chapther 5 [cemburu]

58 13 1
                                    

Rere nampak kebingungan mencari sesuatu, gadis itu sedari tadi mondar mandir tidak jelas

"Re ngak pulang? "Sean memberentikan motornya sejenak

" Mau saya antar"
"Eh ngak usah aku lagi ada janji ngak usah repot repot" Dengan cepat Rere menolak tawaran Sean
"Yakin? " Tanya Sean menyakinkan
"Iyaa"

Sedari tadi pandangan Rere tidak lepas dari layar ponselnya
"Kamu di mana? "
"Kita jadikan pergi"
"Kamu sibuknya"
Pesan dari gadis itu belum juga di baca

"Pulang aja, si glen masih shoting malam mungkin pulangnya masa mau nunggu selama itu nggak mungkin kan" Celetuk Nadia
"Iyaa nak tenang Sean ngak bakal apa apain kamu kok " Sambung gerald

Rere mengenyurutkan bibirnya
"Bagaimana yaa "

"Tenang nanti aku bilang kalau kamu udah pulang"

"Iyaa " Rere mengangguk

"Ayo re" Ujar Sean yang sudah siap dengan motornya

Rere menaikkan kakinya namun tidak sengaja roknya tersingkap

"Re? Duduk biasa aja ya "bisik sean
"Kenapa? "
"Rok kamu tadi kesingkap , lain kali jangan pake rok terlalu pendek ya takutnya terjadi hal hal yg ngak ngak apalagi kamu cantik"
Bisik Sean lalu menancapkan motornya .

"Cantik? Dia ngeongombal? " Batin Rere

20 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan di depan rumah Rere , Sean ingin langsung pulang namun ibu Rere mencegahnya menawarkan untuk mampir mau tidak mau Sean mengiyakanya

Di meja makan sudah terlihat 3 orang sedang berbincang bincang di Sana terdapat dua orang wanita dan seorang pria

"Jadi kamu sepupunya Nadia ? "
"Apa alasan memutuskan menjadi bodyguard Rere?
"Nama kamu siapa? "
"Umur?
" Pekerjaan kamu sebelumnya apa? "Pertanyaan beruntung di tunjukan melinda membuat pemuda yang di tanya sedikit kebingungan

" Ibu, satu satu liat tu kak Sean kan jadi bingung mau jawab yang mana"tegur Rere pelan

"Iya iya, maaf ya nak"

Kelakuan ibu dan anak ini membuat Sean tersenyum sudah lama ia tidak merasakan kasih sayang seorang ibu sedari kecil orang tuanya sudah meninggal membuatnya terpaksa tinggal bersama paman dan tantenya

"Jangan minta maaf tante orang yang lebih tua ngak boleh minta maaf sama yang lebih muda"Ujar Sean membuat 2 wanita di depannya terkagum

" Sikapnya, menginggatkanku pada almarhum ayah Rere "batin Melinda

"Sean? Sikapnya sedewasa itu " Batin Rere

"Loh kok pada bengong "Sean melambai lambaikan tangganya

" Eh enggak kok hehehe"

Ting tong tinggi tong"suara bell pintu membuat makan malam mereka ternganggu

Sean ingin berdiri membukakan pintu namun langkahnya di cegah
"Biar tante aja "

Kini tersisa Sean dan Rere

"Kak? Aku mau nanya sesuatu"
Sean menaikan alisnya mengisyaratkan kata "apa? "

"Siapa itu viona? Trus apa hubungannya sama kamu dan Nadia sampai Leon punya dendam sama kamu".

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seorang pria sudah siap di depan pintu menunggu sang kekasih sambil membawakan setangkai bunga mawar
" Eh nak glen masuk"Melinda membukakan pintu mengisyaratkan untuk masuk
"Iya tante"

"Fiona ia.. "Belum selesai bicara seorang wanita memotong pembicaraan Sean
" Re ini ada glen"sentak melinda

"Glen? Dia kesini, sebentar bu"

"Kak lain kali aja ya "
Sean mengangguk
Perlahan pungung Rere menjauh

"Glen"ucap Rere dengan raut wajah sedikit bingung
"Kenapa? Apa kamu ngak mau aku datang "
"Bukan begitu"
"Terus? "
"Sudahlah"
Rere menggandeng tangan Glen menuntutnya ke meja makan di sana nampak Sean sudah mau beranjak pergi dari tempatnya

"Kak Sean mau kemana jangan dulu pulang tinggi sebentar"
"Kak? Sejak kapan kamu punya kaka" Tanya Glen dengan nada seperti ingin mengetrogasi

"Dia bukan kakaku"

"Brak" Glen mengebrak meja menimbulkan suara gaduh

"JANGAN BILANG DIA PACAR GELAP KAMu" Glen menaikkan nada bicaranya

"Saya bukan pacar Rere " Sean membuka suara mencoba meluruskan kesalahan pahaman

"DIAM KAMU" Glen mengeretakkan giginya saat ini emosinya memunjak melihat pria lain di rumah sang kekasih membuat kesabarannya habis tanpa basah basi Glen langsung mendaratkan satu pukulan

Sean hanya diam tanpa bereaksi ia menerima semua pukulan Glen tanpa membalas sekalipun

Rere mencoba memisahkan keduanya lebih tepatnya Glen namun tenaganya terlalu kecil untuk dua orang lelaki dewasa

"KALIAN SUDAH DEWASA JANGAN BERPIKIR SEPERTI ANAK ANAK" Ucap Rere penuh emosi kesabarannya habis

Glen menyudahi aktifitas nya
"Sorry re. Pikiranku kurang dewasa"Glen menunduk sendi

"Maaf re" Lirih Sean saat ini wajahnya penuh luka pukulan cairan merah keluar dari hidungnya

Rere terkejut sontak mencari Kota p3k untuk Mengobati luka Sean
"Glen tolong ambil kota p3k cepat" perintah Rere

Glen hanya berdehem dengan cepat ia mengambil kotak p3k memberikannya kepada Rere

"Ada apa ini, loh Sean muka kamu kenapa ? " Ujar melinda khawathir melihat wajah sean yang sudah babak belur sedari tadi ia di dapur dengan cepat ia mengambil segelas air putih
"Minum dulu nak" Sean meneguk segelas air itu

"Kalian bertengkar? " Tanya melinda dengan nada halus

"Eumm"Rere dan glen menatap satu sama lain

" Ngak ada apa apa kok tan Sean balik dulu ya udah malam soalnya"Sean beranjak pamit

"Biar tante antar ya" Tawar melinda

Melinda mengantarkan Sean sampai di depan pintu
" bisa bawa motor? "

"Bisa kok tante" Ucap Sean menyakinkan
"Tadi cukup parah loh glen mukulnya"
"Tante"
Sontak Sean terkejut bagaimana bisa melinda tau apa suara mereka terlalu besar,
Melinda hanya mengulas senyumnya
"Tante tau bagaimana sikap glen dia terlalu sayang sama Rere makanya gitu"

"Maksud tante ini bukan pertama kalinya"

"Iyaa nak"
"Yasudah tante tinggal dulu ya hati hati" Melinda menutup pintu

"Bukan pertama kalinya? Dia seposesif itu? " Batin Sean dengan cepat ia mengendarai motornya


"Bukan pertama kalinya? Dia seposesif itu? " Batin Sean dengan cepat ia mengendarai motornya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca semuanya see you






I love my bodyguard Where stories live. Discover now