Chapter 10: Rahasia masa lalu

Start from the beginning
                                    

"Cepat." Felix langsung menggendong Minjae yang berdiri tak bergeming memandang Daegang yang basah kuyup dibelakang pria itu.

"Paman." Minjae melengkungkan bibirnya dengan air mata yang berlinangan. Ia mengulurkan tangannya untuk menggapai Daegang yang kini bertemu tatap dengannya ketika Felix berlalu untuk membawa Minjae pindah ke apartementnya.

Daegang melihat ketakutan dari sepasang obsidian Minjae. Pria itu paham bahwa Minjae khawatir dan takut dengan pertengkaran yang tidak pernah ia lihat.

"Jangan mengalihkan pembicaraan." Renjun menarik Daegang dan memaksa pria itu untuk fokus pada keduanya.

"Jangan menyentuhku, jika tidak ingin kehilangan tangan dan menjadi menantu dari keluarga kaya yang cacat." Daegang menyentak tangan Renjun dan beralih memandang Taeyong. "Dan apa yang kau katakan tadi? Sopan santun? Apa dia tidak memberitahumu tentang bagaimana aku bersikap? Aku pernah mengatakan padanya bahwa aku akan memperlakukan orang seperti sampah jika dia juga memperlakukan ku sebagai sampah. Bukankah ini adalah kenyataan yang semua orang terapkan dalam kehidupan? Benarkan Tuan Pengkhianat?"

Taeyong langsung mencengkram kerah pakaian Daegang dan memandangnya penuh benci.

"Apa yang kau ketahui? APA YANG KAU KETAHUI SIALAN?! KAU BAHKAN TIDAK TAU APAPUN! BERANINYA KAU MENYEBUTKU PENGKHIANAT?"

"Aku tauu, aku tau semuanyaa." Daegang mendorong Taeyong dengan kasar. "Kau pikir aku tidak tau?"

"Bagaimana kau bisa tau?" Taeyong tersenyum mengejek meskipun kedua tangannya bergetar. Hal yang membuatnya gemetar adalah ketika melihat Daegang. Daegang yang sangat persis dengan Jaemin. Taeyong seperti berhadapan dengan Jaemin tapi dalam pribadi yang lain.

"Kenapa kau ingin tau?"

"Kenapa kau suka sekali membalik pertanyaan?! Aku membencimu Han Daegang!"Renjun menyela. Daegang mengembuskan nafas panjang dan bersandar di pintu.

"Aku jauh membencimu Lee Renjun. Andai aku bisa membunuhmu, maka aku sudah pasti akan membunuhmu. Ahh tidak, mungkin aku akan membunuh keluargamu." Daegang melirik ke arah Taeyong yang terlihat menahan diri untuk tidak gemetar. "Semuanya."

"Enyah dari hadapanku dan urus saja kehidupan kalian sendiri." Daegang mendorong Renjun agar menjauh dari apartementnya hingga pria itu terjatuh. "Ups, aku sengaja." Daegang langsung mengubah raut meledeknya menjadi dingin ketika Renjun jatuh terduduk di lantai.

"Jika aku jadi Na Jaemin hari itu, aku sudah pasti akan menendang perutmu yang berisi bocah nakal itu." Daegang tertawa. Ia mendekati Renjun dan menarik helaian rambut pria manis itu dengan kasar dan Renjun memekik kesakitan. Taeyong yang akan mendekat pun berhenti ketika Daegang memberi isyarat untuk berhenti dengan tangannya.

"Ketika semua orang menyalahkan suamimu, ibu mertuamu, dan keluargamu. Aku lebih membenci kalian semua. Semua ini tidak akan terjadi jika kau tidak jatuh cinta pada Lee Jeno, dan juga andai Lee Jeno tidak pernah membalas perasaanmu. Dan Aku membenci kalian berdua hingga rasanya ingin menyiksa anak kecil yang menjadi alasan kalian berdua bersama. Mungkin memang benar semua ini di awali oleh ibu mertuamu yang gila keturunan itu, tapi semuanya tidak akan menjadi serumit ini andai kalian berdua tidak saling mencintai."Daegang langsung melepas cengkramannya pada surai rambut pria manis itu dengan kasar.

"Dan kau pengkhianat. Ini pertama kalinya kita bertemu, ku harap pada kali kedua kau masih dalam keadaan waras." Daegang menepuk bahu Taeyong dan akan masuk kedalam apartement. Namun sebelum itu, ia berhenti dan menoleh kebelakang. Tepat ke arah Taeyong yang masih memandangnya dengan sorot kosong.

OUR HEARTWhere stories live. Discover now