"Harus yah?"

"Harus dong!"

Queen menarik napasnya dalam dalam, kenapa hidupnya begitu tersiksa sembari melihat kisah percintaan labil sahabat sendiri?

Alea mendorong belakang Queen, "Good luck Queen!"

Queen melangkah menghampiri Ray, "Ehem!"

Ray mendongak, "Queen?, Kok lu disini?"

Queen duduk di depan Ray, "Ada yang mau gue omongin."

"Apa?" Tanya Ray.

"Gue punya sahabat namanya Lea, anak nya baik. Dia suka sama--"

"Sebelum lu ngomong, gue mau bicara segala yang gue Pendem selama ini!" Potong Ray tiba tiba.

"Ha?"

"Lo tau kan?, Gue Ray musuh lu. Orang yang dulu paling lu benci, apalagi semua kesalahan ayah gue ke lu."

"Ray."

"Dengan begitu banyak hal yang gue dan ayah gue buat, dan buat lu tersiksa selama ini. Seharusnya siapa pun akan benci dengan orang seperti gue dan ayah gue, tapi lu beda Queen," ujar Ray tulus.

"Dengan apa yang kita buat, Lo masih tetap ajah mau tolong gue. Biarpun lu anggap gue musuh, dan gue anggap perbuatan Lo itu adalah strategis untuk hancurin mental gue. Tapi gue sadar, apa yang Lo maksud dari semua itu, lu mau agar gue gak ngerasain yang namanya menyesal."

"Yah penyesalan datang diakhir. Lo udah kehilangan dan mendapatkan kasih sayang dari ibu angkat lu itu, tapi tanpa ada rasa kemanusiaan sedikitpun ayah gue bunuh ibu lu." Ray menjeda kalimatnya. "Dan ketika Lo udah kehilangan wanita yang Lo anggap pahlawan itu, lu baru tau kalau lo bukan dari kandungan pahlawan Lo."

"Gue sadar kisah gue memang gak mulus dan mungkin sangat keras. Tapi gue sadar ada kisah yang lebih menyedihkan, yaitu kisah seorang Queen."

Queen dan Alea melongo. Alea dibelakang seperti di sambar petir, kenyataan yang seharusnya tak ia dengar, sekarang tengah ia telan mentah mentah.

"Tu-tunggu Ray, gue--"

"Dan karna Lo, alasan gue masih bertahan." Ray menunjuk tepat di mata Queen.

"Trimakasih buat semuanya, makasih atas kehadiran Lo. Malaikat tanpa sayap, yang ada di samping gue saat seluruh dunia menolak gue."

"Seandainya gue gak lihat senyum Lo di persimpangan itu, mungkin rasa ini gak akan pernah tumbuh!. Dan gue juga mungkin gak akan ada di sini."

Queen semakin dibuat terkejut oleh Ray.

"Cewe yang gue suka, tapi ayah gue benci sama cewe itu. Lo masih ingat kan cerita itu?"

"Lo mau tau kan cewe itu yang mana?"

"Dia ada di depan gue sekarang!"

"Ra-ray gue gak ngerti apa yang Lo maksud. Gue datang kesini atas permintaan temen gue, yang su--"

Ray berdiri sembari memukul meja, "Dasar bego!"

I'M Queen Where stories live. Discover now