Chapter 18

553 80 14
                                    

Musim dingin yang terasa amat sangat dingin. Jiwon sudah mulai terbiasa dengan kesendiriannya.

Hari ini ada beberapa tentara Amerika yang sedang berkunjung kebaraknya. Untuk menjaga hubungan kekerabatan.

Seorang tentara mendekat dan menyapanya dengan senyum ramah.

"Hi" sapanya

"Oh hai" balas Jiwon

"Bolehkah aku duduk disini?" Tanyanya

"Tentu saja" jawab Jiwon yang sedikit bergeser memberi ruang

"Kamu letnan Jiwon kan?"

"Ya dan kamu?" Tanyanya balik

"Letnan Joshua, panggil saja Jo"

"Aaa aku ingat, kita pernah bertugas bersama" ingat Jiwon

Mereka mengobrol dengan seru, kepribadian Letnan Joshua sungguh membuat Jiwon nyaman hingga ia bisa tertawa bersama.

Pertemuan mereka tidak sampai disitu, kadang mereka membuat janji untuk sekedar bertemu disebuah kafe.

Sepertinya Jiwon mulai menemukan teman baru.

~●~


Pertemuan hari itu membuat Letnan Jiwon dan Letnan Joshua menjadi lebih dekat.

"Tidak lama lagi masa tugasku akan berakhir. Aku akan kembali ke Korea Selatan, dan kau?" Ucap Jiwon

"Aku masih akan bertugas disini." Jawab Joshua

"Arghhh, setelah kau pergi semua akan kembali seperti sebelumnya. Atau bahkan akan lebih membosankan" lanjut Joshua

"Kau terlalu berlebihan" sela Jiwon

"Sebelum kau pergi, bisakah kita makan malam bersama?" Tawar Joshua

"Hmm~" ucap Jiwon seakan berpikir

"Tentu saja, besok malam aku ada waktu senggang" lanjut Jiwon

"Baiklah, aku akan menjemputmu di barak" ucapnya yang diangguki Jiwon.

~●~

Malam ini Jiwon dengan pakaian casual-nya dan Joshua dengan kemejanya, sedikit terlihat lebih rapi.

"Jiwon, ada yang ingin kukatakan" ucapnya

"Katakan saja" jawab Jiwon setelah selesai dengan makannya

"Aku menyukaimu"

"Aku juga menyukaimu, kau teman yang baik dan juga seru" sela Jiwon

"Bukan itu, tapi." Ucap Joshua terjeda

Kini Jiwon sudah beralih menatap kedua mata Joshua menanti kata keluar

"Aku mencintaimu, bisakah kita menjadi sepasang kekasih?" Pintanya

Tentu saja hal itu membuat Jiwon kaget, ia bingung harus menjawab bagaimana. Bisa saja dengan mudah ia menjawab "tidak" tapi ia harus memikirkan cara lembut untuk menolaknya. Ia takut menyakiti hati Joshua.

Shall we?Where stories live. Discover now