"Jangan keras keras, dia pake jaket itu itu mulu hahaha. "

"Gak boleh gitu, ayo masuk ke kelas "

Kirana masuk ke dalam kelas, semuanya menatapnya tajam, sorot mata kejengkelan, kemarahan.

"Kirana  bayar yang kas udah 5 × nunggak " Ujar bendara sadis

"Kalo gw gak bawa uang gimana? "

Brak ...

Meja kirana di dorong keras oleh wakil bendahara kelas. Akhirnya meja nya jatuh dengan suara nyaring.

"Heh dengar yah, anak buangan, lu bahkan belum bayar uang study tour kalo lu gak bayar, sekelas gak bisa ikut. Paham gak?sekarang bayar cepet! "

Kirana menatap tajam ke arah orang itu seakan akan ingin membunuhnya, tiba tiba ada 5 orang perempuan masuk ke kelas Kirana.

"Aduhh kelas sini mesti ribut mulu ada apa sih, uang?  Hadeh gak bilang, nih Lina gw bayarin tuh anak buangan " Kata seseorang menyodorkan kartu berwarna hitam kepada Lina sang bendahara kelas.

"Nah tuh makasih sama Flora udah baik hati cantik lagi mau bayarin lu, utang lu lunas jangan sampe nunggak lagi " Ujar Lina pergi dari tempat Kirana.

Kirana berdiri menatap Flora tajam dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya dia mengeluarkan uang berwarna merah 2 lembar dan di kasih ke tangan Flora.

"Sikap lu seakan-akan ngerendahin gw, seakan-akan lu punya harga diri lebih tinggi dari pada gw, padahal drajat kita sama. " Ujar Kirana

Kirana  pergi dari kelas tersebut. kerumunan - kerumunan banyak di Koridor, yang terdengar di telinga kirana. hanya seorang lelaki tampan, siswa baru yang masuk sekolah dan katanya lagi dia pemegang juara ke 3 dalam liga internasional.

"Zak  lu gak mau ikut lagi tuh lomba, lumayan tau, fens lu ternyata di sini banyak juga. " Ujar seorang kepada orang bernama Zaki Saputra

"Buat apa ikutan lagi, gw ikutan cuman gabut aja, eh tau taunya menang "

Duk

Kaki Zaki di tendang oleh seseorang dari belakang, dan itu kirana , kirana  mendengar percakapan mereka.

"Maaf sengaja, tapi yah jangan pernah lu bilang kalimat itu lagi. Sesuatu yang lu anggap mungkin gak berguna tapi sangat berguna di mata orang lain " Ujar Kirana

"Kenapa marah, nih pukul aja " Ucap Kirana  menunjuk pipinya tersebut kepada Zaki  sambil mengeluarkan semirknya yang mematikan tersebut.

Kirana pergi dari tempat tersebut dan meninggalkan mereka berdua yang di kerumunan para wanita.

"Hey Surya siapa orang tadi? berani sekali. "

Surya teman dari Zaki saputra, Surya pun menyeret Zaki  ke toilet pria.

"Hey diem, lu gak tau dia kan Kirana,  juara ke 5 ayo lah plase masa lu gak tau "

"Oh, kayaknya gw pernah dengar rumornya "

"Dia satu satunya siswa yang dapat biasiswa dan juga dia pernah berantem sama kakak kelas atau sekolah lain. Dia habis di skors 1 minggu kemarin, walau begitu gak ada yang tau dia tinggal dimana sama siapa."

"Trs lu cerita ke gw apa untungnya? "

"Dia di buly satu angkatan, bukan satu angkatan hampir satu sekolahan. "

...

Keesokan harinya kirana membolos sekolah di pembelajaran kedua untuk menjemput Ibunya ke rumah sakit untuk pulang ke rumah.

"Kirana kamu tidak sekolah hari ini, jangan  sering membolos, itu tidak baik "

"Hanya untuk hari ini waktu kirana untuk lbu aja " Ujar Kirana tersenyum ke lbunya.

"Jangan tersenyum kirana , kamu terus saja menipu Ibu dengan senyum palsumu itu, Ibu tidak butuh, tersenyumlah saat kau benar benar bahagia "

"Tapi Kirana sangat bahagia, karena Ibu di sisi Kirana  "

Sesampainya di rumah yang kecil tersebut tapi di tingali oleh dua orang saja Kirana dan Diana.

"Kirana ... Ibu tidak tau harus Ibu apakan uang sebanyak ini, bahkan uang yang kamu berikan dulu masih Ibu simpan utuh. Ambillah belilah apa yang harus kamu beli. "

Kirana  duduk bersila di depan Ibunya yang duduk di kasur. Dia memegang tangan ibunya erat.

"Belilah sesuatu yang Ibu suka, beli apa pun itu habiskan, kirana pengen Ibu senyum  itu hasil kerja keras kirana selama ini, makasih udah ngerawat kirana. Uang yang Kirana berikan tidak cukup membalas kasih sayang Ibu ke Kirana "

Diana tersenyum. Meskipun dia sudah terbilang cukup tua dan juga sakit sakitan tapi dia tidak pernah menganggap Kirana salah satu beban hidupnya.

Mohon untuk kritik sarannya, jangan pelit berkomentar. Nantikan part selanjutnya.

Hmph [Tahap Revisi ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu