Theo mengangkat alisnya bingung. 'cewek aneh' pikirnya.

"Lo barusan sebut nama gua? Nama gua, Galenca" Caca menunjuk Theo dengan raut wajah shock.

Caca speechless, Theo mengetahui namanya. Setelah lebih dari satu tahun sekelas dengan Theo, Theo tidak pernah memanggil namanya.

Bahkan pernah caca mengajak ngobrol Theo dan tentu saja di kacangin oleh Theo. Bukan hanya di kacangin tapi juga di usir secara tidak hormat. Sakit hati kalau di ingat ingat.

Theo menghembuskan nafasnya dengan malas.

"Theo gua merasa bangga sama diri gue sendiri anjirr, lo tau nama gue darimana? Iya kan lo tau, gue kira Selama ini lo ga tau nama gue. Anjing lah harus gue kasih tau Kayla nih, seorang Theo tau nama gue".

"Sumpah Theo gue masih ga nyangka lo tau nama gue anjirr"

"Suatu kebanggaan lo tau nama gue"

"Gue kira Selama ini lo ga bisa ngomong anjirr"

" Di kelas, lo kayak orang bisu, malah muka lo nyeremin lagi anjirr"

" Gue aja ga berani sama lo"

Caca tidak menyadari sedari Theo menatapnya yang mengoceh tidak jelas sambil mengeluarkan umpatan umpatan yang tidak penting menurut laki laki itu.

Tanpa sadar Theo menyungging senyum sangat tipis, belum ada yang berani mengumpati dirinya secara langsung. Tapi caca, cewek ini yang notaben nya sebagai teman sekelas secara gamblang terus mengoceh dengan akhiran kata 'anjing atau anjir'.

Theo tau caca, teman sekelasnya yang terkenal sering berkata kasar dimana pun dan kapan pun. Sampai rasanya telinga Theo panas mendengar nama nama hewan kebun binatang yang cewek itu sebut.

"Diam Ca, dan berhenti ngabsen hewan di kebun binatang" ucap Theo dengan nada kesal.

"Tuhh kan, lo barusan ngomong lagi anjirr sama gua. Lo ga sakit kan Theo?"

Tanpa sadar tangan caca memegang dahi Theo untuk memastikan cowok di hadapan nya ini baik baik saja.

Theo hanya diam saat tangan caca memegang dahinya. Theo hanya tersenyum sangat tipis tanpa diketahui caca.

"Ga panas kok, sumpah lo hari ini udah ngomong sama gue 2 kali anj—"

Belum sempat caca menyelesaikan ucapannya. Tangan Theo sudah membekap mulut caca agar tidak melanjutkan ucapannya itu.

Theo memajukan badannya mendekati caca. Caca melototkan matanya kaget.

" Mulut lo ini kasar banget ya ca" bisik Theo di dekat telinga caca.

"Stop gunain kata kata kasar tadi" bisik Theo pelan.

Caca refleks melepaskan secara paksa tangan Theo dari mulutnya lalu menjauhkan badannya dari badan Theo.

"A-pa sih anjing, kok lo jadi sok deket banget sama gua? Lo siapa? Ga usah ngatur ngatur gua" Ucap caca gugup.

"Udah gue bilangkan jangan gunain kata kasar itu lagi, apalagi di depan gue" Ujar Theo dengan suara beratnya.

"Theo lo kenapa jadi aneh gini si?" Tanya caca dengan wajah bingung.

Sekarang Theo sudah berdiri dari kursinya, mendekati caca dan kedua tangan nya mengurung caca agar tidak bisa kabur.

" Theo lo gila ya anjing? Lo mau ngapain? Pergi, jauh jauh dari gue"

Caca mulai panik sekaligus takut dengan Theo, apalagi dengan kondisi perpustakaan yang sepi karena jam pelajaran masih berlangsung.

"Berhenti ngomong kasar, atau lo gue—"

" Lo pikir gue takut hah? Lo siapa anjir atur atur gue? Sok deket banget si" Ujar Caca dengan raut wajah kesal.

Theo mengepalkan tangannya pertanda cowok itu marah. Theo perlahan memajukan wajahnya ke telinga cewek itu dan berbisik pelan.

"Berhenti ngomong kasar, atau lo gua cium sekarang"

" Bangsat mesum banget lo anjing" teriak caca kesal.

Cup

Caca melotot kaget saat benda basah dan kenyal  itu mengenai pipi chubby nya yang putih dan mulus.

Dengan kasar caca menggosokan tangan ke pipinya. Cewek itu mendorong Theo dengan kasar, Theo hanya mengeluarkan smirk ' menarik' pikir Theo.

Caca dengan cepat berdiri dari kursinya menjauh dari Theo, cewek itu merasa kesal karena dengan seenaknya Theo mencium pipi nya.

"Theo bangsat, pipi gua jadi tercemar anjing"

Theo dengan santai kembali duduk di kursinya memperhatikan caca yang kesal setengah mati kepadanya hanya karena cowok itu mencium pipi nya.

"Bangsa—"

Dengan cepat Theo menarik tangan Caca membawa caca duduk di pangkuannya. Dengan santai Theo memangku caca di paha nya sambil menahan caca yang terus memberontak.

" Theo lepasin anjing" caca berteriak kesal ' Theo gila banget anjing' pikir caca.

"Lo keras kepala ya caa, mulai sekarang berhenti ngomong kasar dan kalau lo sampe ngelanggar...."

Theo menggantung ucapannya yang membuat cewek dipangkuannya ini penasaran setengah mati.

Theo mendekatkan bibirnya ke telinga Caca dan berbisik pelan

"Ada hukuman dari gue yang menanti"

Caca sudah merinding ketakutan daritadi. Ini seperti bukan Theo teman sekelasnya yang seperti kulkas berjalan. Theo sedikit, bukan sedikit tapi sangat menyeramkan. Caca takut.

"Paham?" Bisik Theo

Caca menganggukan kepalanya pelan, cewek itu sekarang takut untuk membantah perkataan Theo.

"Kalau lo masih ngomong kasar, gue ga akan cium lo di pipi, tapi di sini" lanjut Theo sambil menyentuh lembut bibir Caca secara sensual.

Caca mematung dengan posisi masih di atas pangkuan Theo.

Tbc
.
.
.
.
.

Vote comment!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Caca'sWhere stories live. Discover now