Tiba-tiba ada geng anak kelas 12 yang masuk ke kelasku tanpa permisi. Mereka anak-anak yang kmrn sempat ku lihat sedang merokok didekat sekolah.

Kini Theo maju ke hadapan laki-laki yang menurutku memimpin geng tsb. Aidan menarikku untuk berdiri dibelakangnya. Disana juga terlihat ada Rose yang sedang menatapku jijik.

Perasaan kmrn Rose mengaku² kalo Aidan adalah pacarnya, sekarang ia membawa pacarnya alias Joe ke kelasku untuk menemui Theo. Ntah mau menemui Theo atau bukan.

Aku melihat wajah Joe yg ternyata lebih babak belur dibanding Theo. Aku menyenggol Will,
"Will, itu yg bikin Joe babak belur tu ulah Theo???" bisikku ke Will. Will mengangguk sambil tertawa pelan.

"Ada urusan apa lagi?" Theo memulai pembicaraan.
"Gua nyari yang namanya Thesa" ucap Joe. Diriku merasa terpanggil. Aku langsung berjalan ke depan, walaupun Aidan menahanku tapi ku tepis tangannya karena rasa emosiku.

"Kenapa?ada urusan sama gue?" tanyaku pada Joe yang menatapku tajam.
"Jangan ganggu cewe gua, gua peringatan lo" ucapnya, aku hanya terkekeh dengan apa yang dia katakan barusan. Aku melihat Rose yang masih saja menatap diriku.

"Oops, I really don't have much work to bother your girl, dude" balasku, Theo dan yang lainnya hanya terkekeh geli.

"Pffttt" suara Aidan yang dikeraskan sengaja ingin mengejek Joe.

"omg, look at your face, poor Joe" ucapku, kata-kata ku sepertinya tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi, aku saking emosinya.

Muka Joe sudah merah padam, tangannya yg mengepal sudah terangkat mau memukul diriku, tapi Aidan dengan cepat menahan sebelum mendarat ke pipi kiriku.

"don't touch my girl, asshole" ucap Aidan dengan nada dingin. Jaeden dan Will sedikit tercengang dengan kata yang diucapkan terakhir oleh Aidan.

"tumben lo lemah" ucap Aidan. Joe akhirnya menepis tangan Aidan lalu keluar dari kelas ku dengan wajah marah.

Rose? She's just a poor little kid, karena dia tadi sempat dimarahi oleh Will, makanya tidak berani angkat bicara.

"Are you serious that it's Joe?" tanyaku tak percaya, kukira dia sangatlah nakal. Ternyata melawan adik kelasnya sendiri saja kalah.
Jaeden dan Will mengangguk kaku.

"Mending lo obatin Theo di UKS keburu masuk kelas" ucap Aidan, yang lain mengangguk setuju.

Lalu aku membawa Theo ke UKS dan mengobati bibirnya yang masih sedikit ada darah basah.
"Lo tau gue jago betumbuk masih aja panik" ucap Theo memanyunkan bibirnya.
"Betumbuk palalu ah diem dulu napa" balasku kesal.
















"Betumbuk palalu ah diem dulu napa" balasku kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Joe Keery
Rose boyfriend






































Hi...
Btw, ak mau ganti judulnya deh, soalnya kayak ga sesuai sama ceritanya 😭😭 auah bingung ndiri w.
Janlupa vote & comment
See u..




Annoying | Aidan GallagherWhere stories live. Discover now