3

155 19 0
                                    

Happy Reading🍏

.
.
.
.

"Terimakasih telah mengikuti pelajaran Mr hari ini, untuk yang belum selesai silahkan kerjakan dirumah, lalu besok pagi kalian kumpulan di meja kantor saya, saya beri waktu paling lambat pukul 9" ucap Mr.Jeffery. Lalu ia keluar kelas, dan tak lama bel pulang berbunyi.

Aku memasukkan buku² dan alat tulisku ke dalam tas. Kemudian berdiri beranjak keluar kelas. Sebelum pulang Sadie dan Lauren mengajakku ke perpustakaan, tapi aku terpaksa menolak karena Theo tidak mau menemani dan Papa sudah menungguku di luar sekolah.

Aku berjalan keluar sekolah bersama Theo, Aidan, Jaeden, dan Will.
"Gue duluan ya" pamitku dan Theo. Aidan melambaikan tangan kepadaku yang kubalas dengan senyuman.

Theo merangkul bahu ku saat berjalan ke arah mobil Papa yang sudah menunggu kita daritadi.
"Gimana hari pertamanya?" tanya Papa.
"Biasa aja" ucapku bersamaan dengan Theo. Papa menengok ke belakang menatap aku dan Theo heran.
"Tapi seru kok Pa" sambungku.

Aku menyenderkan kepalaku ke bahu Theo. Theo mengacak rambut hitam lurusku pelan. Selama perjalanan Papa dan Theo mengobrol tentang hal random sampai mereka tertawa terbahak-bahak. Aku memilih untuk tidur saja di bahu Theo.

"Bangun, jalan sendiri, berat gendong lo" ucap Theo membangunkanku. Aku menatap Theo tajam.

"Aku pulang Maa" teriakku dari depan pintu rumah. Tak lama Mamaku turun dari tangga dan berjalan kearahku dengan senyuman manisnya.

"Gimana sekolahnya honey?" tanya Mamaku.
"Katanya biasa aja tapi seru" balas Papaku. Mama hanya terkekeh pelan.

"Thesa ganti baju dulu ya" ucapku sambil berjalan ke kamar yang disusul Theo.

"The pinjem catatan Biologi ya" minta Theo.
"Iye" lalu aku masuk ke kamarku, cuci muka, mengganti baju, dan menuju ke kamar Theo untuk memberikan buku catatan Biologi.

"Nih" ucapku sambil memberikan buku catatan Biologi. Lalu Theo mengangguk dan menerimanya.

Aku sibuk memainkan ponselku, banyak chat masuk dari Sadie, Lauren, Will, Jaeden, Aidan, Noah. Kita sempat bertukar kontak saat dikantin tadi.

Tiba-tiba ada call masuk dari Lauren. Ia mengajak aku dan Sadie ke Starbucks dekat sekolah besok, katanya mau mengobrol banyak tentangku, lalu diriku mengiyakan saja.

"Theo" panggilku ke Theo yang sedang sibuk mencatat. Theo menatapku seperti tatap bertanya 'apa?'

"Besok kita berangkat sendiri aja mau ga?" tanyaku.

"Ayoo" balas Theo.
"Ijin Mama sama Papa boleh apa ngga" sambungnya. Aku mengangguk paham.

Kini aku dan keluargaku sedang makan malam di lantai bawah. Kita sibuk mengobrol dengan satu sama lain, paling heboh sih Theo sama Papa, kalo dijadiin satu udah berisik sama suara ketawanya mereka berdua.

"Theo Thesa" panggil Papa. Aku menatap Papa yang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu penting.
"Papa sama Mama mau balik ke Indo bulan depan" ucap Papa yang membuatku terkejut.
"Loh Pah"
"Maaf, kalian tinggal disini berdua, maaf mendadak, Papa sama Mama disana bakal cukup lama" balas Papaku. Aku sedikit kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Aku menatap Theo dengan tatapan sedih.
Theo mengelus rambutku pelan sambil menatap mengisyaratkan 'tidak apa apa'

Author POV

Thesa yang sedikit kesal kini kembali ke kamarnya terlebih dahulu, dengan langkahnya seperti orang marah.

Mamanya ingin mengikutinya tapi ditahan oleh Theo.
"Aku aja Ma" ucap Theo. Mamanya hanya mengangguk pasrah.

Theo memasuki kamar Thesa, yang kini pemiliknya sedang duduk dikasur sambil menutupi wajahnya, ia terlihat lesu dan lelah. Theo duduk disebelahnya sambil mengelus punggung Thesa.

"It's okay" ucap Theo yang sadar Thesa sedang menangis. Ia membawa Thesa ke dekapannya.

"Kenapa sih Mama sama Papa selalu sibuk sama kerjaannya??" ucap Thesa kecewa.
"Kita dulu pindah kesini juga gara-gara Papa Mama mau ngurus perusahaannya kan?" sambung Thesa yang masih menangis sesenggukan di dekapan Theo.

Theo hanya bisa diam sambil mengelus rambut panjang milik adiknya sekaligus kembarannya.

Walaupun mereka kembar, tetapi sifat Thesa dan Theo berbeda jauh, hanya beberapa yang sama. Theo anaknya lebih dewasa dibandingkan Thesa yang suka ceroboh seperti anak kecil, Thesa juga anaknya cengeng. Jarak sifat kedewasaan mereka berdua sangat jauh.

Theo kini menangkup pipi Thesa yang masih basah karena air mata.
"Gue disini nemenin lo The, gue sebagai abang lo bertanggung jawab buat jagain adeknya. Biarin Papa sama Mama sibuk sama pekerjaannya, mereka sibuk juga buat kita kan?" ucap Theo. Thesa hanya mengangguk.

"Sekarang tidur besok lo sekolah, jangan sampe kesiangan. Gue bakal bilang ke Papa kalo besok kita gausah dianter, oke?" ucap Theo dengan nada lembut menenangkan Thesa. Thesa hanya mengangguk sambil tersenyum.

Kemudian ia tidur, menarik selimutnya sampai setengah badan. Theo mengecup kening milik adiknya. Lalu meninggalkan keluar kamar.
"Good night , The" ucap Theo.
"Night too Theo" balas Thesa.

Author POV end

Theo Louis POV

"Thesa gimana?" tanya Mama khawatir saat aku keluar dari kamar Thesa.

"Gpp, mungkin kaget tadi, sekarang udah tidur. Mama tidur aja, udah malem juga" ucapku sambil mengelus bahu Mama.

"Yaudah Theo ke kamar dulu ya Ma" sambungku.

"Good night Theo" jawab Mama.
"Night too Mom"

Theo POV end

Terkadang Theo lebih perhatian daripada Mama dan Papa.







































Terkadang Theo lebih perhatian daripada Mama dan Papa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


My Mom

Elsie Partridge






Elsie Partridge

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


My Dad

Chris Partridge

Annoying | Aidan GallagherWhere stories live. Discover now