𝟐𝟒 ║ 𝐁𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐒𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢 '𝐊𝐚𝐧?

677 123 26
                                    

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』𝔅𝔢𝔩𝔲𝔪 𝔖𝔢𝔩𝔢𝔰𝔞𝔦 '𝔎𝔞𝔫?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』
𝔅𝔢𝔩𝔲𝔪 𝔖𝔢𝔩𝔢𝔰𝔞𝔦 '𝔎𝔞𝔫?

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 & 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚!♥

———

『𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨'𝐬 𝐏𝐨𝐢𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐕𝐢𝐞𝐰』

Aku tertawa kecil sambil menjatuhkan fokusku pada Jaehyun yang tengah memasak makan malam bersama Jisung di dapurku, mereka tengah bertengkar kecil sebab Jaehyun terus menggoda adikku yang tengah memasak pasta. Mereka masih bertengkar kecil, Jaehyun terlalu gemas melihat Jisung yang tengah mengerucutkan bibirnya sehingga pipi adikku itu mengembang seperti bola ubi.

"Bang, ih! Adek gak bisa masak kalau abang terus godain adek," seru Jisung mengomel, laki-laki bertubuh tinggi itu menatap sengit Jaehyun yang tidak tahan melihat wajah menggemaskan Jisung sehingga Ia menyubit pipi Jisung yang kini meringis kesakitan. "Bang Jaeee! Sakit tahu!" setelah mendengar Jisung kembali mengomel, Jaehyun pun bergegas untuk kabur lalu menghampiriku yang tengah duduk di salah satu kursi kitchen bar.

"Kamu serius gak mau makan?" Jaehyun mengecup puncak kepalaku sebelum bertanya, Ia kini duduk di sampingku dan menghadap pada aku yang menatapnya. Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban, masih merasa penuh setelah memakan pizza yang dikirim oleh Ravi sore tadi.

"Aku masih kenyang, Je."

"Semalem bobonya gimana? Masih gelisah nggak?" aku terdiam sebentar, pertanyaan itu membuatku kembali kepada malam-malam setelah kepergian bunda yang kini sudah bahagia di surga.

Tiga hari lamanya aku tidak bisa tidur dengan tenang, meski Jisung tidur bersamaku dan terus menjagaku bahkan adikku itu kerap memeluki tubuhku yang menggigil dan berkeringat akibat kegelisahan yang terus memenuhi malamku. Aku rasanya ingin meminta maaf pada Jisung karena sudah mengganggu tidurnya, adikku itu sampai begadang karena aku tidak bisa tidur dengan tenang.

"Masih, aku belum bisa tidur tenang."

"Semalem kakak sampe nggak bisa napas, sesak dadanya karena terlalu gelisah," aku membulatkan kedua mataku saat mendengar kalimat yang baru saja adikku lontarkan itu, aku sudah katakan pada Jisung untuk tidak memberitahu hal itu pada Jaehyun karena aku tidak ingin membuat kekasihku itu khawatir denganku.

Jaehyun langsung menoleh ke arahku, menatapku dengan wajah khawatirnya. Aku pasrah, Ia pasti akan memarahiku sebab aku tidak jujur padanya. "Kenapa gak bilang aku?" Ia berucap sambil meraih kedua tanganku dan menggenggamnya, aku menggelengkan kepalaku sambil memberikan wajah tenang agar Ia tidak tahu kalau aku hanya mengelak.

"Nggak, kata siapa sampe sesek? Adek bohong tuh!"

"Kakak yang bohong, orang semalem adek sampe panik," Jisung berkata sambil meletakan dua piring pasta ke atas meja kitchen bar. Kini Jaehyun menolehkan kepalanya pada Jisung, menatap adikku yang tinggi itu.

BERANJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang