20. Ingatan

3.3K 643 106
                                    

[Name] membuka matanya perlahan dan langsung melihat langit-langit.

"Aku tertidur? Jam berapa sekarang?"

Ia bangkit berdiri dan menguap. Lalu merasa heran karena dia ternyata berbaring di sofa.

"Yuuji memindahkanku? Bagaimana caranya? Aku berat."

Ia kemudian bangkit berdiri dan keluar ruangan, langsung menuju kamarnya.

Di sana [Name] ingin mandi dan melewati cermin full body miliknya, tapi dia melihat sesuatu yang membuatnya berhenti.

"Eh? Daun?"

Tangannya perlahan mengambil daun yang terselip di telinganya. Daun hijau kecil.

"Siapa yang menyelipkan? Bukankah di ruangan itu tidak ada daun?" bingung [Name].

Dia meletakkan daun itu ke meja belajar dan memutuskan untuk mandi, lalu langsung tidur agar bisa bangun pagi untuk latihan.

•••

"Aku tidak ingin latihan dengan yang lain. Aku takut. Tapi tak bisa terus terusan menghindar karena aku harus latihan untuk Acara Pertukaran yang sebulan lagi," racaunya dalam hati.

Ia berjalan guntai dan menutup resleting seragam musim panasnya. Waktu itu dia sempat membeli itu bersama Nobara. Untungnya sekarang musim panas, artinya dia tidak perlu memakai seragam warna putih barunya.

"Ohayo, minna!" sapa [Name] sambil menuruni tangga.

Semua orang langsung menoleh dan kaget.

Mereka tahu bahwa eksekusi [Name] dicabut, tapi tetap saja entah kenapa kaget.

"Ohayo, [Name]-chan! Aku merindukanmu!"

Nobara langsung berlari dan memeluk [Name] dari samping, padahal [Name] masih di tengah tangga.

"Aku merindukanmu juga, Kogisaki," balas [Name], namun wajahnya datar.

"Panggil saja aku Nobara, tak apa," ucap Nobara yang sudah melepas pelukannya.

"Eksekusi dicabut kemarin, ke mana saja kau kemarin?" garang Maki sambil mengacungkan senjatanya pada [Name].

"A-ah, aku kemarin pingsan dan harus istirahat sebentar di ruang perawatan," ucap [Name] yang lanjut menuruni tangga.

"Tetap saja kau harus menemui kami, bukan?" Nobara menggendeng tangan [Name].

"Itu... Aku takut kalian... membenciku," ragu [Name].

"Bodoh!"

"He?"

[Name] langsung menoleh pada Megumi yang duduk di samping kakinya.

"Kau pikir Gojo-sensei tidak akan cerita? Dia bercerita semuanya," ucap Megumi.

"Kami sangat khawatir, tahu, saat Gojo-sensei bilang bahwa kau akan dieksekusi mati," sahut Nobara.

"Ah, maaf membuat kalian khawatir. Padahal aku memang salah dan harus dihukum apapun alasannya," ucap [Name] sambil duduk di samping Megumi.

"Tapi kau melakukannya untuk membela diri, jika tidak kau yang akan mereka bunuh. Dan jika mereka membunuhmu, mungkin roh kutukan milikmu akan bergerak sendiri dan membunuh mereka semua. Takdir mereka akan tetap mati bagaimanapun jalannya. Jadi lebih baik kau tetap hidup," jelas Nobara.

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu