"QUEEN!!" teriak dari luar.

Alea yang tengah memperhatikan cakaran sandi di atas meja langsung menoleh menemukan Abang Abang Queen.

Mereka bertiga berhenti di kamar Queen, sembari terperangah melihat segala obat obatan, kaca yang pecah dan jangan lupa ada Alea yang juga menatap mereka.

"Gue yang buka pintu, dan Queen udah gak ada. Ini yang gue temuin." Alea menunjuk banyak kertas kertas di atas meja.

Brayen menatap penuh dendam ke arah Alea, kalau bukan karna Alea ini semua tidak terjadi.

"Gue minta ijin buat jelasin semuanya," mohon Alea.

Brayen, Brian dan Niel berusaha meredam amarah mereka dan memutuskan untuk menghadapai dengan kepala dingin.

Alea menjelaskan semuanya, kepada Abang Abang Queen sekaligus ia mengaku bahwa dia juga bersalah.

"Gue minta maaf," ucap Alea

"Percuma udah terlamabat!" Sarkas Niel kesal

"Brian telpon semua buat datang sini, kita pecahin teka teki ini," suruh Brayen melihat lihat angka angka cakaran milik Queen.

Brian mulai menelpon satu persatu temannya, tak butuh waktu lama, mereka semua sampai tepat jam setengah 7 malam di rumah Queen.

"Hai everyone, gue Gerald siap jadi pahlawan buat kalian yang membutuhkan gue," sapa Gerald

"Apa yang bisa kita bantu?" Tanya Deon.

"Sandi ini," Brayen menunjuk sandi sebagian.

Deon menerima sandi tersebut, lalu memperhatikan nya. "Ada yang salah dari sandi ini," ucap Deon.

"4 hari lagi, ini maksudnya apa?" Niel menunjukkan notes yang tertempel di dinding.

"Kalian tau Queen di mana?" Tanya Jihan

Mereka menggeleng tidak tau.

Jihan membuka ponselnya lalu berusaha melacak keberadaan Queen melalui cincin Queen.

"Di dekat kita!" Ucap Jihan

"Maksud Lo?"

Jihan berjalan ke dapur, di sana terdapat meja Bar, yang di atasnya ada amplop kecil serta cincin, dan juga segala barang pelacak keberadaan yang mereka taruh diam diam di dekat Queen, semuanya itu Queen tinggalkan di atas meja.

Mereka mengikuti Jihan ke dapur. Jihan mengambil amplop tersebut lalu memberikannya pada Brayen. "Gue bukan cenayang tapi dimana pun Queen berada dia gak baik baik ajah."

Brayen membuka amplop tersebut, untuk membaca isinya.

-Jika Queen mati setelah berusaha semampu Queen, Queen gak akan menyesal kematian Queen-

Gak usah cari Queen, Queen ada di tempat dimana seharusnya Queen ada. Love you brother..


Brayen merosot ke lantai, sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia salah besar sekarang!. Dia orang yang meminta Queen untuk tetap ada di sampingnya, dia juga orang yang berjanji untuk tidak pernah membiarkan untuk kedua kalinya kehilangan Queen lagi, namun lihatlah sekarang, bagai kata kata itu hanya angin lalu

I'M Queen Where stories live. Discover now