Kepastian

10 1 0
                                    

Aku tidak mengerti. Setsuna semakin aneh saja.

Apa aku harus berpikir positif kalau koneksi internetnya semakin memburuk?

ah. Entahlah.

______________________________________

One day later

"Hei, Setsuna."

"Ya?"

Ini saatnya. Aku mendeklarasikannya.

"Duel lagi bersamaku! di sini! sekarang juga!" tegasku.

Matanya terbelalak.

"Ada apa? tiba-tiba mengajakku duel disini.."

"Dari kemarin kau bersikap aneh. Aku hanya ingin memastikan kondisi fisik dan mentalmu saja."

Sesaat, ia menunduk. Rambutnya menutupi kedua matanya.

"Kau sudah tahu, ya... Baiklah. Aku terima. Tapi karena levelmu sudah lebih tinggi lagi maka tidak masalah kan ji--"

Bugh.

Tanpa harus mendengarkan sampai ia selesai bicara, aku langsung meninju dagunya hingga terlempar ke atas. Lidahnya juga tergigit.

"Tidak usah banyak alasan! kenapa kau mendadak lemah!? kemana hilangnya tenaga dan semangatmu, HAH!?!?" teriakku mencoba mendorongnya.

Aku berlari menyerangnya. Tanpa satupun senjata yang kupakai.

"Dengan ini... Kau bisa dengan mudah memukulku, kan!?"

Tahunya, dia hanya menggunakan tendangan. Jelas bisa kuhindari.

Hingga tiba aku memukulnya lagi,

Sudah kuduga dia akan mengandalkan Infra-Gravity.

Akurasiku mulai menurun.

Dia menembakku tepat di perut dengan pistol hingga aku terbanting di tanah. Pelurunya sempat meledak. Apa mungkin.... BomBullet!? Peluru langka!

"Uwaaaaah!!"

Beruntung saja aku berhasil melompat mundur sebelum ia menancapkan tongkatnya ke arahku.

Tapi sama seperti duel pertama kami waktu itu.

Dia menghilang lagi dari hadapanku. Aku benar-benar marah dan mengeluarkan seluruh amarah besarku.

"HOOOOOI, SETSUNAAAA!! UNTUK APA KAU BERSEMBUNYI, HAH!? APA YANG SEBENARNYA TERJADI PADAMU, HAH!?!?!?"

Aura dari belakang... Leherku dicekik. Pertanyaanku hanya satu. Mengapa dia bisa mengangkatku dengan mudahnya?

"Tidak. Aku tidak bersembunyi. Memang ada kekuatan seperti itu. Kau juga bisa menggunak-- Uhukkk Uhhukkkk!!"

Kedua tangannya yang tadi dipakai untuk mencekik leherku kali ini hilang tenaga. Tapi aku tidak peduli pada kondisinya sekarang dan tetap meneruskan bertarung.

Dengan sebuah ide cemerlang, aku menariknya terbang keatas. Sepertinya SkyWar seperti ini menyenangkan.

"Kau bilang.... Tidak masalah jika aku menendangmu dengan keras, kan??"

Begitulah. Sekarang aku tidak punya kekhawatiran apapun untuk melukai Setsuna. Meski dia cewek pun dia mengaku kalau tubuhnya cukup kuat untuk menahan sakit.

Aku mengayunkan tendangan dari atas. Targetku kepalanya.

Bagus. Dia menghindarinya hanya dengan mendongak. Tajam sekali. Sama seperti yang pernah kulakukan sebelumnya, ia menangkap kakiku dan memperberat gravitasi.

Berarti, kalau gravitasi kecil awalannya Infra, kalau besar... Ultra-Gravity!! cerdas!

Sebelum aku terjatuh ke tanah karena pengaruh gravitasi yang begitu tajam ini, ada kesempatan!

Membalikkan posisiku dan Setsuna. Dengan begini, aku menang sudah dengan posisi mengunci semua pergerakannya.

"Raiden-......San....... Cukup...... Aku sudah...... tidak kuat lagi.....!!"

Aku sedikit kasihan melihat kondisinya sekarang ini. Kedua matanya terpejam menahan sakit. Nafasnya agak tersengal-sengal. Awalnya aku mencoba tidak peduli, tapi, setelah mendengar suara "ngik" pada nafas tersengalnya itu, aku langsung membuka option dan menghentikan duel.

Apa aku menang?

______________________________________

Setelah duel berakhir, kami duduk di sebuah bangku panjang untuk healing.

"Maaf, Setsuna. Aku terbawa suasana. Tadi aku hanya bermaksud untuk membakar semangatmu." pintaku maaf.

"Tidak apa-apa. Terima Kasih."

"Ba-baiklah... sekarang.... K-kau.... Healing disini saja ya." ajakku memalingkan wajah merahku sambil menepuk lengan kiriku.

Dia menurut.

Aku mencoba cari topik lain.

"Oh iya Setsuna."

"Ya?"

"...... Aku kemarin mendengar suara berisik waktu quest. Dari tangga alumunium."

"Apa benar begitu?"

"Ya... Dan kau tahu? aku secara iseng-iseng saja ke Neyra si NPC itu untuk berpacaran, lalu, dia malah setuju! aneh bukan??" candaku.

Entah mengapa, tiba-tiba Setsuna terjatuh dari kursi ke tanah, nafasnya kembali cepat, keringatnya keluar banyak sambil memegangi dadanya, menahan sakit.

Di saat yang bersamaan, dia juga membuka menu dengan jari cekatannya, dan Log-Out.

"Tunggu, Setsuna!!!

Terlambat.

Apa yang harus kulakukan!?!?

______________________________________

G's word

Sepertinya bakal dimulai countdown Setsuna masuk kuburan gak nih? becanda.

Next.

Forever Soulmate [Setsuna Yuki x Male Reader]Where stories live. Discover now